Bag 13 - Finding

132 37 1
                                    

AUTHOR POV

Selasa, 17 Oktober 2023.

Didik terpaksa berbelanja di minimarket dimana sebelumnya ia sempat bertemu orang bernama Budiono dan langsung menghadap interogasi. Warung langganan tempat ia biasa berbelanja sudah benar-benar dibongkar untuk proyek pelebaran jalan. Tidak hanya warung itu saja, beberapa bangunan toko bahkan rumah yang terkena proyek itu terpaksa dibongkar pula. Cukup sedih untuk mereka yang rumahnya di sisi utara jalan. Halaman depan rumah mereka harus terpangkas cukup banyak.

Ia jarang berbelanja di minimarket. Maka dari itu ia hanya mondar-mandir mencari makanan ringan yang dibutuhkannya. Padahal sebenarnya ia ingin beli kopi instan, mie instan, semua perlengkapan mandi, dan pisau cukur. Rupanya Didik menurut pesan Ari di mimpinya.

Kalau saja pertemuannya dengan Ari kemarin adalah nyata.

"Ada yang perlu dibantu?"

Didik menoleh dan kembali berjumpa dengan Budiono yang sedang berdiri di balik meja kasir.

"Oh, halo Budi."

"Duh, sudah dibilang mending panggil aku Bono malah lupa. Nah, kau mau beli apa?"

Usai menemukan semua barang yang dibutuhkan, Didik dengan sabar menunggu kasir untuk mengecek harga barang yang dipilihnya.

"Semuanya lima puluh dua ribu delapan ratus."

Didik mengeluarkan semua uang dalam saku celananya dan menyadari sesuatu. "Waduh, aku kurang sepuluh ribuan. Boleh utang sebentar nggak?"

"Ini bukan warung biasa yang menerima bon. Kurangi saja salah satu barang yang kau beli," timpal Bono.

"Kira-kira kalau uangku empat puluh ribu, barang mana yang harus dikembalikan biar total yang dibayar bisa pas empat puluh juga?"

"Mungkin... kopi dan mie instan bisa kau kembalikan."

"Ah, tapi aku mau beli mie untuk makan hari ini." Didik tampak gusar.

Bono mulai heran. "Memang biasanya kau itu makan apa aja di rumah?"

"Nasi, mie rebus campur sayur, dan kerupuk."

"Nah, kalau gitu kurangi makan mie. Itu tidak sehat."

"Tapi itu bakal tidak enak kalau makan sayur rebus tanpa mi."

"Lah, sayur kan bisa diolah jadi sayur tumis, sayur pecel, atau sa—"

"Masalahnya aku tidak pandai masak."

Bono semakin tidak mengerti. "Di rumah kau tinggal sama siapa?"

"Sendiri. Siapa lagi keluargaku yang tersisa sekarang, mereka saja sudah mati dan sebagian diantaranya paling tidak ingin ketemu lagi?"

Hening. Bono tidak menyadari hal itu. Bahkan teman dekatnya tidak pernah cerita sama sekali. "Ya sudah, aku potong saja harga barang yang kalau beli."

"Benarkah, Mas kasir? Aku bisa pulang sebentar dan kembali kesini."

"Duh, aku bukan tukang kasir—walaupun ayahku punya minimarket ini. Itu tidak perlu. Aku bisa bantu menutupi kekurangan kau dengan uangku sendiri. Berikan uang yang kau punya itu!"

Didi menyerahkan semua uang yang dibawanya. Ia hanya ingin mendapat barang yang diinginkannya.

Keluar dari minimarket, Didik kembali dicegat oleh Bono.

"Omong-omong, habis ini kau mau kemana?" tanya Bono.

Didik menyisir rambutnya dengan tangan. "Ingin merapikan rambut."

Didi(k) Everything is RegretfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang