SATYO POV
"Apa yang kau lihat, Satyo?"
Aku nyaris kejang sebelum akhirnya melihat Jefri menatap diriku heran. Ia sedang memungut bungkus gado-gado yang sudah menjadi sampah.
"Oh, sudah selesai makan ya?" ucapku gagap. "Ini mau ambil... sampah." Aku pun tersenyum singkat.
Jefri mengangguk, lantas menengadah tangan kanannya di depanku. Dia mau minta apa dariku?
"Kenapa diam? Ambil sampah itu dong!" ujarnya.
Aku terkekeh pelan dan tanganku mengambil bungkus gado-gado yang sempat aku baca tulisannya. Kini sampah itu sudah di tangan Jefri. Dan tanpa basa-basi Jefri segera pergi dan membuang semua sampah ke dalam tempat sampah di dekat pintu kamar. Saat itu juga aku mendesah berat. Padahal aku belum selesai membaca isi kertas bungkusan itu.
Sampai tengah malam, aku tidak bisa tidur. Entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa takut hanya untuk memejamkan mata sebentar. Jefri dan Rudi sudah tidur lebih dulu. Jangan tanya dulu dimana Andre sekarang. Perlahan aku bangkit dari tempat tidur tingkat bawah dan mengendap ke arah tempat sampah. Berusaha menghindari suara berisik, aku memasukkan tangan mencari bungkusan yang aku baca tadi. Pada pengambilan pertama, isinya hanya iklan lowongan pekerjaan sesuai yang dibaca Jefri tadi. Kuulangi untuk pengambilan kedua, ternyata berupa berita dalam bahasa Jepang. Dan di pengambilan ketiga barulah aku menemukan yang kucari.
Selesai membereskan tempat sampah yang sempat aku bongkar, aku kembali ke tempat tidur dan mulai membacanya. Meskipun kertas yang kutemukan sudah bernoda sisa makanan, aku tak peduli. Ini memuat berita yang terjadi hampir tiga tahun silam. Kasus Wijaya, sang dukun pembunuh korban kutukan maut.
Aku lebih tertarik pada salah satu topik mengenai saksi mata kunci, seorang pemuda yang justru mengaku sebagai pelaku pembunuhan di tengah hutan bersama tersangka, Wijaya. Menurut berita, hasil penyelidikan polisi dari sampel sidik jari memang ditemukan tanda milik si pemuda. Itu berarti pemuda itu sempat memegang senjata yang membunuh korban inisial PY. Namun pada persidangan, dari kesaksian tersangka menyebut saksi kunci hanya berusaha melawan korban sebelum akhirnya senjata yang dipakai pemuda itu beralih pada tersangka. Untuk selanjutnya si tersangka langsung menghabisi korban dengan senjata dari pemuda itu. Hakim lebih mempercayai tutur kata dari tersangka, padahal saksi kunci berusaha mengaku kepada seisi penghuni ruang sidang bahwa dialah pembunuh PY. Tetapi hakim memutuskan tetap membebaskan saksi kunci dan diberi ganjaran berupa bimbingan kejiwaan. Alhasil hanya tersangka yang dihukum mati karena pembunuhan berencana dengan korban yang sudah terlampau banyak selama sekian tahun.
Sayangnya semua orang tidak sepenuhnya tahu apa yang terjadi usai sidang tersebut. Saksi kunci yang masih berusia muda harus hadapi cemoohan warga setempat. Tidak hanya menyuarakan kebencian pada tersangka, melainkan menuntut agar saksi kunci ikut masuk penjara setidaknya minimal lima belas tahun. Hakim tetap menutup telinganya sehingga pemuda itu dibebaskan. Hal itu memicu kemarahan warga hingga menyeret ayah dan ibu si pemuda. Mereka seolah "mengusir" si pemuda dari wilayah kuasa mereka. Pemuda itu tak bisa berbuat banyak. Dia harus merasakan trauma yang amat dalam dan terpaksa menjauh dari warga yang membenci dirinya. Pun berdampak besar pada tahun pertamanya sebagai mahasiswa. Jiwanya pasti terguncang akibat masa lalu yang tak menyenangkan itu.
Aku merasa, kisah yang dialami pemuda yang menjadi saksi kunci pada berita di kertas bungkusan gado-gado, benar-benar persis seperti yang aku alami. Karena aku memang mengalami hal itu di masa lalu.
Perasaan mendung dalam diriku mendadak teralih setelah pintu kamar kembali terbuka. Kertas yang aku baca segera disembunyikan.
"Oh, Satyo. Not going to sleep?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Didi(k) Everything is Regretful
Terror[TAMAT] Genre Cerita : Horor - Pembunuhan, Spiritual, Persahabatan Melupakan masa lalu tidak semudah mengingat rencana masa depan. Rasa sakit yang dialami di masa lalu tidak akan sama dengan rasa penyesalan di masa depan. Satyo, dengan segala upaya...