Part 18 (Marah)

3.4K 261 3
                                    

"Anak-anak sebelum kita mulai pelajaran, ibu akan memperkenalkan teman baru kalian" Ucap guru lalu menoleh ke pintu kelas.

"Silakan masuk" Lanjut guru tersebut. Orang itu pun masuk dan berdiri di samping guru.

"Juned" Ucap Rosé terkejut.

"Sayang" Ucap laki-laki itu menatap Rosé dengan senang.

"Ciee Rosé" Goda teman sekelasnya.

"Sudah-sudah, silakan perkenalan diri kamu" Ucap guru.

"Nama saya Koo Junhoe, tapi panggil aja june jangan panggil sayang karena sayangnya june cuma buat Kwon Chaeyoung seorang" Ucap June menatap Rosé lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Ciee Rosé" Goda teman sekelasnya lagi

June adalah sahabat Lisa sekaligus musuh Rosé. Gadis berambut blonde itu sangat membenci June karena laki-laki itu selalu menggangu dirinya.

Mereka sudah saling kenal sejak sekolah dasar. June sering sekali main kerumah gadis Kwon itu, untuk main sama Lisa juga menggoda Rosé. Makanya Rosé benci sekali dengan nya.

"Najis banget! Gue sayang sama lu!" Ucap Rosé marah.

"Chaeyoung-ssi bahasa mu" Tegur guru.

"Maaf Bu Taeyeon" Ucap Rosé sambil menunduk takut.

"Baiklah June, silakan kamu duduk di bangku yang kosong itu. Dibelakang Rosé" Titah Taeyong.

"Iya Bu, terimakasih" Ucap June lalu melangkah menuju bangkunya. Langkah June terhenti ketika berada di dekat meja Rosé. June sedikit membungkuk, mendekati bibirnya ke telinga Rosé.

"Hai sayang" Bisik June.

"Enyah lo!" Kesal Rosé mendorong June. Untung saja laki-laki itu tidak jatuh, hanya mundur beberapa langkah.

June terkekeh lalu mengusak pucuk kepala Rosé setelah itu beranjak ke bangkunya lalu duduk.

"Bangsat June!" Umpat Rosé.

"Nona Kwon silakan kamu keluar dari kelas saya" Ucap Taeyong tegas.

Rosé bangkit dari duduknya, menoleh ke June dengan tatapan tajam. Lalu keluar dari kelas dengan umpatan untuk June di dalam hatinya.

________

"Cape banget"

Jisoo sedang berada di lapangan basket, gadis itu akan latihan basket untuk mewakili fakultas nya. Tentu saja Jisoo berada disini karena ditarik paksa oleh Nayeon. Kalo gak di paksa Jisoo pun tidak akan melakukannya.

Nayeon memutar bola matanya malas.
"Lemah banget si lu, baru juga lima menit pemanasan. Belom latihan beneran nya" Ejek Nayeon.

"Makanya kata gue juga jangan daftarin gue jadi perwakilan, gue tuh lemah sama beginian" Ucap Jisoo mendramatisir.

"Tar gue tinggal bilang kak Irene kalo lo gak mau ikut tanding basket" Ancam Nayeon.

Sebenernya Jisoo bisa ikut latihan buat tanding basket karena diancam oleh Irene. Kakak tertuanya itu mengancam akan mengambil ponsel, menarik semua fasilitas dan membakar PlayStation miliknya. Tentu saja Jisoo tidak mau semua itu terjadi, dengan sangat terpaksa akhirnya Jisoo pun ikut latihan basket.

"Tukang ngadu lo" Jisoo menatap kesal Nayeon.

"Biarin aja, lagian pas SMA kan lu jago banget main basket walaupun lu gak tinggi-tinggi. Sekarang kenapa disuruh main basket kaya disuruh loncat dari gedung, susah banget" Heran Nayeon.

"Kaya lo tinggi aja, Lo sama Juwi juga tinggian Juwi. Gak usah belagu deh!" Kesal Jisoo.

"Lo juga ya hantu! Lo sama adek lo tinggian adek lo!"

My Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang