Part 53 (Rosé)

2.9K 268 10
                                    

"Rosé, apa-apaan si lo!" Seulgi menarik  Rosé.

Awalnya Seulgi ingin mengajak Rosé makan malam, bagaimanapun juga mereka harus tetap melanjutkan hidup mereka yang sangat berat ini.

Saat masuk kedalam, Seulgi melihat Rosé ingin melompat dari balkon. Gadis bermata sipit itu langsung berlari dan menarik gadis blonde itu, menggagalkan rencananya yang ingin melompat ke bawah.

"Lepasin gue kak! Gue mau nyusul Lisa!" Rosé berontak.

"Jangan gila! Udah cukup kita kehilangan Lisa! Jangan lo ikutan pergi juga!" Bentak Seulgi. Gadis bermata sipit itu tidak mengerti jalan pikiran adiknya itu.

"Gue gak bisa sendirian disini kak. Gue dateng ke dunia ini bareng Lisa. Jadi kalo Lisa pergi gue juga harus pergi" Lirih Rosé.

"Ada apa sih? Kenapa kalian berisik banget?" Tanya Irene yang baru datang dengan wajah datarnya dan mata sembab habis nangis.

"Ade lo mau bunuh diri" Beritahu Seulgi.

Bola Irene membulat, terkejut mendengar ucapan Seulgi.

Gadis cantik itu langsung melangkah menghampiri Seulgi dan Rosé yang masih berada di balkon dengan wajah yang datar.

"Maksud lo apa mau bunuh diri?! Lo mau ninggalin kita juga kaya Lisa!" Marah Irene. Gadis itu sedang dalam kondisi masih berduka. Irene masih belum merelakan kepergian Lisa jadi dia gampang terpancing amarahnya.

"Gue dateng ke dunia ini bareng Lisa! Kalo Lisa pergi gue juga harus ikut pergi bareng dia!" Ucap Rosé dengan nada tinggi.

"Lo pikir dengan lo bunuh diri kaya gitu, Lo bakalan ketemu sama Lisa?! Gak akan! Lisa gak akan mau ketemu sama lo disana! Dia bakalan marah kalo lo mengakhiri hidup lo gitu aja Kwon Chaeyoung!" Marah Irene dengan nada yang lebih tinggi dari Rosé.

"Gue gak peduli! Pokoknya gue harus nyusul Lisa!" Rosé berontak dari pegangan Seulgi. Gadis itu tetap bertekad ingin mengakhiri hidupnya. Rosé ingin menyusul Lisa yang sudah pergi terlebih dahulu.

"Chaeyoung sadar! Lisa gak suka kalo lo kaya gini! Dia akan sedih diatas sana!" Bentak Seulgi sambil memeluk erat Rosé.

"Gue gak sanggup hidup tanpa Lisa. Dia kembaran gue, separuh nyawa gue. Kalo dia pergi, sama aja separuh nyawa gue juga pergi. Gue gak bisa ngelanjutin hidup gue lagi" Rosé meneteskan air matanya. Gadis blonde itu sudah tidak bisa membendung air matanya lagi.

Sungguh sesak dadanya, gadis blonde itu tidak bisa berpisah dengan Lisa. Walaupun kadang suka bertengkar, Rosé tetap tidak bisa berjauhan dari Lisa.

Hidupnya benar-benar sangat hancur setelah Lisa pergi. Dia tidak sanggup berpisah dengan kembarannya itu. Dia benar-benar sangat bergantung pada kembaran nya itu.

"Gue ngerti Rosé, kalian gak pernah pisah dari kecil. Kalian selalu bareng-bareng. Tapi mau gimana lagi, takdir memutuskan untuk kalian berpisah. Kita gak bisa berbuat apa-apa. Bukan cuma lo doang yang ngerasa kehilangan Lisa, kita semua juga sama. Kita bisa ngerasain apa yang lo rasain, tapi gak gini juga Rosé. Bagaimanapun kita harus tetap ngelanjutin hidup kita. Kita harus berusaha membiasakan diri tanpa Lisa. Kita harus berusaha, membiasakan diri tinggal berdelapan mulai sekarang" Ucap Irene dengan lembut. Gadis itu mengerti betapa hancurnya Rosé setelah ditinggal untuk selama-lamanya sama kembarannya itu. Irene juga merasakan hal yang sama dengan Rosé.

"Gue gak bisa kak, hidup gue tanpa Lisa sama aja kaya gue gak hidup. Gue gak sanggup kak" Lirih Rosé. Air mata yang keluar semakin deras.

"Gue yakin lo bisa Rosé, gue yakin kita bisa. Ayo kita sama-sama membiasakan semua ini, kita harus membiasakan hidup tanpa keberadaan Lisa di dekat kita. Kalo kita kangen, kita bisa datengin ke makamnya. Anggap aja Lisa pisah rumah sama kita" Ucap Seulgi.

My Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang