"gak akan tau"
Seulgi dan Wendy bertatapan, mendengar gumaman pelan dari Rosé yang masih bisa mereka dengar.
"Kenapa si ade lu Wen? Tadi nangis, abis itu mukanya berubah marah, terus sekarang senyum. Gue jadi takut deh" Ucap Seulgi bergidik ngeri.
Seulgi dan Wendy sedang menunggu Rosé sadar. Setelah disuruh keluar oleh dokter dari kamar rawat Lisa, Rosé tiba-tiba pingsang. Mereka berdua pun akhirnya menunggu Rosé siuman, sementara yang lain masih berada di depan kamar rawat Lisa.
"Ade gue ade lo juga kali, kita kan saudara kembar!" Sewot Wendy.
"Muka si Rosé berubah marah lagi tuh" Beritahu Seulgi menunjuk wajah Rosé yang berubah marah.
"Kesana"
"Rosé Rosé Rosé"
Seulgi dan Wendy akhirnya mencoba membangunkan Rosé, menggoyang-goyangkan tubuh gadis blonde itu pelan.
"Biarin gue nyusul Lisa"
"Bye semua"
"Lisa gue datang"
"Rosé bangun Rosé" Kedua saudara kembar itu pun jadi panik mendengar perkataan Rosé.
"Rosé!" Teriak Seulgi dan Wendy.
Rosé tersadar setelah kedua kakaknya itu berteriak memanggil namanya.
"Rosé" Seulgi dan Wendy memeluk Rosé.
"Lo kenapa nangis, apa yang lo mimpiin?" Tanya Wendy.
"Lisa mana kak, Lisa mana? Gue mau ketemu Lisa?" Tanya Rosé.
Seulgi dan Wendy melepas pelukannya, beralih menatap Rosé.
"Lisa masih di tangani dokter" Jawab Seulgi.
"Gue mau ketemu Lisa"
Rosé turun dari brankar lalu berlari keluar ruang rawat tersebut menuju ruang rawat Lisa. Seulgi dan Wendy pun ikut berlari menyusul adiknya itu.
_______
"eomma appa, Lisa mohon jangan suruh Lisa kembali. Lisa gak mau berpisah lagi sama kalian" Lisa semakin mempererat pelukannya ke ibunya.
"Sayang jangan kaya gitu dong, kamu belum waktunya disini. Kamu harus kembali" Jiyong mencoba memberi pengertian kepada anaknya sambil mengusap lembut surai cokelat anaknya itu.
Sandara melepaskan pelukannya, lalu menatap lekat mata Lisa.
"Yang diucapkan appa mu benar sayang. Kamu belum waktunya ada disini, kamu harus kembali. Lagi pula kamu tidak pernah berpisah dengan appa dan eomma, karena kami selalu berada disini" Sandara menunjuk dada Lisa sambil tersenyum manis."Tapi aku mau disini aja sama eomma dan appa, gak mau pulang" Rengek Lisa memeluk kembali sang ibu dengan sangat erat.
"Sayang jika kamu memilih disini, siapa yang menjaga saudara-saudara mu disana? Kesian mereka gak ada yang jagain kalo kamu berada disini sayang" Ucap Jiyong dengan lembut.
Lisa menoleh kearah Jiyoung.
"Kan ada bodyguard, appa lupa kita orang kaya. Kita kan punya banyak bodyguard" Dengan air matanya yang masih mengalir, Lisa berucap sombong."Appa sangat bangga dengan kesombongan kamu nak" Ucap Jiyong sambil terus membelai rambut sang anak.
Gadis berponi itu terkekeh, Sandara hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Lisa.
Sandara melepas pelukannya. Menatap sang anak dengan penuh cinta.
"Tapi kamu harus tetap pulang sayang. Kesian saudara-saudara kamu, pasti mereka sedih. Apalagi Chaeyoung hari ini ulang tahun kalian berdua kan? Kalo kamu tidak mau kembali Chaeyoung akan merayakan ulang tahunnya sendiri. Dia akan sedih"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister (END)
RandomKisah keseharian kesembilan gadis bersaudara menghadapi rintangan hidup. (Kata-kata kasar)