Part 25 (Amarah Lisa)

4.1K 311 8
                                    

Pukul 22.00 KST, Irene dan Lisa baru sampai di rumah sakit. Kedua gadis tersebut baru selesai dari urusannya masing-masing.

Klek~

Irene dan Lisa masuk kedalam kamar rawat Jisoo. Mereka melihat saudara-saudaranya sudah tertidur pulas.

Di kamar rawat Jisoo ada dua sofa bed dan satu kasur. Disana juga terdapat tv 40 inci, kulkas dan dapur mini. Memang sangat mewah fasilitas di kamar rawat VVIP ini.

Seulgi dan Wendy tidur di sofa bed pertama, Jennie dan Joy tidur di sofa bed yang kedua. Sementara Rosé dan Yeri tidur di kasur.

Lisa menatap Irene
"Siap-siap sakit leher kak" Ucapnya sambil tertawa kecil, Irene pun ikut tertawa.

Irene dan Lisa beranjak menuju kursi dekat brankar Jisoo, hanya itu satu-satunya tempat yang tersisa untuk mereka tidur.

Irene dan Lisa membaringkan kepalanya di atas brankar Jisoo dengan tangan mereka sebagai ganjalannya. Irene di sisi kanan brankar sementara Lisa di sis kiri brankar.

Tak lama setelah itu keduanya  memasuki alam mimpi masing-masing. Jujur mereka berdua sangat lelah jadi mudah untuk tertidur walaupun keadaan sedikit tidak nyaman.

_______

"Awh~" Ringis Irene dan Lisa saat mereka tersadar dari tidur nya. Tangan mereka berdua keram karena menjadi ganjalan untuk kepala mereka semalaman. Leher dan badan mereka juga sakit karena posisi tidur mereka yang duduk.

"Gimana kak leher?" Tanya Lisa sambil terkekeh.

"Seperti yang lu rasain" Jawab Irene ikut terkekeh.

Mereka beranjak bangun lalu merenggang ototnya yang terasa kaku.

"Kak gue beli makanan dulu, kakak bangunin mereka aja" Irene mengangguk, Lisa beranjak ke kantin membeli makanan untuk saudara-saudaranya.

_______

Setelah makan Irene memutuskan menyuruh adik-adiknya sekolah dan kuliah. Irene tidak mau adik-adiknya ketinggalan pelajaran.

Akhirnya setelah perdebatan panjang, adiknya menyetujui perintah Irene. Ketujuh adiknya pulang ke rumah, untuk bersiap-siap sekolah dan kuliah. Kebetulan yang kuliah dapat jadwal kelas pagi semuanya.

Sementara Irene tetap di rumah sakit untuk menjaga Jisoo karena tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan Irene.

Irene duduk di kursi, meraih tangan Jisoo yang di infus lalu menatap wajah cantik adiknya itu.

"Ji bangun, gue kangen sama keanehan lu Ji"

"Kenapa lo bisa gak fokus begitu si Ji?"

"Diantara kita, lu kan yang paling fokus kalo nyetir. Lu gak pernah ke ganggu sama sekali dengan apapun itu. Kenapa lo salah masuk jalur? Kenapa lo masuk di jalur yang berlawanan?"

Irene menghela nafas panjang, sungguh hatinya sangat sakit melihat adiknya terbaring tidak berdaya seperti ini.

"Jisoo lo kok nangis" Irene terkejut melihat sudut mata Jisoo mengeluarkan air mata, Irene langsung menyeka air mata adiknya itu.

"Kenapa lo nangis Ji?"

"Apa yang membuat lo sedih?"

Irene menghela nafas panjang lagi, sangat sesak rasanya melihat Jisoo seperti ini.

"Nanti setelah lu sadar lo cerita ya sama gue alasan lu kaya gini"

"Gue janji gak akan marah apapun alasannya"

Irene menaruh perlahan tangan Jisoo yang di infus itu lalu beranjak mengecup kening Jisoo.

_______

"Gimana keadaan Jisoo?" Tanya Nayeon.

My Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang