[32. Required to choose]

26.6K 2.9K 611
                                    

Sudah siap dengan part kali ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah siap dengan part kali ini?

Sebelum lanjut baca, tidak bosan aku mengingatkan kalian untuk klik bintang terlebih dahulu.

Berikan komentar di setiap paragraf.

Spam love di sini 🖤

Satu bulan yang lalu, semuanya masih baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu bulan yang lalu, semuanya masih baik-baik saja. Bahkan, masih Eza ingat bagaimana ia dan Fransiska merayakan anniversarry pernikahan mereka yang pertama, bersama Eve juga. Saat itu, Eza merasa dia adalah orang yang paling bahagia, memiliki dua perempuan yang menyempurnakan hidupnya. Namun, kenyataan pahit menimpanya sekarang. Dia ..., wanita yang Eza kira akan selalu berjalan dengannya ternyata memilih arah lain untuk mencari kebahagiaannya sendiri.

'Aku selalu berdoa agar kita bahagia. Akan tetapi, aku lupa menyisipkan kata 'bersama' di dalamnya.'

Eza mengusap kedua matanya yang kembali terasa perih namun, tentu tak jauh lebih perih dari hatinya. Mengambil langkah tegar memasuki ruang keluarga yang sudah diisi Catrin, Erfian, Fransiska, dan Ellena adalah yang saat ini Eza lakukan.

"Silakan kamu pergi, tapi jangan harap bisa membawa anak dan cucu saya!" suara tegas Erfian menyambut kedatangan Eza. Ayah satu anak tersebut memilih tetap berjalan lurus menuju sofa, lalu duduk di sana dengan wajah tanpa ekspresi.

"Mas, kalau Eza-nya mau, kenapa harus dilarang? Anak kamu udah dewasa, biarin dia menentukan jalan hidupnya sendiri. Kamu harus sadar, kalau Eza sama Eve butuh Siska!" suara Catrin menentang.

Fransiska memejamkan matanya lelah. Niatnya hanya ingin berpamitan namun, nyatanya tidak semudah itu, dan dia sudah memperkirakannya.

Belum sempat Erfian membalas namun, suara kekehan Ellena membuat semua perhatian teralih padanya. "Gak usah terlalu dimanjain, Ma. Sebagian orang biasanya makin ngelunjak kalau ngerasa dia sangat dibutuhkan," sarkasnya.

The Perfect Young Papa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang