(DIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!!)
=Proklisi Series=
'Being perfect for something less than perfect'
🕸️🕸️🕸️
Ketidaksengajaan membawa Eza Evander Wiraguna pada garis takdir yang tak pernah dirinya inginkan.
Menjadi seorang suami dan ayah di usia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gumush banget:'
Pejuang happy end mana nih? Coba spam love sini. xixi.
Sebelum baca kayak biasa ya, vote dulu. Jangan lupa spam komen di setiap paragraf🖤
Ada sedikit klarifikasi nanti tentang umur Baby Eve yang sebenarnya. Jangan lupa dibaca dipaling bawah ya, biar kalian faham;)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah hari terakhir Fransiska di rawat di rumah sakit. Ia dan bayinya akan dipulangkan sore ini juga sebab kondisi perempuan itu sudah jauh lebih baik, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
Karena Eza sedang ada urusan di kampus, jadi Ellena dan Catrin lah yang menemani Fransiska. Mereka terlihat asyik mengobrol dengan Baby Eve yang tengah digendong oleh Mama-nya.
"Gumush banget, sih. Cepet gede ya, Cantik. Nanti onti ajarin balap mobil." celetukan Ellena mendapat sentilan kecil dari Catrin. "Biar keren, Ma. Udah cakep banget ini, tinggal dikasih bumbu-bumbu biar damage-nya perfect," celoteh gadis itu lagi.
For you informations, di hari Fransiska melahirkan, semua orang melupakan Ellena. Dalam artian, tidak ada yang ingat untuk memberitahu gadis itu, alhasil malam harinya dia datang sendiri ke rumah sakit atas informasi yang ia dapatkan dari para pekerja di rumah. Point pentingnya, Ellena mengamuk.
"Nanti kalian mau beli rumah sendiri atau tetap di rumah Papa-nya Eza?" tanya Catrin.
Fransiska mengedigkan bahunya. "Siska ikut Eza aja, Ma. Dia katanya sekarang lagi pelajarin perusahan Papa Erfian, mungkin mau berhenti jadi DJ. Kalau soal tinggal dimana, aku rasa sih tetap stay di rumah Papa, soalnya Eza mikirin Elle juga kan, Ma," jelasnya. Dari perbincangan mereka terakhir kali tentang tempat tinggal, Eza memang sempat mengeluh tidak sanggup meninggalkan Ellena tinggal sendirian di rumah Erfian. Dan Fransiska faham akan hal itu, tidak ada yang perlu dipermasalahkan juga.