[19. A heartwarming vibe]

30.3K 3.2K 200
                                    

Team EzaSiska absen dulu coba!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Team EzaSiska absen dulu coba!

Jangan lupa tekan bintang sebelum baca.

Spam komen buat next part!

Alasan utama kenapa Eza tak memutuskan untuk pindah dari rumah Papa-nya adalah Ellena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alasan utama kenapa Eza tak memutuskan untuk pindah dari rumah Papa-nya adalah Ellena. Ia merasa kasihan kalau adiknya tersebut ditinggalkan seorang diri di rumah besar milik Erfian. Hanya ditemani para pekerja yang tentunya akan segan bercengkrama dengan gadis itu. Beruntung Fransiska tak merasa keberatan sama sekali, apalagi menuntut untuk tinggal di tempat tinggal baru.

Tidak seperti pagi-pagi biasanya, hari ini Fransiska sibuk bergelut di dapur. Entah apa yang dilakukannya. Semakin ke sini Fransiska jadi makin aktif. Terkadang membuat Eza was-was sebab kehamilan wanita itu yang sudah akan memasuki bulan ke enam. Rasanya Eza sudah tidak sabar menantikan buah hatinya terlahir ke dunia.

"Tembem!" ledek Eza sambil memencet kedua pipi Fransiska.

"Ledekin aja terus istrinya," kesal Fransiska sambil menjauhkan tangan Eza dari pipinya. Ia lalu berjalan menuju oven dan mengeluarkan loyang dari sana. Rupanya sejak tadi Fransiska sibuk membuat brownies cokelat.

"Tapi, aku serius deh, Ka. Kamu makin cantik." Eza tak bohong. Dengan tubuh yang lebih berisi, Fransiska semakin terlihat menarik. Wajahnya menggemaskan, tidak ada jelek-jeleknya sama sekali.

"Ka, bawa brownies-nya sini! Makannya sambil duduk di sini. Aku mau ngajakin baby-nya ngobrol." Eza menepuk kursi pantry di sampingnya.

Setelah menyajikan brownies hasil kerja kerasnya ke sebuah piring, Fransiska pun berjalan hendak menghampiri keberadaan Eza. Namun, belum sampai tujuan kakinya berhenti mendadak dengan mulut sedikit terbuka.

Eza panik melihat istrinya, ia lantas menghampiri dan menanyakan keadaan Fransiska. "Kamu gak papa?"

"Za ..., Eza, dia nendang." kedua mata Fransiska berkaca-kaca mengatakan hal barusan. Ini adalah tendangan pertama yang diberikan anaknya. Rasanya masih aneh. Ia membayangkan bagaimana di dalam perutnya benar-benar ada seorang malaikat kecil yang bersemayam. Ya Tuhan, kenapa rasanya mengharukan sekali?

The Perfect Young Papa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang