[45. Just come back]

22.8K 2.5K 494
                                    

Maaaf banget karena baru bisa update huhuu:'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaaf banget karena baru bisa update huhuu:'

Jangan lupa spam komen buat part kali ini ya gais, maaf udah bikin kalian nunggu:)

Happy reading!

Malam sudah semakin larut, akan tetapi laki-laki yang tengah mengobrol santai bersama kedua orangtuanya di ruangan tengah belum juga menunjukkan tanda-tanda akan pamit pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam sudah semakin larut, akan tetapi laki-laki yang tengah mengobrol santai bersama kedua orangtuanya di ruangan tengah belum juga menunjukkan tanda-tanda akan pamit pulang.

Fransiska mendesah kecil, sejak tadi pikirannya risau. Ia senang karena bisa melepas rindu dengan Eza dan putri kecilnya namun, keadaan sekarang tidak lagi sama seperti dulu. Ada banyak hal yang membebani dan ia takuti.

Lilitan erat di lehernya menarik Fransiska dari lamunan. Ia tersenyum getir sambil mengulurkan tangan untuk memeluk tubuh mungil Evellyin. Gadis kecil itu tertidur di dalam kamarnya setelah puas bermain gadget.

Entah kapan terakhir kalinya Fransiska merasakan sedamai ini. Hanya dengan melihat wajah pulas Evellyin sudah sangat menenangkan hatinya. Putri kecilnya ini masih sama seperti dulu, masih menjadi sumber kebahagiaan yang Fransiska punya.

Meski begitu, Fransiska sakit ketika menyadari bahwa dirinya sudah melewatkan banyak hal selama pertumbuhan Evellyin.

Fransiska tidak tahu kata apa yang pertama kali Evellyin ucapkan ketika dia mulai pandai berbicara. Bukan pula ia yang memapah putrinya ketika masih tertatih dalam melangkah. Fransiska tidak tahu apakah ia pantas disebut seorang ibu, sedangkan di sisi lain dia sudah meninggalkan seluruh tanggungjawabnya.

"Maafin Mama ya, Sayang. Mama udah gagal jadi Mama yang baik buat Eve. Mama gak bisa nemenin Eve. Tapi, Eve harus seneng karena Eve punya Papa yang hebat."

Eza Evander Wiraguna. Fransiska tidak tahu terbuat dari apa hati laki-laki itu sebenarnya. Tidak ada yang sempurna di dunia ini namun, Eza sudah membuktikan kalau dia adalah salah satu ciptaan terbaik yang ada di dalam semesta. Dan Fransiska bersyukur, karena laki-laki itu adalah ayah kandung dari putri kecilnya.

The Perfect Young Papa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang