Selesai dari perjuangannya untuk mendapatkan gelar sebagai sarjana manajemen bisnis, Eza disambut hangat oleh para sahabat juga anggota geng Proklisi. Ucapan demi ucapan selamat laki-laki itu dapatkan atas pencapaiannya.
"Selamat atas gelarnya, CEO Wiraguna Corp." Rhea memberikan selamat sekaligus meledek Eza yang kini telah ditetapkan sebagai CEO Wiraguna Corp.
Eza terkekeh, menyambut tangan Rhea yang terulur padanya. "Selamat juga buat gelarnya, Bu Dokter." keduanya sama-sama tertawa kemudian.
Tidak hanya Eza dan Rhea, seorang Leo Adisaka pun telah usai menjalani pendidikannya di sekolah penerbangan. Kini, laki-laki itu sudah resmi bekerja di salah satu maskapai penerbangan yang ada di Indonesia.
Arvelo, Randi, Gilang, dan Asep juga sudah mendapatkan gelar sarjana yang masing-masing telah mereka perjuangkan. Tinggal Arvela yang masuk kuliah agak belakangan disebabkan perempuan itu lebih memilih fokus pada karier-nya dulu.
Emilly dan Shena? Mereka juga sibuk bergelut dengan jurusan masing-masing. Kemungkinan tahun depan sudah menyusul kakak-kakaknya wisuda.
"Pokoknya tahun depan nama kita semua harus udah ada buntutnya!" seruan penuh semangat itu keluar dari mulut seorang Gilang Anugrah.
"Gak tahun depan juga kali. Kan gue belom!" Arvela balas berseru.
"Targetin tahun depan makanya, La. Otak lo gak bego-bego banget. Yang serius kuliahnya." Arvelo menasehati. Memang benar, kalau Shena dan Emilly saja menargetkan wisuda tahun depan, kenapa Arvela tidak? Toh, mereka masuk kuliah di tahun yang sama.
Arvela memicingkan matanya. Kembarannya itu bukan tipe yang ambis namun, Arvelo tak pernah main-main jika itu soal pendidikan.
"Santai aja kali. Marga Gadriana dan Albert lebih menjamin masa depan kok," ujar Arvela. Tidak ada yang membantah karena hal itu benar adanya. Arvelo sendiri hanya mampu menggeleng-geleng kecil, tidak lupa memberikan sedikit sentilan di pelipis Arvela.
"Kita gak jadi booking cafe karena keramean. Tapi, gue udah pesenin makanan sama minuman buat kalian semua. Gue minta tolong anggota Podilato buat bantuin ambilin pesenannya ke depan." Eza memberikan perintah yang langsung disahuti dengan kata 'siap!' oleh anggota Podilato yang mana sekarang berada di bawah kepemimpinan seorang Kevano Andrea.
Sepuluh menit kemudian semuanya sudah menikmati makanan juga minuman yang sudah dibelikan oleh Eza. Jangan pikirkan bagaimana laki-laki itu bisa begitu ikhlas mengeluarkan uang tidak sedikit untuk mentraktir ratusan anggota Proklisi. Sebenarnya, Randi dan yang lain ingin ikut membayar namun, Eza menolak dan menyuruh mereka membuat acara sendiri. Silakan bayangkan sendiri serusuh apa mereka saat berebut ingin membayar traktiran untuk anggota Proklisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Young Papa (SUDAH TERBIT)
Romance(DIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!!) =Proklisi Series= 'Being perfect for something less than perfect' 🕸️🕸️🕸️ Ketidaksengajaan membawa Eza Evander Wiraguna pada garis takdir yang tak pernah dirinya inginkan. Menjadi seorang suami dan ayah di usia...