Yang Paling Paham

4 0 0
                                    

Pelajaran olahraga untuk kelas Resta sudah dimulai, siswa telah melakukan beberapa pemanasan. Setelahnya siswa berlatih untuk serve dan passing karena penilaian olahraga minggu depan adalah serve dan passing. Natly yang sejak tadi di ajarin oleh Hadi juga belum mampu melakukan serve maupun passing. Siswa yang tak bisa akan meminta bantuan yang bisa untuk melatihnya. Tentu saja anggota tim voli di kelasnya yang akan di serbu untuk berlatih.

Hadi, Nizar dan Halim kewalahan untuk mengajari mereka sementara guru pergi entah kemana. Natly memasang wajah cemberut sejak tadi karena Hadi di tarik untuk mengajari Friska.

"Res, lo beneran nggak bisa? Lo kan udah masuk tim voli?" Tanya Natly. Sementara yang ditanya hanya menghembus nafas berat.

"Gue masuk tim voli bukan untuk jadi pemainnya tapi cuma bantuin di luar lapangan. Dan gue jarang ikut latihan cuma ikut pemanasan aja", jawab Resta dan Natly terlihat kecewa  sekarang mereka harus memikirkan bagaimana bisa belajar dua teknik voli itu.

"Lo nya aja yang males latihan, gue aja bukan pemain bisa kok" kata Halim yang lewat di hadapan mereka sambil mengapit bola di tangannya. Membuat Resta sedikit kesal.

Ia tak mau menanggapi karena ia sudah jengah dengan sikap Halim yang terlihat tidak suka dengannya.

"Res, lo butuh bantuan?" Tanya seseorang. Bukan hanya Resta yang menoleh tapi juga dua orang disana menoleh.

"Sini gue ajarin" katanya.

"Kalian nggak ada pelajaran emangnya?" Tanya Natly penasaran mengapa dua makhluk itu berkeliaran di saat jam pelajaran.

"Abis selesai ulangan, tinggal nunggu yang lain selesai aja terus nyocokin ulangannya". Sahut Yoga dan di balas anggukan oleh Yuda.

Yoga mengambil bola di tangan Natly dan mulai mendekat. Mereka mulai mengajari teknik yang biasa mereka lakukan saat latihan. Hadi yang melihat kedekatan Natly dan Yoga sedikit kesal.
Mereka berlatih bersama sambil bersendau gurau. Tadinya Halim senang karena Resta tak punya orang yang mengajarinya tandanya nilai prakteknya akan buruk tapi ternyata justru muncul Yuda. Membuatnya kesal.

Yuda tidak hanya mengajari bagaimana cara serve tapi juga bagaimana cara passing atas maupun bawah. "Tangan lo jangan gitu, jangan kaku lenturin aja. Terus gini nih posisinya biar gak sakit" instruksi Yuda. Sementara itu Resta masih kebingungan melihat tangan Yuda dan mencoba mengikuti tapi kesulitan.

"Aduh ... Sini, nih gini" ucap Yuda sambil mendekati Resta dan meraih tangannya mengatur posisi tangan yang benar, menyatukan kedua tangan dan mensejajarkan kedua ibu jari.

"Tangan lo kecil banget sih, jadi pengen gue kantongin" ucapnya sambil tersenyum.
Resta menarik tangannya, "enak aja tangan lo aja yang gede kaya tutup panci" katanya kesal dan Yuda hanya tertawa. Ia kembali meraih tangan Resta dan mengatur posisinya lagi.

"Nanti kalau ada bola ikutin arahnya terus posisi bola usahain jatoh di antara jempol atau di tangan sebelah sini, jadi ntar ini nyatu kalau misal ada bola datang." Katanya sambil memegang tangan Resta di bagian bawah dekat pergelangan tangan dan menunjuk titik mana saja biasanya bola itu akan jatuh dan seharusnya diterima dengan baik.

Tiba-tiba bola datang mengejutkan keduanya. Seseorang datang menghampiri mereka dengan tatapan tajam pada Yuda.

"Nggak sengaja" ucapnya sambil mengambil bola di dekat Resta. Keduanya tak begitu memperdulikannya dan lanjut kegiatan saling oper bola. Hingga muncul lagi bola datang mengganggu mereka. Kali ini orang yang berbeda.
Kejadian itu terus berulang kali terjadi membuat Yuda kesal.

"Res, latihannya jangan di sini yuk belakang sekolah aja. Kesel gue daritadi di ganggu mulu" Yuda menarik tangannya menjauh dari lapangan namun baru beberapa langkah Nizar menarik tangan satu lagi, otomatis membuat keduanya tertahan.

Let's Go Do It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang