Batal

10 2 2
                                    

Seharusnya Resta hari ini pergi menemui Rivan lebih cepat tapi tenyata ia mendapat panggilan mendadak kalau restoran tempatnya bekerja sedang ramai, alhasil dia di panggil untuk bekerja hari ini. Meski sedikit kesal namun ia tetap menjalani tugas itu, dan benar saja ia cukup kualahan dengan banyaknya pelanggan yang hadir. Saat ia sedang sibuk mencatat pesanan pelanggan seseorang masuk ke restoran dengan berlari. Ia mengenal sosok itu. Terkejut karena bukannya duduk seperti pelanggan lain dia justru bersembunyi di meja belakang kasir.

"Heh, ngapain lo di sini?" tanya Resta ketus.

"Oh, lo kerja di sini? Bagus deh. Tolongin gue yak plis" pinta orang tersebut.

"Hah? Maksud lo apaan dah, mending sekarang lo keluar. Kita lagi sibuk." Kata Resta lagi, namun dia justru menarik tangan Resta untuk menjajarkan dengan dirinya yang berjongkok. "Apaan sih lo?" keluhnya.

"Res, kali ini aja tolongin gue plis. Gue lagi nggak mau berdebat lo Cuma izinin gue ngumpet di sini aja udah cukup." Katanya. Resta segera berdiri sambil menarik Halim keluar dari persembunyiannya.

"Lo nggak tau apa di sini lagi sibuk dan mending lo kalau mau ngusilin gue pergi sekarang juga." Kata Resta tegas, sorot matanya tajam namun Halim tak mau menatapnya justru ia memandang ke arah pintu masuk yang sudah hadir beberapa orang. Orang yang tak dia inginkan.

"Heh bocah sini lo, nggak usah ngumpet!" katanya berteriak dan menyeret Halim kasar. Resta terkejut dengan itu dan merasa tak tahu harus berbuat apa. keributan terjadi karena Halim yang tak mau menurut dan seorang bertubuh kekar itu menyeretnya.

"Kalian ini siapanya Halim?" tanya Resta lantang meskipun suaranya sedikit bergetar karena menahan rasa takut.

"Oh, lo kenal nih bocah. Lo temennya?" tanya orang itu sambil berhenti dan Halim memberi isyarat dengan menggelengkan kepala pada Resta. Namun Resta hanya menatap tajam.

"Iya, dan kalian akan saya laporin polisi kalau sampai berbuat nggak baik di sini. Kalian udah mengganggu pelanggan juga." Jawab Resta.

"Hem, kita yang ganggu atau temen lo ini? Kalau dia nggak lari kemari gue juga nggak kemari. Dasar bocah nggak tau apa-apa aja belagu." Katanya dan mulai mengacak-acak bangku membuat pelanggan menjerit ketakutan dan pergi dari restoran itu. Kemudian menyeret Halim keluar. Resta yang merasa kasihan ikut keluar mengejar Halim.

"Lepasin temen gue" teriaknya sambil mengatur nafas setelah berlari mengejar mereka.

"Lo nggak tau masalahnya mending diem atau lo mau kita hajar juga." Katanya keras. Seorang dari mereka menyerang Halim namun Resta berusaha menghentikan tapi justru dia yang terjatuh karena badan mereka yang cukup besar.

"Hahaha...bocah aja lo mau sok-sokan." Tawanya pecah melihat Resta terjatuh. Terdengar suara sirine mendekati mereka dan mereka bertiga segera kabur dari sana. "Lo beruntung kali ini" kata salah seorang pada Halim.

Resta mendekati Halim yang babak belur dan seseorang datang menemui mereka. "Kalian nggak apa-apa kan?" tanya orang itu.

"Iqwal itu tadi lo?" tanya Resta cukup terkejut.

"Iya itu gue sengaja biar mereka kabur, kalau gue lawan gue nggak berani" jawabnya.

"Lo bukannya bantuin Anang malah di sini sih" kata Halim menatap Iqwal yang mencoba memapahnya. "lo juga ngapain masih di sini lo bilang sibuk kerja" ia memarahi Resta kali ini.

"Res lo mending balik aja kerja lagi biar nih bocah gue urus."

"oke kak" jawab Resta sambil berjalan meninggalkan mereka berdua.

"Tumben banget tuh anak manggil kak" gerutu Halim.

"kaya lo paling sopan aja, lagi sakit gini masih aja komentarin orang" kata Iqwal mulai berjalan sambil memapah Halim.

Let's Go Do It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang