Rendy sedang bermain game online melalui handphone miliknya, Bayu sedang membaca komik dan mendengarkan musik cukup keras. Rivan berusaha untuk tetap fokus mengerjakan tugasnya. Ia menghembuskan nafas berat ni melihat kedua temannya cukup menganggu konsentrasinya. Mereka kini berada di kamar milik Rivan, dimana kamar itu harusya hanya Rivan dan Rendi yang menghuni.
"Bay, kecilin apa musik lo kenceng banget." Kata Rendy sedikit kesal. Sedangkan Bayu hanya tertawa membaca komik tak menggubris apa yang di katakan Rendy.
"Ah, sial. Kalah kan gue." Katanya lagi kemudian melempar ponselnya ke kasur. Namun kekesalan Rendy tak membuat Bayu hilang perhatian dari komiknya.
"Sini balikin komik gue." Kata Rendy kesal sambil merebut komik miliknya. Bayu terkejut dan menatap Rendy heran.
"Lo tuh kenapa sih, lo kalah ya bukan urusan gue." Kata Bayu santai. Ekspresi Bayu membuat Rendy semakin kesal.
"Lo itu udah ganggu konsentrasi gue, sadar dong."
"Terus kenapa mau berantem?" tanya Bayu nyengir. Rendy semakin kesal dan bersiap menyerang Bayu, namun Rivan segera mendorong mereka berdua hingga jatuh.
"Apa-apaan sih lo van, yang berisik tuh Bayu liat aja nyalain musik kenceng banget."
"Lo juga salah kali main game temen lo lagi ngerjain tugas juga." Mendengar keributan itu Rivan menghela nafas berat, ia cukup kesal dengan kedua temannya.
"Ren, mending lo kerjain tugas lo daripada nge-game terus. Gue nggak mau ngasih contekan ke lo." Ucapan Rivan membuat Rendy melongo dan menggerutu tanpa suara. Sementara Bayu tertawa puas.
"Dan lo Bayu, lo ada masalah apa sih sebenarnya. Kalau lo mau baca komik baca aja kalau lo mau dengerin lagu dengerin aja jangan dua-duanya bikin pala gue mau pecah rasanya." Ucap Rivan dan Bayu hanya cemberut. Rendy merasa senang bukan dirinya saja yang kena omelan.
"Nggak usah ribut lagi, ini kamar gue jadi kalian ikutin aturan gue." Kata Rivan saat keduanya hendak buka suara, alhasil keduanya hanya terdiam sok sibuk sendiri. Kini keheningan terjadi di kamar itu, Rendy ikut mengerjakan tugas sementara Bayu berusaha memejamkan mata.
"Lo beneran mau nginep sini?" tanya Rivan setelah selesai dengan tugasnya, ia melirik tas yang Bayu bawa terlihat besar dan berisi.
"Bikin sumpek aja sih." Celetuk Rendy.
"Kaya ini rumah punya lo aja, lo sendiri aja numpang." Sahut Bayu, Rendy hanya melirik tajam.
"Ada apa sebenarnya, lo punya masalah sama bokap lagi?" tanya Rivan lagi.
"Masalah apa sih yang dia punya, keluarga kaya, nilai bagus mulu, pacar punya, voli masih bisa main juga. Dia kali yang cari-cari masalah" Sahut Rendy sinis. Rivan melirik tajam ke arah Rendy. Bayu hanya tersenyum sinis.
"Gue nginep sini dulu ya van" kata Bayu.
"Hem, oke." Jawab Rivan lalu beranjak pergi, namun langkahnya terhenti dan menatap Bayu lagi. "Ribut sama bokap lagi bay?" dan Bayu hanya mengangguk tersenyum.
"Bay, lo tuh harusnya bersyukur bokap lo ngasih kesempatan buat lo main di tim profesional di klub besar. Ini lo aneh malah milih kabur dari rumah." Kata Rendy menutup bukunya dan kini menghadap ke arah Bayu.
"Kenapa Ren, lo iri sama gue? Ya udah lo aja yang masuk sana." Kata Bayu santai.
"Songong amat sih lo." Kata Rendy kesal.
"Heuh, Lo emang mau main di tim pro dengan kemampuan lo yang biasa aja di bandingin yang lain tapi lo masuk karena koneksi doang bukan karena skill. Pikirin gimana mereka bakal bersikap sama lo? Gue sih udah ngalamin jadi ya tahu gimana rasanya. Kalau lo mah mikirnya pasti enaknya doang." Ucap Bayu dan Rendy kali ini hanya terdiam, memikirkan apa yang barusan di katakan Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go Do It!
Fiksi RemajaJika kau ingin melakukan yang terbaik, lakukanlah sekarang. Jika kau ingin menyerah, menyerahlah sekarang. Tapi aku yakin kau tak akan mau melakukan itu. ~~~ Cerita ini hanya fiktif meskipun banyak nama tokoh yang di gunakan adalah nama pemain voli...