Objek

6 0 0
                                    

Natly tampak serius mencari buku untuk tugas kelompok mereka, berbeda dengan Resta yang seperti hanya melihat-lihat saja.

"Buruan cari ntar keburu masuk" kata Natly mengagetkan.

"Iya" sahutnya singkat. "Eh Nat, lo ada tempat yang cocok buat main voli nggak?" Tanya Resta tiba-tiba.
Yang ditanya mengalihkan atensinya.

"Kenapa nanya tiba-tiba?"

"Anak basket ambil alih lagi lapangan voli" ujar Resta membuat Natly tak paham. "Maksud gue kan kita emang satu gedung satu lapangan makanya gantian dibikinlah jadwal tapi gak tau kenapa jadwal mereka selalu sama sama kita bahkan mereka nambah jam latihan" jelas Resta membuat Natly mengangguk.

"Jadi lo pengen pindah lokasi latihannya?" Tanya Natly.

"Iya kalau itu disetujuin sama kapten sama pelatih" sementara itu Natly sudah dapat beberapa buku dan mereka berjalan menuju petugas.

"Kalau itu gue nggak tau Res, tapi paling nyewa gor gitu, itu juga buat futsal atau badminton kalau voli nggak tau gue" jawab Natly. Mereka keluar setelah selesai mendapatkan buku. Lebih tepatnya Natly yang mendapatkan buku.

Waktu istirahat hampir habis dan mereka segera berjalan menuju kelas. Natly sedikit terkejut melihat Yoga berlarian menuju arah mereka.

"Res, panggil pelatih" ucapnya membuat Resta bingung tak mengerti.

"Ada apaan Ga?" Tanya Resta bingung.

"Rendy berantem sama anak basket, susah di lerainya" katanya dan Resta ikut menuju kantor untuk memanggil pelatih, namun pelatih tak ada disana.

Mereka kembali menuju lokasi kejadian. Terlihat banyak orang berkerumun disana bahkan bel masuk pun tak ada yang mendengarnya, meskipun dengar mereka lebih memilih melihat kekacauan di sana.

Setelah sampai di lokasi, kondisi semakin buruk karena yang berkelahi bukan hanya dua orang tapi tiga orang. Dan ini lebih mirip tawuran daripada berkelahi.

"Yud, udah berenti!" Suruh Resta namun tak berhasil.
Yuda tampak sangat marah dan kesal bahkan Resta tak mengerti seorang Yuda yang sering bercanda bisa semarah ini. Resta tak tahu apa yang terjadi sebelumnya, tepatnya sebelum mereka datang dan menyaksikan kegaduhan itu.

Ia menatap Rendy yang masih tak berhenti memukul lawannya, Resta tampak frustasi dengan keadaan ini. Rivan menarik kerah sahabatnya tanpa basa basi.
Mahfud datang dengan wajah yang sulit di gambarkan, lebih terlihat marah tapi entah pada siapa.

"BERHENTI KALIAN SEMUANYA!!" teriakan wakil kepala sekolah membuat kekacauan itu terhenti. Fokus mereka beralih pada dua orang lelaki dengan kewibawaan nya. Wajahnya tegas dan terlihat marah dengan kekacauan ini.

Semua berdiri menghadap kepada wakil kepala sekolah. Mereka tampak ketakutan namun mata tajam Yuda dan Rendy tetap sama tak gentar dan menatap tajam ke arah tim pemain basket. Seolah amarah mereka tak akan surut.

"Mahfud dan Kevin ikut bapak!" Perintah wakil kepala sekolah. Keduanya saling tatap dan berjalan perlahan di belakang kepala sekolah diikuti pelatih tim voli. Mahfud kapten tim voli sementara Kevin kapten tim basket, meskipun mereka tak ikut dalam kekacauan mereka yang ikut bertanggung jawab.

Di panggilnya kedua kapten membuat para anggotanya saling tatap. Bahkan saling menatap tajam lawan.

"Kalau sampai ada apa-apa sama tim basket lo yang bakal gue abisin" ucap seseorang yang berkelahi dengan Yuda tadi.

"Harusnya gue yang ngomong gitu, gue ragu di rumah lo nggak ada kaca" ucap Yuda remeh, di dalam dadanya menahan emosi yang ingin ia keluarkan. Sadar seseorang menatapnya membuatnya harus menahannya.

Let's Go Do It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang