Pindah

7 0 0
                                        

Pelajaran sudah dimulai tapi Yuda enggan memasuki kelas ia memilih untuk duduk di bangku taman belakang sekolah. Tempat itu biasanya ramai saat jam istirahat kedua, tapi kini hanya dia seorang. Amarahnya masih membuncah, ia kesal dengan keputusan wakil kepala sekolah yang jelas hanya memihak tim basket. Ia kesal pada dua orang anggota tim basket yang menyulutnya.

Terasa dingin menyengat pipinya membuatnya terkejut. Ia segera menoleh siapa pelakunya. Awalnya ia akan menghajarnya namun seorang berdiri dengan sebotol minuman isotonik dingin dan kertas gambar beserta alat tulis. Tidak lupa dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya. Bagaimana Yuda bisa marah kalau dihadapkan pemandangan seperti ini.

"Ngapain?" Tanyanya pura-pura kesal.

"Dih, masih emosian aja" sahut Resta. Ia duduk di samping Yuda sambil menyodorkan minumannya.

"Nggak mau gue nggak haus" jawabnya ketus.

"Siapa yang ngasih, tolong bukain gue susah bukanya" katanya tersenyum.

Dengan wajah kesal Yuda membukanya lalu menyodorkan kembali.

"Minum" suruh Resta.

"Ogah"

"Minum cepetan!" Perintah Resta, awalnya Yuda malas menanggapi namun ia lebih malas berdebat dengan perempuan itu akhirnya ia meminumnya.
Tanpa sadar ia meminumnya sampai setengahnya. Resta tersenyum.
Ia mengambil kembali setelah Yuda selesai meminumnya.

"Seger kan?" Tanyanya dan Yuda mengangguk "agak rileks kan otak lo?" Lanjutnya membuat Yuda melirik sebal namun Resta hanya tertawa.

"Lo sengaja nyamperin gue?" Tanya Yuda saat Resta bersiap menggambar sesuatu.

"Ge-er lo, gue tuh tadi nyari tempat sama objek buat di gambar eh malah liat lo di sini" dan Yuda hanya mengangguk dia enggan menanggapi.
"Bolos ya lo?" Tanya Resta sambil menggambar.
Yuda masih enggan bersuara dan ia hanya mengangguk. Jujur saat ini berusaha menurunkan emosinya. Dengan adanya Resta di hadapannya ia sedikit tenang.

"Kenapa sih lo berantem-berantem gitu? Rendy juga sama ikutan berantem, kan jadinya kaya tawuran antara anak basket sama voli" Resta masih sibuk menggambar dengan kertasnya.

"Ya menurut lo kalau mereka ngejelekin tim voli gue bakal terima gitu aja? Emang gue Nizar yang diem aja di perlakuin kaya gitu" ucapan Yuda membuat Resta mengalihkan pandangan dari kertas ke wajah Yuda.

"Di perlakuin gimana?" Tanya Resta terkejut.

"Tuh bocah dua ngatain gue, Rendy sama Nizar abis-abisan dan juga tim voli semua kena"

"Lo biasanya kalem aja ini kenapa semarah ini?" Tanya Resta sekarang tatapannya berfokus pada  Yuda.

Belum sempat Yuda menjawab sebuah bola melesat ke arah mereka. Terkejut, tentu saja apalagi saat seseorang datang akan mengambil bola dan itu teman mereka sendiri.

"Henry!!!" teriak Resta "lo bikin gue jantungan tau nggak" katanya kesal.

"Ngapa lo? Mau kissing ya?" Katanya meledek. Dan Resta kesal, dapat pemikiran darimana hal semacam itu.

"Kissing pala lo, gue lagi bahas kenapa si tiang listrik ini bisa berantem"

"Terus kenapa?" Tanyanya polos.

"Au ah, lo ngerusak suasana" Sementara dua orang itu hanya tertawa melihat Resta kesal.

"Eh, kita sampai kapan ya kagak latihan?" Tanya Henry.

"Nggak tau gue, kesel gue sama kapten sama pelatih kenapa juga nurut aja disuruh ngalah" ketus Yuda.

"Mereka tuh milih jalan tengah daripada tim voli di bubarin mending rest latihan dulu, mereka juga belain kita kali Yud" jawab Henry.

Let's Go Do It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang