"Lo pilih aja Bay, Lo keluar atau gue yang keluar" ucap Iqwal membuat situasi memburuk. Tak ada jawaban dari siapapun. Bayu berpikiran keras sebelum menjawab ia sebenarnya takut salah langkah. Sementara yang lain bukannya tak mau bersuara namun mereka juga tak mau salah ucap. Karena ini menyangkut tim voli.
"Kak...kak Rivan... Lihat Nizar nggak??" Kata seseorang membuat fokus teralihkan dan menatap seseorang yang berlari terengah-engah sambil berteriak. Wajahnya tampak khawatir.
"Res, ada apa?" Tanya Rivan mencoba menenangkan.
"Nicol kak, dia mau pindah hari ini" kata Resta membuat yang lainnya terkejut.
"Gawat, toser terbaik gue" kata Rendy berlari menarik Bayu untuk menemui Nicol.
Halim, Anang dan Iqwal mengikuti langkah Rendy. Sementara Rivan membantu Resta mencari Nizar.
"Res, kenapa mesti nyariin Nizar? Apa hubungannya sama Nizar?" Tanya Rivan.
"Udah kak bantuin cari aja dulu, susah jelasin sekarang" mereka sibuk mencari dan menelpon nomor Nizar namun tak tersambung.
Resta kesal dengan situasi ini dan berusaha untuk tenang namun sulit. Ia berpikir keras dimana biasanya Nizar berada. Ia berlari menuju area belakang sekolah. Diikuti oleh Rivan.Orang yang dicari sedari tadi sedang sibuk melempar bola voli dengan gaya tos nya untuk mencapai titik target.
"Zar, gue cariin dari tadi" katanya sambil terengah-engah. Nizar mendengar itu sedikit terkejut dan tersenyum. Namun ia tepis dan merubah raut wajahnya datar.
"Ngapain Lo nyariin gue?"
"Zar, plis Lo turutin permintaan gue kali ini aja" katanya.
"Nggak mau, kalau Lo mau coklat eskrim atau cup mie gue kasih tapi buat nyuruh gue belajar voli sama tuh orang gue ogah" kata Nizar kembali melempar bolanya.
"Nicol pindah sekarang, Lo nggak punya waktu lagi." Ucapan Resta membuat bola yang turun harusnya ia pantulan kembali justru ia tangkap. Ia terdiam sejenak.
"Res, Nizar udah ketemu?" Tanya Rivan yang baru datang menyusul. Entah mengapa Nizar jadi malas menanggapi situasi ini.
"Ya udah biarin aja dia pindah, toh gue juga bisa latihan sendiri" ucap Nizar.
"Nicol udah ngasih Lo kesempatan buat main di uji coba, seenggaknya Lo juga bantu dia dapat kesempatan main di turnamen nasional" kata Resta namun tak ada jawaban dari Nizar. Ia menahan kekesalannya sampai-sampai air matanya akan jatuh.
"Udahlah Res, dia nggak mau bantu biarin aja. Mending kita ke Nicol sekarang sebelum dia berangkat" ucap Rivan dan Resta berjalan menjauh.
Bola yang dilemparnya barusan jatuh begitu saja ia seperti tidak punya mood untuk menangkapnya.
***
Diluar ruang kepala sekolah jadi ramai oleh tim voli. Nicol sudah bersiap untuk berangkat bersama Ayahnya.
"Kamu belum pamitan sama mereka?" Tanya Ayahnya.
"Hem..." Hanya jawaban singkat dari Nicol.
"Pamitan dulu ayah tunggu di depan" katanya lalu berjalan menjauh.
"Kapten, maaf gue nggak bilang kalau gue mau pergi" katanya menghadap Mahfud.
"Lo sebenarnya masih punya utang sama gue" ucap kapten.
"Apa?"
"Menangin turnamen nasional bareng-bareng"
"Itu Lo nggak usah khawatir soalnya ada yang lebih baik dari gue" kata Nicol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go Do It!
Novela JuvenilJika kau ingin melakukan yang terbaik, lakukanlah sekarang. Jika kau ingin menyerah, menyerahlah sekarang. Tapi aku yakin kau tak akan mau melakukan itu. ~~~ Cerita ini hanya fiktif meskipun banyak nama tokoh yang di gunakan adalah nama pemain voli...