Baju Olahraga

32 5 0
                                        


Natly yang diantar kakaknya segera meminta untuk diturunkan di dekat Resta berjalan menuju sekolah. Ia ingin berjalan menuju sekolah bersama teman sebangkunya. Namun ada yang aneh Resta berjalan seperti sangat pelan sekali.

"Hei Res." Sapa Natly sedikit berteriak.

"Ah, lo bikin kaget aja." terkejut.

"Kenapa sih lo jalan pelan-pelan gitu?" tanya Natly heran.

"Lo lihat di depan ada siapa?" kata Resta dan Natly segera mengarahkan pandangannya kedepan. "Yuda, Hadi sama Nizar gue nggak mau mereka tahu gue di belakang mereka lo tahu sendiri si Yuda berisik." Lanjutnya. Ia merasa jika ketiga orang itu tahu kalau ada Resta di belakang pasti Yuda akan bersiap untuk mengusilinya.

"oh, pantesan." Kata Natly memahaminya.

"Nat, Ni di kasih kue sama Ibu." Kata Resta yang sibuk mengambil kotak makan di tasnya. Natly segera mengambilnya, ia melihat ada kotak lainnya.

"Btw itu buat siapa?"

"Buaattt...ada deh." Kata Resta tersenyum sendiri. Natly hanya menggeleng.

Rivan dan Rendy seperti biasa berangkat dengan motor, mereka berboncengan dan Rendy di belakang. Melihat dua orang dari belang Rendy dapat mengenalinya munculah ide isengnya.

Ia meloncat dari motor saat Rivan mengendarai dengan pelan, dan tangan usilnya merampas tas yang belum di kenakan dengan sempurna oleh pemiliknya.

"Aaaa...." Terkejut orang itu membuat yang laiinya menatap kearahnya.

Bukan hanya sang pemilik tas tapi juga Rivan sempat oleng karena ulah Rendy itu, ia memilih berhenti sekarang. Yuda dan yang lainnya juga melihat ke arah Rendy yang sedang iseng.

"Lo ngapain sih, balikin tas gue." Kata Resta kesal. Tadi jantungnya hampir copot dan sekarang jantungnya hampir meledak. Ia sangat kesal. Tapi Rendy tetap saja tak mau dan terus mengelak, meskipun Resta berusaha meraih tasnya tapi sulit Rendy terlalu tinggi baginya.

"Ren, kasih aja Ren bentar lagi masuk nih." Kata Rivan mencoba membantu. Tapi tak pernah didengar seolah ia berpura-pura tak ada yang berbicara padanya.

"Ayo,, sini ambil sini." Ledek Rendy berulang kali, "Ayo, dasar anak kecil pendek sih."

"Awas ya lo kalau ketangkep." Kata Resta kesal dan terus mencoba meraih. Rivan turun dari motornya, ia cukup kesal dengan pemandangan yang kekanak-kanakan itu.

"Ren, berenti udah." Tapi ucapannya masih terlihat lembut. Bukannya berhenti malah ia berlari mendekati Yuda.

"Haduh punya kakak kelas kelakuannya kaya bocah." Celetuk Yuda. Resta sudah mengejarnya hingga Rendy berjalan mundur, tanpa disadari ia oleng karena menginjak batu. BUUKKK....ia terjatuh.

Beberapa orang menertawakannya dan ada juga yang senang karena ia mendapatkan balasan atas keusilannya. Tapi tidak dengan Resta karena melihat sekarang tasnya terjebam ke selokan, ia berlari untuk mengambil tasnya. Kesal jelas itu yang di tunjukkan dari raut wajahnya, bahkan ia hampir menangis. Melihat itu Rendy bangun dan mendekati Resta.

"Res, sorry masa gitu aja lo marah kan lo tahu gue Cuma iseng." Katanya, mendengar itu Hatinya semakin panas, kesal. Tasnya kotor dan juga isinya berantakan, termasuk bekalnya yang ia buat untuk Rivan.

"Res, ayolah gue Cuma bercanda." Kata Rendy sambil mengejar Resta yang berjalan cukup cepat. Dan Resta, berhenti sejenak.

"Gue tahu lo iseng, nggak jelas, slengekan tapi lo mikir dong. Gara-gara lo gue nggak bisa ikut olahraga. Lo liat baju olahraga gue kotor." Kata Resta memperlihatkan baju olahraganya, ia lalu pergi.

"Res, maaf." Katanya sambil memegang tangan Resta.

"Gue nggak mau ngomong sama lo." Katanya tegas dan pergi menenteng tasnya. Sungguh pagi yang buruk bagi Resta, Natly hanya berusaha mengikuti tanpa berani berkata apapun. Karena ia tak pernah melihat Resta semarah itu sebelumnya.

"Keterlaluan lo Ren." Kata Rivan menatapnya tajam.

"Nggak sengaja, kalau gue tahu bakal kaya gini gue juga nggak akan iseng gitu." Ia tertunduk. Rivan hanya menghembuskan nafas kasar dan memacu motornya setelah Rendy naik.

***

Baru saja masuk kelas Resta sudah disambut oleh celotehan Halim yang membuatnya semakin kesal. "Bau apaan nih, Lo nggak mandi ya Res?" ledeknya. Mendengar itu Resta menatap Halim tajam bahkan seperti tatapan ingin membunuh.

Natly hanya bisa memberi kode agar Halim diam. Resta duduk ke mejanya, diikuti Natly.

"Nat, sorry ya jadi lo yang bawa bukunya. Gara-gara tadi gue bersihin tas gue basah."

"Iya nggak apa-apa Res, tapi gimana baju olahraganya?"

"Bukunya aman baju olahraga yang jadi korban, gara-gara baju olahraga aku naronya nutupin buku. Dan gue nggak bisa ikut olahraga." Katanya cemberut.

"ya udah nanti gue bilangin yang sebanarnya."

"Dasar ini semua gara-gara si curut Rendy itu nyebelin kalau bunuh orang nggak dosa udah gue bunuh tuh orang." Katanya penuh dengan kekesalan, namun Natly hanya tersenyum sekarang.

Seseorang mencul dari balik pintu dan mendekati meja Resta, ia tersenyum melihat ke arah Resta. Ia menyodorkan seragam olahraga ke arah Resta.

"Nih pakai punya gue." Katanya terenyum. Resta berdiri untuk menyainya namun ternyata Yuda lebih tinggi darinya.

PLAAKK.... tangan Resta yang memegang buku berhasil mendarat ke bahu Yuda, membuat korban terkejut.

"Kok gue dipukul sih? Gue udah jauh-jauh kesini mau minjemin lo seragam olahraga gue malah kena pukul." Kata Yuda kesal.

"Lo mau ngeledek ya, nggak mau gue."

"Kenapa sih, niat gue baik kok malah ngeledek sih." Ia masih bingung tak mengerti apa yang dimaksud Resta. Resta segera mengambil baju itu dari tanga Yuda, dan Yuda tersenyum melihanya ia berpikir Resta mau menerimanya. Tapi ternyata Resta justru melebarkan baju itu di hadapan Yuda.

"Lo liat ukurannya." Katanya, Yuda baru menyedari kalau Resta lebih kecil darinya bahkan cukup jauh.

"Hem, oke sorry niat gue baik mau minjem lo bukan ngeledek." Yuda sedikit tertunduk.

"Heuh, oke makasih tapi nggak bisa minjem punya lo." Kata Resta, lalu Yuda pergi kembali ke kelasnya.

"Yuda udah baik lho Res." Kata Natly mencoba mendinginkan suasana yang dimiliki Resta sepertinya semakin buruk.

"Ya tapi masa gue pakai baju gede begitu, udah tangan pasti panjang banget kan malu." Kata Resta kesal. Natly hanya mengangkat bahu, ia menyerah.

"kalau punya Yuda kegedean gimana punya gue." Batin Hadi yang melihat ke arah baju olahraganya dan kembali memasukkan ke dalam tas.

Jam pelajaran olahraga dimulai, semua keluar kelas hanya tertinggal Resta dan Nizar yang berada di dalam kelas. Tadinya ia ingin menyapa Nizar tapi ia cukup malas dengan mood-nya sekarang. Orang yang tadinya menyandarkan kepalanya di meja kini bangun dan mendekati Resta.

"Nih, punya sepupu gue tadinya gue mau make tapi kekecilan lo pakai aja." katanya datar. Resta hanya melihat dan belum merespon.

"Lo mau make nggak?"

"Sepupu lo pakai apaan?"

"Dia masih lusa olahraganya, punya gue lupa gue cuci kemarin jadi berangkat tadi gue minjem dia." Resta masih belum menanggapi dia sedikit bingung.

"Ambil buruan gue mau tidur lagi." Dan Resta mengambil baju olahraga itu. Nizar kembali ke mejanya.

"Lo nggak olahraga?"

"Lo aja, gue mau lanjut tidur."

"Oh, makasih."

"Dah sono jangan ganggu gue."

"Dasar tukang tidur" batin Resta sambil berjalan keluar kelas.

***

terimakasih buat yang sudah baca ya. semoga suka boleh banget vote comment juga.

Let's Go Do It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang