Seorang perempuan sedang asyik menonton vidio memalui Youtube. Beberapa temannya juga ikut menonton bersama sambil bersorak kegirangan secara bersamaan. Mereka sedang menyaksikan pertandingan badminton di smartphone milik salah satu siswa di kelas itu. Namun semua menjadi gelagapan dan berlarian ke tempat duduk masing-masing saat seseorang berkata guru yang akan mengajar datang.
"Pak samsul datang!!!" teriaknya membuat suara gaduh menjadi tenang dan perempuan itu memasukkan handphonenya ke dalam tas. Semua tenang dan terdengar suara derap langkah kaki dan terlihat ujung kepala dari jendela. Bayangan itu semakin mendekat dan akhirnya masuk ke kelas.
"Selamat siang anak-anak" sapanya ramah.
"Siang pak." Jawab semua siswa kompak.
"Hari ini ada rapat untuk penjadwalan ulang, jadi harap tenang dan kerjakan soal halaman 2-5 nanti di kumpulkan saya tunggu di meja saya." Jelas beliau. Ekspresi demi ekspresi muncul. Ada yang kegirangan ada pula yang sedih karena harus mengerjakan soal yang banyak dan belum di jelaskan. Memang begini nasib murid ajaran baru belum stabil pembelajaran di sekolah tapi sudah mendapat buku dan tugas sebelum di jelaskan.
"Baik, ada pertanyaan?" tanya Pak Samsul, namun tak ada yang menjawab entah itu karena memang tak ada pertanyaan atau mereka ingin segera pak Samsul meninggalakan kelas.
"Tidak ada, baiklah silahkan di kerjakan dan jangan gaduh." Lanjutnya dan kemudian pergi meninggalkan kelas. Derap langkah kaki semakin lama semakin menjauh dan semua murid kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Sebagian sibuk mengerjakan, sebagian keluar kelas dan beberapa asyik bermain game online dan kerumunan yang sedang menonton pertandingan badminton itu kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Yee,,,," teriak mereka dan berjingkrak membuat yang lainnya menatap ke arah mereka. mereka bersorak karena tim Indonesia memenangkan pertandingan.
"Berisik banget sih lo pada." Kata salah seorang yang sibuk mengerjakan. "Resta, lo harusnya ngajak temen-temen lo buat ngerjain bukannya streaming bola." Lanjutnya. Yang di panggil menatapnya kesal, ia merasa kenapa harus dia yang disalahkan padahal yang menonton pertandingan bukan hanya dia.
"Halim, kenapa jadi gue yang di salahin kan yang nonton bukan Cuma gue. Dan lo harus tahu ini bukan pertandingan bola tapi ini adalah pertandingan badminton."
"Iya serah lo dah yang penting sekarang lo kerjain jangan berisik." Kata Halim sang ketua kelas ia sedikit kesal. Mendengar itu Resta hanya mendengus kesal dan mengambil buku tugasnya lalu pergi meninggalkan kelas.
"Dasar baper banget sih jadi orang." Kata Halim melihat Resta yang sudah pergi menjauh, ia tak perduli lagi dengan perempuan itu dia selalu membuat ribut di kelas. Sebenarnya tidak selalu hanya saat-saat tertentu. Saat ada pertandingan badminton ia selalu membahasnya di kelas dan menonton pertandingan melalui ponsel dengan berisik bersama teman-teman yang sama-sama menyukai badminton.
Resta duduk di sebuah bangku di pojokan kelas, entah kelas berapa dia kembali fokus pada ponselnya melihat hasil pertandingan tadi. Ia senang tim Indonesia dapat meraih juara senyumnya merekah saat bisa melihat pertandingan tadi. Mengerjakan tugas sekolah di kelas memang membosankan apalagi mendengar ocehan Halim si ketua kelas yang selalu taat pada aturan. Sebenarnya dia juga tak melanggar apapun kenapa dia harus di marahi di depan umum. Kali ini ia mengacuhkan kejadian tadi dan kembali fokus pada tugasnya.
"Nih, udah selesai bos." Kata Resta ketus menatap Halim yang masih mengerjakan soal. Ia sedikit terkejut karena Resta dengan cepat mengerjakan soal matematika yang belum pernah di terangkan. "Lo kok udahan?" tanya Halim bingung.
"Iyalah gue kan nggak Cuma NATO." Katanya menatap ketus Halim.
"Res, keren lo udah bisa nyontek dong." Kata salah seorang temannya.
"lihat aja sendiri." Ucapan Resta sontak membuat yang lainnya berkumpul dan menyalin pekerjaannya.
"Pinter banget lo cari perhatian." Kata Halim berdiri menatap Resta. Dan yang ditataphanya tersenyum sinis.
Kegaduhan di kelas tiba-tiba terhenti sekejap diiringi langkah kaki seseorang yang memasuki kelas. Semua mata tertuju pada orang yang baru memasuki kelas.
"Resta Sky Nugraha..." panggilnya membuat tatapan di kelas tertuju pada Resta. Yang di panggil hanya terkejut mencoba mengenali sosok dihadapannya.
"Ikut gue, ada yang mau gue bahas." Katanya lalu menarik Resta pergi dari kelas dan di iringi bisik-bisik warga kelas.
"Ada apa ya kak?" tanya Resta setelah berhenti.
"Apa bener lo sama sekali nggak milih ekstrakurikuler?" tanyanya dan Resta hanya mengengguk.
"Kenapa?"
"Karena nggak ada badminton, karena gue suka badminton."
"emang selain itu nggak ada?" dan kali ini Resta hanya bisa menggeleng.
"Oke, kenalin gue Vanya gue adalah manajer voli di sekolahan ini." Resta hanya bisa mengangguk angguk lalu ia sedikit bingung.
"Emang ada ya jabatan itu di sekolah ini?" tanya Resta bingung.
"Ya ada lah, kalau nggak ada ngapain gue ngomong." Jawab Vanya geregetan, kenapa ia bisa kesal dengan orang yang baru ia ajak bicara ini. Ia menepis kekesalannya barusan dan kembali memulai misinya. "Jadi gue kan udah kelas 3 dan bentar lagi lulu terus nggak ada yang mau gantiin gue, bukannya nggak mau sih Cuma mereka nggak yakin jadi gue harus nyari orang buat bisa menghandle tugas-tugas gue. Karena menurut info Cuma lo yang nggak milih ekstrakurikuler sama sekali maka gue memutuskan buat milih lo." Resta hanya melongo mendengar ucapan orang di depannya ini panjang lebar.
"Kira-kira lo mau nggak?" tanya Vanya lagi.
"Hah, tapi kenapa gue kan gue nggak tahu tentang voli kalau badminton nggak apa-apa dah." Kataya masih bingung.
"gue liat nilai tes lo dan tes kepribadian lo gue rasa lo cocok di bidang ini. Lo nggak di suruh main voli tapi gue nyuruh lo buat bantuin gue dan gantiin gue nanti kalau gue lulus." Katanya lagi.
"Hem,,,gue pikir-pikir dulu deh." Kata Resta sedikit ragu. Vanya hanya mengelengkan kepala.
"Oke gue tunggu besok di tempat latihan. Cuma asal lo tahu nilai ekstrakurikuler di rapor itu juga perlu lho kecuali kalau lo mau milih ekstrakurikuler lain." Ujarnya lalu meninggalkan Resta yang masih termenung. Ia sedikit berpikir tetang nilai ektrakurikulernya. Mengingat dirinya sudah mencoba masuk ke ektrakurikuler lain selama seminggu ini namun gagal. Ia masuk ke tim cheerleaders berakhir dengan mengagalkan formasi yang sudah di buat ia juga terlalu kaku. Menyanyi sejak dulu dia tak menyukai itu suaranya juga di anggap buruk. Menjahit, ia bisa namun ia tak sabar dengan pengajar yang sudah cukup tua bahkan beliau memberi tutorial memasukkan benang ke jarum saja butuh waktu lama membuatnya tak sabaran. Berenang, salah satu olahraga yang tak di sukai. PMI, ingat itu ia mendengus kesal karena teringat Halim ketua kelas yang menyebalkan itu masuk PMI juga.
Resta Sky Nugraha, dia adalah murid kelas satu SMA Pemuda jurusan IPS. Dia di terima di sekolahan itu melalui jalur tes, sebelumnya ia mendaftar di SMA Kartini namun karena pada sesi pertanyaan untuk memilih ekstrakurikuler dia tidak tahu harus memilih apa, karena tak ada badminton disana. Sebenarnya di sekolah ini juga sama tak ada Ektrakurikuler badminton namun karena ia tak tahu harus mendaftar kemana lagi ia memutuskan untuk sekolah di tempat ini. Dan kali ini ia bingung dengan tawaran Kak Vanya salah satu cewek paling populer di sekolahan ini. Karena voli bukanlah hal ia pahami, meskipun ia juga suka menonton beberapa pertandingan voli akhir-akhir ini.
***
Sebenarnya aku kurang memahami voli, aku mulai menyukai voli juga baru-baru ini dan mencoba menulis ini. dan sebenarnya ada dua cerita yang ingin aku tulis pertama badminton karena aku suka banget sama badminton tapi pas aku lihat banyak banget yang udah nulis tentang badminton jadi aku fokus ke cerita kedua yaitu voli. meski kurang memahami tapi karena suka jadi aku akan tetap menulisnya. semoga kalian yang membaca juga suka.
Sumber gambar : Youtube SmashNation7
Maaf kalau gambar nggak sesuai judul, aku pikir di awal lagi streaming badminton jadi aku kasih gambar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go Do It!
Ficção AdolescenteJika kau ingin melakukan yang terbaik, lakukanlah sekarang. Jika kau ingin menyerah, menyerahlah sekarang. Tapi aku yakin kau tak akan mau melakukan itu. ~~~ Cerita ini hanya fiktif meskipun banyak nama tokoh yang di gunakan adalah nama pemain voli...