Paman

4 0 0
                                    

Seperti enggan untuk menuju kantin ia hanya berjalan santai meskipun sejak tadi Natly sudah memanggil-manggilnya.

"Gue males deh ke kantin." Ucapnya sembari berhenti berjalan dan Natly menghampirinya.

"Kenapa sih lo? Karena fans nya kak Rivan lagi?" Tanya Natly dan di balas dengan tatapan tajam.

"Males ketemu Halim? Atau Yuda?" Mencoba menebak lagi.

"Ada masalah sama tim voli lagi ya? Gue denger dari Hadi kak Iqwal sama Kak Bayu kaya berantem gitu terus pada pengen keluar"

"Heuh" Resta menghembuskan nafas berat. "Jawaban lo semua hampir bener sih" kini Resta duduk di bangku depan kelas. "Lo tau sendiri fans nya kak Rivan gimana mereka kaya gak suka gitu sama gue terus juga omongannya gak enakin banget kan gue jadi insecure" jelas Resta.

"Lo nggak usah pikirin itu, yang penting kan kak Rivan baik sama lo" kata Natly menatap Resta dengan senyum, sementara Resta memutar matanya malas.

"Dia emang baik ke semua orang kan?" Sahut Resta. Ia tak mau terlalu berharap akan ucapan dari Natly karena ia sadar kalau kakak kelasnya itu tak pernah menganggapnya lebih. Baru saja Natly akan membuka mulutnya Resta sudah mulai berbicara lagi "yang lo bilang bener juga, gue emang males banget ketemu dua makhluk itu. Halim di kelas ketemu di kantin ketemu di tempat latihan masih ketemu, sebel banget. Mana sikapnya kaya benci banget sama gue"

"Kalau Yuda?" Tanya Natly, Resta menoleh mencoba menunggu pertanyaan temannya lebih jelas lagi. "Dia kan nggak buruk sikapnya dia juga keliatan suka sama lo, pengennya nempel mulu" ledek Natly tersenyum jahil.

"Ih apaan geli gue, yang ada risih tau nggak" Resta bergidik membayangkan bagaimana sikap Yuda terhadapnya.

"Kata Yoga dia udah putus sama ceweknya makanya suka mepetin lo" dan apa yang dikatakan Natly benar kalau Yuda dan pacarnya memang sudah putus.

"Ya terus kalau putus kenapa, biarin aja tetep aja gue risih." Ketus Resta, Natly hanya menggelengkan kepala.

"Dan yang lo bilang bener kita ada masalah lagi sebenarnya ini kejadian udah sering tapi yang terakhir bikin kesel banget." Kata Resta seperti geregetan sendiri.

"Kenapa?" Tanya Natly penasaran.

"Udah dua harian kita nggak latihan, karena nggak ada tempat." Jelas Resta dan tentu saja Natly mengernyit bingung. "Tim basket, make lagi tuh tempat padahal jadwal udah jelas kita yang waktunya make malah dipake sama tim basket."

"Kok bisa gitu? Gimana kata pelatih atau pak Samsul?" Tanya Natly penasaran.

"Pak Samsul kan lagi keluar kota ada tugas nganter peserta lomba debat. Terus pelatih nggak bisa ngelawan kalau sama wakepsek" jelas Resta

"Kok bisa sampe ke wakepsek?" Natly makin bingung.

"Ya kan mau nanyain kenapa bisa jadwal yang harusnya kita yang make kenapa jadi tim basket yang make tuh lapangan." Terlihat raut wajah Resta yang kesal dan Natly mencoba menenangkan. "Tapi lo tahu apa dia bilang?" Dan kali ini Natly hanya menggeleng. "Katanya tim basket mau mengikuti turnamen nasional, katanya tim basket yang kemungkinan bakal lolos dan juara. Dan katanya keputusan dia mutlak, kalau tim voli mau latihan lebih di suruh cari tempat lain" cerita Resta membuat Natly ikut kesal dengan jawaban-jawaban itu.

"Dan lagi?" Tanya Natly merasa temannya ini masih menyimpan sesuatu untuk di katakan.

"Gue pusing mesti nyari kerjaan di mana? Gue butuh banget nih" gerutu Resta. Kali ini Natly tak bisa bicara banyak, ia hanya mengusap punggung temannya menyalurkan energi positif.

***

Latihan voli hari ini berjalan lancar meskipun sempat terjadi keributan disana. Seperti halnya Nizar yang kesal dengan cara melatih nicol dan Ibnu yang mengomel karena terlalu kelelahan dengan pelatihan dari Mahfud. Iqwal terlihat tak bersemangat saat melihat Bayu masih di tim begitu juga kesal dengan dirinya sendiri yang tak bisa keluar dari tim karena peraturan baru pelatih. Hari ini pelatih juga memberi arahan sangat serius dan hampir tidak ada jeda istirahat. Tidak seperti biasanya.

Let's Go Do It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang