Natly terlihat bersemangat makan namun teman di sampingnya malah terlihat lemas tak bertenaga, ia menggeleng melihat sikap temannya itu. Namun karena tak tega dengan sikap itu akhirnya ia sedikit menyenggol siku temannya.
"Heh, kenapa sih lo? Baru tiga hari jarang ke kantin bareng udah berubah gitu?" yang di tanya hanya menoleh malas, sepertinya ia sedang mengalami masa yang sulit. Natly sedikit khawatir dan mengecek kondisi tubuhnya, ia meletakan tangannya di dahi Resta namun tak ada yang aneh. Badannya tak panas, namun kenapa temannya ini seperti berubah.
"Lo marah ya gara-gara gue sibuk?" tanya Natly.
"Huaaaa...Nat, gue sebel bangeettttt....." rengek Resta tiba-tiba setelah Natly hendak kembali fokus makan.
"Eh, kenapa sih lo jangan gitu di liatin yang lain nggak enak." Kata Natly merasa kini mereka menjadi pusat perhatian orang di kantin. Resta melihat sekeliling ternyata mereka sudah jadi pusat perhatian, ia kembali memposisikan duduknya terlihat normal.
"Ada apa? cerita aja jangan rengek gitu kaya anak kecil." Kata Natly lagi.
"Gue sebel banget, gue sekarang ada di tim voli."
"Wah, keren jadi lo terima tawaran kak Vanya?" wajah Natly terlihat sumringah kontras dengan Resta yang menanggapinya dengan helaan nafas berat.
"Keren apaan, kelihatannya manajer nggak usah capek ikut latihan apalah, lha gue 3 hari ini pemanasan udah kaya atlit mau ikut olimpiade. Belum lagi gue mesti ketemu makhluk yang aneh-aneh di sana."
"Hah, makhluk aneh? Maksud lo hantu?" kali ini Natly sedikit bingung dengan pernyataan Resta.
"ini lebih dari hantu, ada Hulk disana, ada si tukang tidur, ada si selengekan itu, ada ketua kelas yang sok tertib itu, ada si jangkung semuanya nyebelin."
"Hulk? Hadi maksud lo? Dia nggak nyebelin kali yang ada lo yang selalu jahilin dia. Si jangkung siapa?"
"Iya sih Hulk nggak suka iseng Cuma sebel aja liat muka cuek dia yang nggak bisa gue isengin lagi karena ibaratnya itu tempat dia. Yuda anak kelas 1 IPA."
"Aduh lo ganti-ganti nama orang lagi, Halim bukannya eskul PMR?"
"Ya, tapi dia suka bantu di voli jadi gue bakal sering ketemu dia. gue kesel Nat, tau gitu gue nggak gabung."
"Ya udah lo jalanin aja dulu kan ini baru awal siapa tahu nanti kedepannya lebih seru lagi. Masalah mereka yang usil ya namanya juga cowok semua isinya pasti usil lah dan lo lebih beruntung di tim voli bukan di tim basket cowok."
"Kenapa emang bukannya lebih enak yak lihat yang cakep-cakep."
"Ye, lo mah bukan gitu tapi mereka tuh kaya senioritas gitu dan nganggep yang lain di bawah mereka gue nggak suka yang begitu."
"Hem pantesan lo nolak kakak kelas anggota tim basket itu ya kemarin." Kata Resta mengingat kemarin Natly sempat menolak salah satu senior dan juga anggota tim basket putra di sekolah itu.
"Ya begitulah, sekarang lo makan abis ini mapel geografi soalnya." Kata Natly, mengingat Resta suka mengeluh lapar setiap mata pelajaran geografi. Resta mengikuti saran Natly dan ia seperti sedikit lupa dengan kekesalannya setelah bercerita tadi.
"Hei, pendek lo makan di sini" sapa seseorang dan langsung duduk di dekat Resta, hal itu membuat Resta sedikit kesal. Belum selesai oleh itu dua orang ikut duduk di dekat Natly tanpa mengatakan apapun.
"Eh, anak kecil makan mulu lo." Kata Rendy yang duduk sambil membawa semangkok bakso. Diikuti oleh Rivan, berbeda dengan yang lainnya kali ini Resta tersenyum melihat Rivan yang duduk di hadapannya. Rivan juga ikut tersenyum lalu menyapa yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go Do It!
Teen FictionJika kau ingin melakukan yang terbaik, lakukanlah sekarang. Jika kau ingin menyerah, menyerahlah sekarang. Tapi aku yakin kau tak akan mau melakukan itu. ~~~ Cerita ini hanya fiktif meskipun banyak nama tokoh yang di gunakan adalah nama pemain voli...