3.1

130 14 2
                                    

-Enjoy!-

Kara telah tiba di sebuah gor yang letaknya tak begitu jauh dari SMA Harapan dengan napas yang tersengal-sengal. Gadis itu melihat papan score yang menampilkan bahwa score SMA Harapan masih tertinggal lima belas point dari SMA Trisakti.

Sampai pandangan Kara jatuh pada seorang laki-laki yang tengah dikerumuni petugas medis, karena lengan kanannya terkilir. "Anka?"

Anka memberhentikan ringisannya, karena ia mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Kara menerobos masuk guna melewati orang-orang yang sedari tadi mengerumuni Anka. Lalu, berlutut di hadapan laki-laki itu. "Lo kenapa, Ka?"

"Gue gak apa-apa, Ra."

"Gak apa-apa kepala lo benjol. Lengan lo biru-biru gini, njir."

Belum sempat Anka menimpali ucapan Kara, namun salah satu dari petugas medis membuka suaranya. "Mohon maaf, Mbak. Tidak ada yang boleh memasuki arena lapangan selain petugas dan peserta."

"Tapi, Mas--"

"Ra!" Kara menoleh ke arah Anka, karena laki-laki itu menyela ucapannya. Anka mengangguk, seakan meyakinkan Kara jika ia berada di dalam keadaan baik-baik saja.

"Tapi, Ka--"

"Gue baik-baik, Ra. Lo percaya sama gue, kan?" Kara mengangguk paham.

Setelah Kara pergi meninggalkan arena lapangan, Anka segera bangkit dari duduknya. Lalu, menyusun beberapa strategi bersama keempat teman-temannya yang lain untuk mengalahkan SMA Trisakti.

"SMA HARAPAN?!" Seru Junius.

"SELALU TERDEPAN!"

Pertandingan yang awalnya sempat tertunda, kini kembali berjalan seperti sedia kala.

Nyatanya, kedatangan Kara di arena pertandingan membawa dampak yang sangat positif untuk Anka. Semangat laki-laki itu sangat berkobar. Terbukti dengan beberapa shoot-an bola basket ke dalam ring yang menghasilkan three point, sehingga score SMA Harapan yang sempat tertinggal dari SMA Trisakti bisa terkejar.

Pada menit-menit terakhir, score yang didapatkan oleh SMA Harapan serta SMA Trisakti seimbang. Wasit memberikan waktu tambahan guna mencari siapa yang akan menjadi juara di pertandingan kali ini.

Dengan lengan yang masih terasa lumayan nyeri akibat terkilir, Anka men-shoot bola berwarna oranye yang sedari tadi ia dribble ke dalam sebuah ring.

Three point berhasil Anka cetak. Membuat pertandingan basket kali ini dinyatakan telah berakhir, dan SMA Harapan keluar sebagai juaranya.

°°°
Kara, Olin, serta kelima anggota Vector tengah nongkrong di suatu cafe untuk merayakan kemenangan SMA Harapan.

"Lo kenapa gak ngomong ke gue, kalo hari ini kalian ada jadwal pertandingan basket lawan SMA Trisakti." Kara mencomot kentang goreng yang tersaji di atas meja.

"Gue takut ganggu lo. Hari ini si Ken ada pertandingan memanah juga, kan?"

"Dih, pas gue tinggal di rumah lo yang jam dua belas malem bangunin gue cuma minta temenin beli nasi goreng di depan perumahan lo siapa, ya? Tumben banget pake takut ganggu gue segala."

ANKARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang