-Enjoy!-
Pagi tadi Kara terlambat bangun dari tidurnya. Untung saja sang Ayah tidak pulang dari semalam, mengingat jadwal meeting yang beliau sedang lakukan berada di luar kota. Kini harapan Kara hanya satu, semoga dewi fortuna sedang berpihak kepadanya, dan berharap akan ada bus yang melintas di hadapannya.
Tin! Tin! Suara klakson motor milik seseorang terdengar di indra pendengaran Kara, yang otomatis membuatnya langsung menolehkan kepala dan mencari sumber dari suara tersebut.
"Naik!" Titah seseorang laki-laki berseragam SMA Harapan yang tak Kara kenali wajahnya. Pasalnya, wajah laki-laki tersebut kini tengah tertutup helm full fuce-nya.
Melihat kerutan yang timbul di dahi Kara, membuat laki-laki tersebut harus melepaskan helm full fuce-nya agar Kara dapat mengetahui wajahnya.
Begitu helm full face tersebut terbuka dengan sempurna, paras tampan milik Kenzo langsung menyambut penglihatan Kara.
"Naik!" Ulang Kenzo sekali lagi lalu menarik pergelangan tangan Kara agar gadis itu naik ke motor miliknya tanpa menunggu persetujuan dari Kara.
Kara sendiri hanya menuruti perintah dari Kenzo barusan. Lagi pula jam-jam segini pasti bus sudah sangat jarang melintas dan mengingat lima belas menit lagi bel sekolah akan berbunyi.
"Eh-eh kenapa nih?" Tanya Kara saat motor yang mereka tumpangi jalannya tersendat-sendat.
"Bensinnya abis," ungkap Kenzo setelah ia melihat indikator bensin pada motornya dan jarumnya sudah mengarah pada huruf E.
"Yah, terus kita gimana dong?" Tanya Kara bingung.
"Lo duluan aja naik ojek. Gue yang ngurus ini," ucap Kenzo yang hendak mendorong motornya namun lengan Kenzo di tahan oleh Kara.
"Ngga! Gue ikut bantu dorong juga," tutur Kara seraya membantu mendorong motor milik Kenzo. Walaupun Kara tahu, konsekoensi yang akan ia terima adalah terlambat masuk ke sekolah. Kara hanya tak ingin dicap sebagai gadis yang egois dan hanya mementingkan kepentingannya saja.
Kenzo mengacak rambut surai Kara, dan tanpa Kenzo sadari, perlakuannya barusan sangat berpengaruh kepada debaran jantung Kara saat ini.
Perkenalan yang tak sengaja mereka lakukan saat di perpustakaan kemarin nyatanya berlanjut hingga sekarang. Entah rasa apa yang sedang menjalar pada hati Kara sekarang, sepertinya gadis itu juga belum dapat memahaminya. Yang jelas jantung Kara selalu berpacu dua kali lebih cepat jika sedang bersama dengan Kenzo.
°°°
Sepertinya dewi fortuna tak berpihak dengan Kara dan juga Kenzo untuk saat ini. Terbukti dengan gerbang SMA Harapan yang sudah tertutup dengan rapat. Kara sendiri sudah menduga hal ini akan terjadi pada dirinya.
"Pak tolong dong, bukain pintunya buat kita berdua," pinta Kara kepada satpam yang sedang berjaga di dekat pagar sekolah.
"Maaf Neng, Bapak hanya melaksanakan tugas aja, kalo ada siswa yang terlambat ya berarti ngga boleh masuk sebelum guru piket yang nantinya akan ke sini," jelas satpam tersebut.
"Sorry," ucap Kenzo, sementara Kara hanya menganggukan kepalanya. Kara sendiri sudah paham untuk apa permintaan maaf yang Kenzo utarakan barusan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANKARA (END)
Genç KurguSatu hal yang ingin Kara rubah di dalam hidupnya. Menjadi anak yang kehadirannya diinginkan oleh Ayah kandungnya sendiri. Menyandang nama Pradipta tak seindah yang orang lain bayangkan. Tampil perfectionist dan pintar adalah kewajiban yang harus Kar...