-Enjoy!-
Anka memberhentikan langkahnya tepat di dekat pintu masuk lab kimia. Banyak asap mengepul ke udara. Membuat jarak pandang Anka untuk menemukan keberadaan Kara sangat terganggu. Pintu masuk menuju lab kimia pun sudah dikelilingi oleh api yang sedang berkobar.
Tanpa berpikir panjang, Anka melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam lab kimia. Bahkan, ia sampai tidak perduli, nyawanya bisa saja melayang, kalau dirinya memaksakan untuk masuk ke dalam lab kimia tersebut.
"RA!"
"KARA!"
"Lo di mana, Ra?!"
Luas lab Kimia di SMA Harapan terbilang tak begitu luas. Namun, tidak bisa dibilang sempit juga. Jika Kara masih terjebak di dalam tempat ini, seharusnya Anka sudah dapat menemukan gadis itu. Tetapi, Anka tidak menyerah begitu saja. Firasatnya mengatakan, kalau Kara masih berada di tempat ini.
Kedua bola mata Anka membulat dengan sempurna. Laki-laki itu menemukan Kara sudah tak sadarkan diri di atas lantai. Yang membuat Anka semakin terkejut, sebuah kayu berukuran besar menimpa kaki gadis itu. Dengan sekuat tenaga yang ia miliki, akhirnya kaki Kara bisa terbebas dari kayu besar tersebut.
Anka mengerang kesakitan, saat lengan kanannya tak sengaja tergores oleh benda tajam. Tetapi, rasa sakit itu masih dapat Anka tahan.
Sebelum menggendong Kara untuk keluar dari lab Kimia, Anka sempat menutup hidung Kara dengan jas lab-nya yang telah dibasahi dengan air. Ia mencari jalan keluar yang paling aman agar dirinya dan Kara bisa selamat dari dalam lab ini. Laki-laki itu hanya berharap, semoga Sang Maha Kuasa masih mengizinkan dirinya serta Kara untuk bertahan hidup.
Semua orang mengarahkan pandangannya ke arah Anka serta Kara yang baru saja keluar dari gedung sekolah. Belum sempat Anka menginjakkan kakinya di titik evakuasi. Namun, tubuh laki-laki itu langsung tumbang dan tak sadarkan diri, karena saat di dalam tadi, ia terlalu banyak menghirup asap.
°°°
Setelah kebakaran tersebut sudah berhasil dipadamkan. Semua siswa maupun siswi SMA Harapan dipindahkan ke gedung yang berada di selatan sekolah. Meskipun yang terbakar hanya ruang lab kimia saja. Namun, pihak sekolah menghimbau agar gedung yang berada di bagian utara sekolah tak dipergunakan terlebih dahulu, sebelum proses renovasi telah selesai.
Jam kosong telah melanda seluruh penjuru kelas. Para guru sedang mengadakan rapat dadakan untuk membahas rencana apa yang akan dilakukan selanjutnya. Anka serta Kara dilarikan ke rumah sakit, karena mereka berdua tak sadarkan diri. Sebenarnya, anak-anak Vector ingin menyusul mereka berdua ke rumah sakit. Namun, pihak sekolah melarang mereka semua.
Tidak ada satu pun siswa maupun siswi yang boleh keluar dari dalam kelas, sebelum jam pulang yang satu jam lagi akan tiba.
"Remember when Junius said... kalo gak punya uang, makan nasi lauknya pake tempe. Tapi kalau sama kamu, rasa tempenya berubah jadi daging."
"Azekkkkkkk." Frans menimpali.
"Tarik sisss!!"
"Semongko!"
"Kalo kata Coboy Junior 'tak perlu tunggu hebat untuk berani memulai'. Tapi khusus untuk lo, harus hebat dulu, karena gue alergi kacang kedelai!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ANKARA (END)
Teen FictionSatu hal yang ingin Kara rubah di dalam hidupnya. Menjadi anak yang kehadirannya diinginkan oleh Ayah kandungnya sendiri. Menyandang nama Pradipta tak seindah yang orang lain bayangkan. Tampil perfectionist dan pintar adalah kewajiban yang harus Kar...