05

1.4K 318 84
                                    

Memasuki November, hawa menjadi sangat dingin. Pegunungan yang mengelilingi sekolah berubah menjadi abu-abu bersaput es dan danau seolah menjadi baja beku. Setiap pagi tanah berselimut salju. Ivy tidak suka salju karena membuat dirinya sakit namun ia juga suka bermain salju. Semenjak peristiwa trol ia menjauhi pria itu dan menerbangkan pesan kalau ingin menunda janjinya menjadi babu Snape 1 bulan kemudian

Sehari sebelum pertandingan Quidditch, mereka berempat berada di halaman yang superdingin selama jam istirahat dan Hermione menyihir api biru terang yang bisa dibawa-bawa dalam botol selai. Mereka sedang berdiri memunggungi api itu, menghangatkan diri, ketika Snape menyeberangi halaman mendekati mereka dengan terpincang pincang.

"Apa itu yang kau pegang Potter?"  

Harry menunjukkan bukunya tentang Quidditch

"Buku perpustakaan tidak boleh dibawa keluar sekolah, lima angka dikurangi dari Gryffindor." 

Sebelum Snape mengambil buku yang dibawa Harry, dengan cepat Ivy merebutnya.

"Apa yang kau lakukan Miss Swan?" 

"Kau hanya mengada-adakan peraturan. Harry sangat membutuhkan buku itu." Ucapnya tajam.

Sedangkan ketiga temannya menatap tak percaya.

"Begitukah." Ucap Snape tajam. Ivy tak mempedulikannya dan menyerahkan buku itu pada Harry.

"Harry pergilah sebelum buku itu diambil lagi aku akan menyusul." Ucapnya sambil mendorong punggung anak itu.

Setelah meyakinkan mereka pergi, kini hanya ada mereka berdua. Ivy yang ingin menghindari pria itupun langsung beranjak pergi.

"Apa yang kau lakukan gadis konyol?" Ucapnya dingin dengan tangannya yang menarik jubah gadis itu.

"Apa? Aku hanya membantu seorang teman." Jawabnya santai..

"Huh konyol, bagaimana jika mereka mengkhianatimu?" Cibir Snape

"Apa pedulimu?" Dengus Ivy lalu kembali melangkahkan kakinya, lagi-lagi Snape menarik jubahnya hingga membuat Ivy kesal.

"Aku bukan kucing profesor kenapa kau selalu main tarik-tarik saja."

"Kenapa kau menghindariku?" Tanya Snape tajam.

"Apa maksudmu?" Balas Ivy pura-pura tak tahu.

"Kau tidak pernah datang keruanganku setelah makan malam, selama satu bulan." Ucap Snape dengan nada dinginnya

"Bukankah sudah kubilang melalui surat aku ingin menundanya profesor." Jawab Ivy dengan helaan nafas menahan kekesalannya.

Snape tampak menyeringai "Oh begitu, kupikir sekarang saat yang tepat untuk melakukannya kembali." Jawabnya lalu menyeret tangan Ivy.

Saat di perjalanan Ivy tiba-tiba tertawa geli melihat gaya berjalan pria itu yang sangat arogan apalagi sekarang malah terpincang-pincang. Snape terhenti dan menatap gadis yang tertawa itu

"Apa yang kau tertawakan." Tanyanya dingin.

"Aku selalu tertawa saat melihat caramu berjalan profesor, sangat dramatis dengan jubah hitammu yang berkibar aku selalu mengulang bagian saat kau berjalan di film." Jawab Ivy disela tawanya.

"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan, dan juga barang muggle." Jawab Snape tampak tak terima.

Ivy menggelengkan kepalanya "Kakimu terluka, apa gara-gara anjing itu?" 

"Bagaimana kau-" 

"Jangan membuatku mengulanginya lagi...sebentar." Potong Ivy cepat. Ia langsung melepaskan syalnya, udara dingin langsung menusuk kulitnya yang halus.

The Last HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang