17/* More Than Veritaserum

1K 141 86
                                    





Vote dan komen jagan lupa guys! 

Puter lagunya biar makin nampol nyeseknya.



**



"Isn't it funny that some of us are destined to love someone we cannot have?"


~°🦢°🦢°🦢~







"Headmaster, kau memanggilku?" ucap Snape saat memasuki kantor kepala sekolah dengan McGonagall.

Dumbledore berbalik mendapati kedua rekan kerjanya. "Ah Severus kemarilah anakku."

"Aku bukan anakmu Albus." jengkel Snape membuat kakek itu tertawa.

"Hahahahaha, kau masih sama. Padahal kita sudah bersama selama bertahun-tahun." Dumbledore menghela nafas. "Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."

Snape menatap penasaran, "Hal apa itu."

"Terjadi penyerangan lagi."

"Siapa kali ini Albus"

"Anak Fletchely"

"Sepertinya kita benar-benar harus memulangkan para murid karena Hogwarts sudah menjadi tempat yang tidak aman lagi."

"Baiklah jika itu yang terbaik." balas Snape.

"Tapi ada hal lain yang aku bingung. Semua murid akan pulang ke rumahnya masing-masing, akan tetapi ada seorang anak yang tidak memilikinya."

Snape memicingkan matanya. "Potter?"

"Bukan tapi Miss Swan." sahut McGonagall yang berdiri di sebelah Snape.

"Aku berencana untuk menyuruhnya tinggal di rumahku, tetapi aku khawatir jika gaya hidup wanita tua sepertiku tidak cocok dengan anak muda sepertinya. Selain itu juga, kita tidak tahu soal masa lalu gadis itu lebih lanjut. Dan juga kini ia tidak bisa menggunakan sihir. Aku merasa ada sesuatu dari anak itu yang kita tidak ketahui."


**


Snape berjalan kembali menuju ruangannya. Ia masih sedikit kepikiran dengan perintah Dumbledore yang selalu menyuruhnya hal-hal menyusahkan. Sampai lupa jika di ruangannya masih ada seorang anak yang sangat merepotkannya. Snape mempercepat langkahnya. Heran ia tidak mendengar suara apapun dari luar pintu.

Kemudian ia merapalkan mantra pembuka pintu.Ia melangkah masuk dan sedikit terkejut dengan atensi gadis itu yang sedang duduk sepertinya tertidur dengan rambut menutupi seluruh wajahnya di atas sofa miliknya.

Ia menepuk pelan pipi Ivy berkali-kali. "Hei bangunlah ini bukan penginapan."

Ivy menggerakkan kepalanya mendongak mencoba melihat hal di depannya.

"Mmmh, siapa kau?" tanya Ivy dengan muka linglung.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Hooaaaaahmmm..Ini jam berapa? Gawat nanti jika aku telat masuk sekolah hahaha." Ivy merentangkan kedua tangannya melemaskan otot-ototnya yang pegal. "Kenapa kepalaku rasanya sakit dan tubuhku terasa panas ya..." 

The Last HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang