...
⚠️ Super Long Part, semoga betah dan tidak capek scroll dan benar-benar dibaca. Jangan lupa tinggalkan jejak!
...
𓂀
·:*¨༺ ♱⚔✮⚔♱ ༻¨*:·
°
~°~°~
Ujian hampir tiba, dan alih-alih bermalas-malasan di luar, anak-anak terpaksa tinggal di dalam kastil, berusaha memaksa otak mereka untuk berkonsentrasi. Sementara aroma musim panas yang menggiurkan masuk melalui
jendela.Mereka sebentar lagi akan ujian OWL (Ordinary Wizarding Levels) atau
Level Sihir Umum. Percy mempersiapkan diri untuk menghadapi
NEWT (Nastily Exhausting Wizarding Tests) atau Ujian Sihir yang Luar Biasa Melelahkan, kualifikasi tertinggi yang ditawarkan Hogwarts. Karena Percy ingin masuk ke Kementerian Sihir, dia perlu mendapat nilai-nilai bagus. Dia menjadi cepat marah dan memberikan hukuman berat kepada siapa saja yang mengganggu ketenangan ruang rekreasi di sore hari.Ivy menjadi bersyukur karena Oliver juga tengah belajar. Satu hama berkurang satu, tinggal sisanya. Hari ini jadwal anak-anak untuk bertemu dengan kepala asrama mereka untuk berkonsultasi mengenai karir ke depannya.
Bisa dibilang, Ivy tidak memiliki hal semacam itu. Fokusnya berada di dunia sihir yang pertama adalah....
Sebentar-sebentar, ia juga tidak tahu apa fokusnya di dunia sihir lagipula dia kan manusia terdampar. Memikirkannya memang membuatnya tambah bingung.
Ivy tidak berminat untuk mencari pekerjaan di dunia sihir. Jika pun dirinya lulus dari Hogwarts, semoga saja. Ia ingin berbaur dengan muggle. Itu rencananya, kalau ia benar-benar dikeluarkan dari Hogwarts beberapa hari kedepan, ia akan menetap di luar kota. Mungkin London bukan tempat yang buruk.
Gadis itu tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang lain. Cukup dia saja yang terbebani, tidak perlu mengandalkan belas kasihan orang, ia tidak suka akan hal itu.
Sebuah pesawat kertas terbang melintasi menara Astronomi dan menabrak dahinya.
"Eh?" Ivy menangkapnya dan secarik perkamen terbuka dengan beberapa goresan tinta di dalamnya.
Ingin pergi ke Hogsmeade?
S.S
Ivy mengulum senyumnya kala melihat inisial yang mengirim surat tersebut. Namun senyumannya memudar karena tidak tahu cara membalasnya. Dan pria itu tidak memberikan info lebih lanjut. Mungkin ia harus menemui pria itu di ruangannya.
"Sedang bertukar surat untuk pacarmu, Ivy?" Suara itu menginterupsi Ivy dan anak itu gelagapan cepat-cepat menyembunyikan suratnya.
"T-Tidak ada."
Lupin menyandarkan badannya pada pembatas besi menara. Entah mengapa akhir-akhir ini dirinya secara tidak sadar suka menjahili anak itu.
"Bukankah seharusnya kau belajar? Pekan ujian sudah di depan mata. Aku yakin kau tidak ingin mendapat hasil yang buruk."
"Untuk apa, lagipula aku kan akan meninggalkan tempat ini."
Lupin berdecak, "Belajar bukan hanya sebatas kau berada di Hogwarts, Ivy. Dan bukan sekedar kau murid di sini. Itu adalah satu hal yang kelak akan kau butuhkan nanti. Belajarlah untuk memahami dirimu sendiri, belajarlah untuk mengetahui rahasia yang ingin kau ketahui karena jika kau terus berdiam diri, kau tidak akan tahu apa-apa. Dan kau akan mudah dipermainkan. Justru selagi kau masih berada di Hogwarts jangan menyia-nyiakan waktu yang tersisa. Buatlah mereka agar mengingat namamu meskipun kau tidak ada di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last HOME
FanfictionSemua berawal dari seorang gadis pengidap Heterochromia tak sengaja masuk ke dunia fantasi Harry Potter. Ivy terpaksa menjalani kehidupan barunya yang cukup merepotkan di sana. Seiring berjalan waktu, rasa cinta tumbuh dengan Professor killer Nomor...