10

1.2K 267 220
                                    

|||Sebelum mulai biasakan beri vote dulu ya. Selamat membaca ^^

..

"Jika kamu sedang mencintai seseorang, maka kamu bisa merasakan apakah itu getaran cinta dan rasa khawatir yang teramat sangat apakah dia baik-baik saja atau tidak."

**

Keesokan harinya, Ivy berjalan sendirian menuju aula besar. Ia tak mengikuti pelajaran Profesor Sprout tentang Mandrake karena masih istirahat juga lagipula dirinya sudah pernah belajar menanam Mandrake sebelumnya. Disana sudah penuh dengan murid-murid yang tengah menikmati hidangan yang tersaji dihadapan. Lalu ada sebuah lambaian tangan dari seorang gadis di meja Gryffindor dan tampak Ron sedang memplester tongkatnya yang nyaris putus.

Ivy menempatkan diri disebelah kursi Hermione yang kosong. Dirinya merasa malas melihat raut wajah Ron yang terlihat kesal.

"Bagaimana kabarmu? Katanya semalam kau berada di rumah sakit."

Ivy sedikit menarik nafas "Tidak apa-apa hanya sebuah kecelakaan kecil, jangan meragukan Madam Pomfrey." 

Lalu seluruh aula kedatangan ratusan burung hantu terbang masuk, beputar-putar di aula dan menjatuhkan surat dan paket kepada anak-anak yang asyik berceloteh. 

Sebuah burung hantu berwarna abu-abu langsung terjatuh dan menabrak piring-piring di depan meja Hermione dan Ron. "Errol!" seru Ron. Errol pingsan di atas meja kakinya mencuat ke atas dan sebuah amplop merah tergigit di paruhnya.

"Oh tidak!" Pekik Ron mengambil surat dari burung itu.

"Lihat semuanya, Weasley dapat Howler." Seru Seamus yang langsung mendapat cekikikan dari anak-anak.

"Ayo Ron bukalah dulu aku dapat dari nenekku dan mengabaikannya. Sungguh mengerikan." Ucap Neville. 

Dengan perasaan takut, Ron ragu-ragu membukanya dan suara teriakan menggema ke seluruh penjuru. "RONALD WEASLEY!" Amplop merah itu lepas dari tangannya dan terbang mengomel di depan Ron.

"BERANINYA KAU MENCURI MOBIL ITU! AKU BENAR-BENAR MARAH, AYAHMU SEDANG DI INTEROGASI DI KANTOR..DAN SEMUA INI SALAHMU!"

Ron hanya merendahkan duduknya takut dengan omelan suara ibunya. "KALAU KAU MELANGGAR ATURAN SEKALI LAGI, AKU AKAN MENYERETMU PULANG!" Ancamnya dengan berteriak. Ron hanya manggut-manggut dengan wajah ketakutan.

"Dan Ginny sayang, selamat kau masuk Gryffindor. Ayahmu dan aku bangga sekali." Suaranya tiba-tiba berubah menjadi lembut. Kemudian amplop itu tersobek-sobek sendiri dan lenyap.

Beberapa anak tertawa dan sedikit demi sedikit celoteh ramai mulai terdengar lagi. Kemudian Ron menatap tajam ke arah Ivy "Ini semua gara-gara kau tahu!" 

Ivy merengutkan alisnya "Apa maksudmu?" 

"Kau menyuruh kami membawa mobil dan lihat akibatnya!" 

Gadis itu tersenyum miring "Lalu memangnya kau bisa sampai ke tempat ini bagaimana? Apakah memakai sapu? Atau menggunakan kaki kecilmu itu."

Semua mendadak menoleh menuju perdebatan mereka. "Ron sudahlah kau berlebihan." Sahut George. Ron berdecih "Terus saja bela dia daripada adikmu sendiri."

Matanya kembali menatap nyalang Ivy "Gara-gara kau juga tongkatku jadi patah lihat!"

"Tulangku juga patah asal kau tahu itu, kenapa kau tak salahkan dia?" Tunjuk Ivy pada Draco. 

Anak berambut platinum itu melotot tak terima "Apa-apaan kau menuduhku sembarangan mudblood mata aneh.

Ivy mencebik "Gara-gara peri rumahmu sialan! Kami jadi telat."

The Last HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang