35/* Triwizard Champions

616 49 53
                                    

Sekadar menyarankah sebaiknya baca ceritaku Love At First Bite dulu biar paham alur chapter ini :)

Oh ya btw Author buat cerita baru oneshots (Love and Tragedy) ada smut Snape juga ya khusus buat 21+ boleh mampir dan di vote. Thank you!


°

𓂀

·:*¨༺ ♱⚔✮⚔♱ ༻¨*:·

°

~°~°~


Pukul setengah enam hari sudah gelap. Di kastil sedang mengadakan pesta Halloween. Dan lebih penting lagi, malam ini adalah pengumuman siapa yang menjadi juara sekolah.

Tetapi mereka dikejutkan oleh keadaan ruangan Great Hall yang tampak seperti habis terkena topan. Meja-meja di barisan Slytherin terkoyak serta podium depan jajaran para staf juga berantakan.
Piala Api masih berada di tempatnya kokoh tanpa ada kerusakan.

"Alastor bisa kau jelaskan apa yang terjadi di sini?" tanya Dumbledore dengan raut wajah syoknya.

Moody mendekati Dumbledore berjalan terpincang. "Aku diserang Albus, dia ingin melakukan kecurangan terhadap Piala Api." katanya dengan menggeram kesal. "Dan aku curiga ada pengkhianat di Hogwarts. Salah satu muridmu, mungkin saja."

"Sebaiknya kita jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan terlebih dahulu sebelum adanya bukti yang kuat."

Sementara murid-murid diperintahkan agar kembali esok hari untuk pengumuman siapa saja yang menjadi calon juara tahun ini.

"Kenapa selalu saja ada insiden di dalam Hogwarts." gerutu Ron. "Mungkin tempat ini terkutuk."

Harry tertawa kecil. "Yah mungkin saja. Tetapi tidak ada tempat yang layak disebut rumah selain Hogwarts. katanya melirik Ron. "Burrow too, of course."

"Apa ada murid dari Hogwarts yang memasukkan namanya lagi?" tanya Harry.

Dean yang ikut bersama barisan Gryffindor, ingin menyahut. "Ada isu bahwa Warrington memasukkan namanya tapi aku tidak tahu lagi kapan dia memasukkannya."

"Apa?!" pekik Ron. "Mana bisa juara kita anak Slytherin!"

"Semua anak Hufflepuff membicarakan Diggory," kata Seamus penuh penghinaan. "Tapi dugaanku dia tidak akan mau mengambil risiko mencederai wajah tampannya."

Hermione berdecak. "Kau ini asyik membicarakan murid dari asrama lain. Padahal Ivy juga berhasil memasukkan namanya ke dalam Piala Api."

"Yah, dia lebih baik daripada cowok cantik Diggory itu." kata Seamus membuat beberapa anak Hufflepuff yang melewati meja mereka mendelik marah kepadanya. "Membicarakan Ivy, dimana dia sekarang?"

Mereka juga baru menyadarinya. Para murid-murid bergerombol memenuhi jalan masuk.

"Entahlah, kami juga belum melihatnya sejak tadi pagi." Harry berjalan lebih dulu karena merasakan sakit pada dahinya, bekas lukanya.

Sedangkan para staf dan kepala sekolah sedang berdiskusi mengenai kejadian yang menimpa ruangan Great Hall. Mereka langsung mempercayai perkataan Moody karena terlihat begitu meyakinkah ditambah dengan beberapa barang bukti seperti sebuah topeng yang dikenakan oleh tersangka pada malam itu.

Snape sedaritadi tidak bisa fokus karena kalung di genggamannya terus memancarkan cahaya berkedip seakan ingin memberitahunya sesuatu. Kalung itu diberikan oleh Flo beberapa hari lalu, anak itu mengatakan bahwa kalung tersebut milik Ivy yang tertinggal saat di ruangan musik. Perasaannya semakin gelisah, kemana gadisnya berada?




The Last HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang