Sebelum lanjut ke cerita, author mau promosi cerita author yang lain. Barangkali kalian ada yang mau mampir.
*****
⚠️ Mengandung beberapa adegan dan kalimat vulgar, harap kebijakannya saat membaca. Tinggalkan jejak setelah membaca 👣
°
𓂀
·:*¨༺ ♱⚔✮⚔♱ ༻¨*:·
°
~°~°~
Gumpalan kabut embun menutupi kaca jendela yang tampak sedikit retak. Sepasang mata bulat itu menunjukkan sinyal kelelahan. Badannya sulit digerakkan sekarang.
Ivy perlahan mengangkat lengan Snape yang menindih perutnya berat. Wajahnya bersungut, kenapa kalau seperti ini dirinya tidak ada tenaga? Menyebalkan sekali, pria itu membuatnya tidak bisa tidur semalam.
Kancing bajunya terbuka, Ivy membenarkannya dengan cepat dan hendak berbalik bangun. Namun Snape kembali merengkuhnya dari belakang hingga ia terguling di ranjang lagi.
Ivy tersentak ketika merasakan sebuah gerakan tidak mengenakkan di pantatnya. Seperti benda keras menggesek areanya beberapa kali.
"Ah fuck! I'm so close."
Terasa gerakannya semakin cepat diiringi dengan geraman pelan dari bibir tipis pria itu. Kepala Ivy menjadi pusing dan ia langsung bangkit dan menghempaskan tangan Snape dengan kasar.
Gadis itupun lari terbirit-birit keluar kamar yang untungnya tidak terkunci. Jantungnya seakan mau berhenti, ia menyenderkan bahunya ke dinding. Tadi itu sangat berbahaya. Mengingat itu membuatnya bergidik ngeri. Ia menangkup wajahnya yang sudah kepanasan.
Sial dirinya itu sebenarnya malu atau mau sih!
Mendapati sebelah ranjang kosong, Snape sontak membuka matanya dan segera beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last HOME
FanfictionSemua berawal dari seorang gadis pengidap Heterochromia tak sengaja masuk ke dunia fantasi Harry Potter. Ivy terpaksa menjalani kehidupan barunya yang cukup merepotkan di sana. Seiring berjalan waktu, rasa cinta tumbuh dengan Professor killer Nomor...