⚠️ Long Part >8000 word. Harap dibaca baik-baik jangan cuma di scrol-scrol aja. Jangan lupa tinggalkan jejak ya, Oke!
₍ ᐢ.ˬ.ᐢ₎˚୨୧ೃ⁀➷
~°~°~°~°~
Ivy melepaskan tautan bibir mereka secara sepihak dengan mendorong dada Snape.
"Merlin! Aku lupa gelangnya!" Panik Ivy berusaha menutupi gelang itu berharap orang yang mengawasinya tidak tahu.
Snape terkekeh pelan, ide jahilnya mulai muncul entah darimana.
"Why? I'd like them to know our activity."
Tubuhnya menegang ketika pria itu kembali menggodanya. Snape memberanikan diri untuk mengendus ceruk leher Ivy toh sebelumnya ia pernah melakukan yang lebih dari ini. Meskipun tanpa sepengetahuan gadis di hadapannya.
Snape sengaja meniup telinga belakang Ivy dan lihat saja gadis itu langsung gemetaran.
"S-Sir." Ivy menelan salivanya susah. Snape menggenggam pergelangan tangan gadis itu yang terdapat gelang berwarna dark purple.
"Aneh, kemana perginya gadis yang selalu memberontak dan memakiku?"
Ivy mencoba bergerak mundur namun tidak bisa karena sudah tidak ada jarak lagi. "Profesor, jika Kementrian tahu maka kita akan-"
"Mereka tidak akan tahu."
Merasa terintimidasi, Ivy pun justru menyeruduk perut pria itu sampai meringis.
"Kubilang hentikan, dasar menyebalkan!" kesalnya sambil menggembungkan pipinya yang sudah semerah tomat.
Snape masih memegangi perutnya yang terkena sundulan Ivy. "Apa kau manusia setengah banteng? Kenapa tenagamu kuat sekali."
Jujur saja Ivy sangat ingin tertawa mendengarnya. Tetapi ia menahannya. "Berhenti menggodaku! Kalau Kementrian tahu, maka aku akan... aku akan dikeluarkan dari Hogwarts." Ivy merendahkan suaranya di akhir.
Snape menaikkan sebelah alisnya dan terkekeh seakan mengejek.
"Apanya yang lucu? Kau mau aku dikeluarkan?"
"Tidak, hanya saja. Sepertinya aku beberapa kali mendengar seseorang yang sangat ingin melarikan diri dari Hogwarts. Namun, sekarang justru takut jika akan meninggalkannya." sindir Snape membuat gadis itu harus menyembunyikan rasa malunya yang sudah tidak tertolong.
"Apa itu berarti, kau sudah menemukan tujuanmu di sini?"
Ivy memalingkan wajahnya, "K-kurasa begitu."
Bisikan Snape kembali menerjang indra pendengarannya yang sensitif, "Tell me."
Gadis itu kembali menoleh ke arah Snape dengan kedua wajah yang saling berdekatan. "It's you, Profesor."
"Please, don't come this closer."
Suara Ivy yang memohon bagaikan sebuah eargasm tersendiri bagi pria itu.
"As I said before, Kementrian tidak akan tahu. Karena aku sudah memberikan mantra penghalang pada gelangnya."
Mata Ivy terbelalak, "Kapan kau melakukannya?!"
"Aku akan menceritakannya di lain waktu." Tentu saja tidak mungkin pria itu berterus terang. Bisa-bisa dirinya dibunuh oleh anak tersebut.
"Kalau begitu, kau hanya menggodaku dari-tadi!" Ivy mulai memukulkan bantalnya berkali kali. "Kau keterlaluan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last HOME
FanfictionSemua berawal dari seorang gadis pengidap Heterochromia tak sengaja masuk ke dunia fantasi Harry Potter. Ivy terpaksa menjalani kehidupan barunya yang cukup merepotkan di sana. Seiring berjalan waktu, rasa cinta tumbuh dengan Professor killer Nomor...