37/* Christmas Edition 🎄☃️ ⚠️

1.6K 58 30
                                    



⚠️ Mature/NSFW Content!

°

𓂀

·:*¨༺ ♱⚔✮⚔♱ ༻¨*:·

°

~°~°~




Gelisah dalam tidurnya, nafasnya menjadi terengah-engah dan seperti tenggelam. Pusaran mimpi itu terasa begitu nyata hingga terbawa ke alam sadarnya.

Masih dengan keringat membanjiri keningnya, Ivy berusaha menormalkan deru nafasnya. Kepalanya menjadi pusing. kenapa tubuhnya terasa sangat gerah dan lengket?

Perlahan matanya yang buram sedikit demi sedikit bisa melihat sosok seorang pria tengah tertidur di sampingnya.

'Oh, ternyata hanya dia.' pikir Ivy dalam hati. 'Sejak kapan, dia sedekat ini denganku?'

'Rasanya aku telah melewatkan seribu tahun untuk melihatmu.' setitik air matanya menetes dan memeluk tubuh Snape. 'Aku sangat merindukanmu.'

Tetapi tak lama berselang, tiba-tiba tangan besar itu meremas payudaranya yang polos. Sontak saja Ivy memelototkan matanya karena terkejut.

Pekikan nyaring langsung keluar dari mulutnya dan ia terlonjak bangun. Rasa sakit seakan memukul area intimnya saat hendak bangkit.

BRUKK

Alih-alih bangun, Ivy justru terjatuh ke bawah sembari memegangi perutnya yang kram. Untung saja tidak terlalu keras akibat selimut menggulung tubuhnya.

Samar-samar Ivy mengingat kejadian semalam yang membuat pipinya memerah sangat malu dan kesal di saat bersamaan.

'Sial! Kenapa adegan itu terus berputar di otakku sekarang?' kesalnya, ia menyadari jika sekarang dirinya sudah bukan gadis perawan lagi.

Rupanya kehebohan kecil tadi membangunkan seseorang dari tidur nikmatnya. Suara deritan ranjang membuat Ivy panik, bingung harus bagaimana.

"Morning darling." kata Snape menengok ke bawah ranjangnya. Tampaknya Ivy memilih untuk memalingkan wajah atau sekedar berpura-pura masih tertidur.

Snape bukanlah orang yang mudah dibohongi. "Ngomong-omong kenapa kau ada di bawah? Bukankah perjanjian itu sudah hilang hmm.."

"A-Aku jatuh." gagap Ivy yang berkeringat dingin. Seingatnya Snape belum memakai celana panjangnya.

"Jatuh? Kalau begitu kenapa tidak bangun dari sana?" Snape masih asyik menggodanya tanpa rasa bersalah.

"Tidak bisa..." Ivy menggigit bibir kemarahannya. "...masih s-sakit."

Snape menyeringai licik, "Apanya?"

Pertanyaan itu sungguh membuat Ivy sangat jengkel. Bisa-bisanya Snape terus bertanya seperti menikmati bagaimana dirinya terlihat kacau akibat ulahnya semalam. Ia pun berdecak kesal dan berusaha menggeliat di lantai.

"Ck, kau menyebalkan!"

Sontak Snape tertawa lalu menuruni ranjangnya. Ia membungkuk untuk mengangkut tubuh Ivy yang terbalut selimut. Tampak gadis itu cukup terkejut namun dengan cepat memalingkan wajahnya.

"Maybe you can say..." Snape mendekatkan bibirnya ke telinga Ivy dan berbisik. "Severus please..."

Ivy meneguk salivanya susah, ia sekarang menjadi takut dengan pria di dekatnya ini.

The Last HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang