AKROPHOBIA - 3

60.3K 3.1K 10
                                    

Pekerjaan impian Freya sejak ia kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pekerjaan impian Freya sejak ia kecil.
Ia bilang ingin menyelamatkan orang orang yang sakit dan bahkan hampir menjemput ajal mereka.

"Jadi apa yang mau anda bicarakan?" tanya freya sembari melepaskan cekalan di lengannya dengan paksa saat dirasanya lengannya hampir memerah karena cekalan yang lumayan kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi apa yang mau anda bicarakan?" tanya freya sembari melepaskan cekalan di lengannya dengan paksa saat dirasanya lengannya hampir memerah karena cekalan yang lumayan kuat.

"Saya ingin kamu bekerja sebagai dokter pribadi keluarga saya" ucap Yesa tegas yang menandakan bahwa ucapannya harus dituruti. Benar benar seorang dominan dan ditaktor.

"Sorry? Maksud bapak apa ya?" tanya freya bingung mendengarnya, memang orang dihadapannya ini kesambet apa sampai nenawarinya hal seperti itu.

"Saya tidak setua itu untuk kamu panggil bapak, nama saya Yesa," sinisnya, enak saja ia dipanggil bapak bapak memangnya ia sudah menjadi bapak bapak apa ya.

"Ya terus saya mau panggil apa, kan gak enak masak panggil nama, situ kayaknya lebih tua dari saya,"

"Panggil saya Tuan Yesa."

'Idih tuan tuan emang situ siapa dipanggil tuan segala' gerutu Freya sebal sambil mencaci maki Yesa dengan segala nama hewan yang ada di kebun binatang.

"Saya bisa mendengar apa yang kamu katakan, sekali lagi perkenalkan nama saya Yesa aldric bratadika pemilik rumah sakit ini kalau kamu belum tau" sahut Yesa dengan nada sombongnya.

'Owh pemilik rumah sakit ini' batin Freya

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik

Lima detik

"WHATT JADI KAMU PEMILIK RUMAH SAKIT INI teriak Freya tanpa sadar yang justru membuat orang orang yang berada di taman menoleh padanya.

"Ssstttt bisa nggak sih kalau ngomong gausah teriak teriak" sahut Yesa.

"Ehh ma--maaf reflek" jawab Freya sambil menyengir menatap Yesa.

Suasana kembali hening, Freya masih berpikir benarkah orang yang duduk disampingnya saat ini adalah pemilik rumah sakit yang kemarin dibicarakan oleh zella dan bagaimana bisa orang ini memintanya untuk menjadi dokter pribadi keluarganya.

"Jadi bagaimana apakah kamu setuju dengan penawaran saya barusan?" tanya Yesa yang memecah keheningan.

"Emmmm boleh ga pa-- eh tuan saya pikirkan dulu penawaran tuan yang tadi soalnya saya masih bingung" tawar Freya

"Baik tapi Saya hanya memberi waktu kamu seminggu"

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu ada pasien di UGD yang memerlukan bantuan saya" pamit Freya seraya berjalan meninggalkan taman yang mulai sepi.

'Menarik' batin seseorang

##############

"Assalamualaikum aku pulang" teriak Freya begitu memasuki rumahnya

"Dek bisa ga sih gausah teriak segala telinga mama tuh ga budek" omel sang mama

Freya yang mendengar jawaban sang mama pun hanya bisa meringis pelan "Maaf ma kan kalo gak teriak nanti mama gak kedengeran"

"Ya kan bisa dicari dulu mamanya terus disamperin"

"Ya udah sihh udah terlanjur juga kan"

Raini Syah putri adalah ibu dari Freya grethania. ia membesarkan Freya sendirian atau bisa dikatakan single parent, keadaan yang memaksanya untuk menjadi orang tua satu satunya bagi Freya. Ayah Freya, Aditya Bramantyo telah berpulang terlebih dulu karena kecelakaan pesawat. Hal itu sempat membuat Raini depresi sementara.

"Tumben pulang kerumah biasanya 2 Minggu sekali itu pun mama yang ngingetin kamu,"

"Ya gapapa tadi kebetulan aku lagi dideket sini jadi sekalian mampir." ucap Freya

Raini hanya tersenyum mendengar penuturan sang putri "sering sering ya Frey mama kesepian kalo gak ada kamu, palingan sama mbok,"

"Iya ma aku usahain kesini nemenin mama kalau ada waktu luang,"

"Yaudah mama ke dapur dulu kamu nginep sini kan?"

Freya menggaruk alisnya yang tidak gatal "Emm gabisa deh ma kayaknya besok aku ada operasi pagi jadi harus pulang ke apartemen"

Raini menghembuskan nafas kasar "Hufftt yaudah kamu pulang gih udah keburu malem ntar, kan ga baik anak gadis kok pulangnya malem banget sendirian lagi,"

"Maaf ya ma aku kapan kapan kesini lagi deh nginep kok pasti"

Raini menghampiri Freya untuk dipeluknya "Iyaa pokok nya kamu harus jaga kesehatan, minum air putih yang banyak, kalau makan harus teratur kamu kan punya maag, kalo lagi senggang telpon mama dan--- "

"Iya mama ku yang tersayang aku ga akan lupa semua yang mama nasehatin tadi"

"Eitsss tadi mama belum selesai bicara yang terakhir---- jangan lupa cari pacar dongg mama kan pengen gitu kayak temen temen arisan mama yang selalu mamerin menantu kalau enggak pacar anaknya. Nah berhubung kamu kan belum punya pacar cari aja dulu kan siapa tau dapet,"

"Astaga ma aku tuh baru umur 25 tahun masih terlalu muda buat mikirin punya pacar,"

"Apaan, 25 tahun itu udah umur matang untuk menikah, sementara kamu punya pacar saja belum. Freya dengerin kata mama jangan hanya karena masa lalu kamu sehingga membuat kamu trauma, enggak bisa gitu Freya kehidupan itu terus berjalan kalau kamu terus menatap ke belakang kamu nggak akan maju."

"Baiklah aku akan berusaha buat buka hati aku lagi" ucap Freya dengan sungguh sungguh.

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KE TIKTOK, INSTAGRAM DAN SEMUA SOSIAL MEDIA YANG KALIAN PUNYA SEKARANG.

Follow tiktok @lovematcha15 karena disitu banyak banget spoiler tentang part part selanjutnya juga cerita baru aku yang masih dalam proses penulisan.

Salam manis dari Doramomon's

AKROPHOBIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang