AKROPHOBIA - 21

28.7K 1.4K 1
                                    


HAPPY READING !!!!!

HAYOO SIAPA YANG NUNGGUIN CERITA INI UP ???

---------------------------------------------------------

Hening.

Satu kata yang cukup mendeskripsikan bagaimana kondisi ruang makan saat ini. Bagaimana tidak, Freya hanya makan sendiri dan para pelayan sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing masing. Memang benar disini dia diperlakukan seperti definisi ratu yang sebenarnya, tapi Freya sama sekali belum terbiasa dengan semua ini. Dulu orang tuanya memang hidup berkecukupan tapi dia benar benar tidak pernah diperlakukan oleh para pelayan di rumahnya yang sekarang ditinggali oleh mamanya seperti ratu. Ck memang sekaya apa sih Yesa itu sampai semua orang sebegitu tunduknya sama dia.

Freya mendongak dari makanan dihadapannya menatap bi Retha yang berdiri menatapnya "Bi, makan sama aku aja yuk"

Sontak Retha yang mendengar ajakan Freya terkejut setengah mati, memang benar dia sudah dianggap sebagai ibu kedua oleh Yesa, tapi untuk makan di meja makan tentu saja dia akan menolaknya "maaf nona, tapi kami para pelayan biasanya makan di ruang makan belakang"

" Tidak, bibi makan aja sama aku disini atau ajak pelayan lainnya makan disini juga gak papa kok" Freya tetap kekeuh mengajak Retha makan bersamanya di ruang makan utama.

"Maaf nona tapi saya benar benar tidak bisa untuk makan bersama di ruang makan utama"

" Bi, ayolah bibi ga liat aku makan sendirian kayak gini gak enak tau" Freya mencebikkan bibirnya kesal.

Retha yang kasihan melihat Freya akhirnya menuruti perintahnya untuk makan berdua di meja makan utama.

Retha mulai mengambil piring dan lauk pauk yang berada di meja makan itu. Setelahnya mereka berdua hanya diam dan menikmati makanan masing masing.

Karena tingkat kekepoan Freya sudah level up jadi dia memutuskan untuk bertanya pada Retha "Emm bi, Yesa kapan ya pulang dari luar negeri ?"

Retha menelan makanan yang berada di mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Freya "Tadi pagi pagi buta tuan sudah datang nona"

" Loh kok gak sarapan sih bi" Nahh kan rugi ga tuhh tadi tau gitu dibawain aja makanannya ke kamar, sekarang malah gak ketemu ya sama saja boong dong.

"Mungkin tuan masih di kamarnya nona, soalnya saya dari tadi tidak melihat beliau keluar dari mansion"

Tentu saja Freya senang bukan main, kalau begini kan tidak sia sia. Oke fikss setelah makan dia harus ke kamar Yesa untuk mengatakan tujuannya "Owhh gitu ya bi"

"Nona makannya pelan pelan saja, nanti bisa tersedak" Retha memperingati, Freya memakan makanannya terlihat buru buru, dia khawatir jika sang empu tersedak dan berakhir ia yang di marahi oleh Yesa.

"iywa bwi inwi udwah pewlan pewlan" jawab Freya dengan mulut penuh makanan.

" uhukk uhukk uhukk" benar saja kan baru dibilang udah tersedak saja.

Buru buru Retha menuangkan minum untuk Freya "ini nona diminum dulu" seraya menepuk nepuk punggung freya pelan.

Freya menerima minum yang diberi oleh retha dengan cepat sebab dia merasakan tenggorokannya yang terasa perih "huh huh huh, makasih bi "

Dengan tergesa gesa Freya meninggalkan ruang makan tanpa mengucapkan apapun pada Retha "Nona, ini makanannya belum habis" teriak Retha dari kejauhan.

******

Freya mengetuk pintu kamar Yesa berkali-kali tapi sang empu tak kunjung menjawabnya.

"Buka aja kali ya, ntar kalau ditanya kenapa gak ngetuk kan gue udah ngetuk kan ya, jadi gak salah dong" batin Freya bimbang.

Ceklek

Yang terlihat di pandangan Freya sekarang adalah kamar yang keseluruhannya berwarna hitam, entah apa yang dipikirkan Yesa waktu memilih tema kamar ini.

Suara pintu kamar mandi dibuka membuat Freya yang sedang melihat kamar yesa jadi terhenti. "Apa yang kamu lakukan disini ?" tanya Yesa.

Sementara Freya, dia hanya terbengong dengan mulut terbuka melihat penampilan Yesa yang bisa dibilang errrrr seksi mungkin. Handuk yang dililitkan hanya sebatas pinggang membuat perutnya yang sixpack jadi terlihat. Freya bukan wanita munafik yang akan menyia-nyiakan pemandangan indah ini.

Setelah tersadar apa yang ia lakukan buru buru Freya menutup mata dengan kedua tangannya dan berbalik badan untuk memunggungi Yesa. "Itu ada yang mau saya bicarakan, tapi kamu bisa ganti baju dulu saja aku akan keluar"

"Baiklah" Yesa menahan senyumnya melihat wajah merah Freya. Terlihat sangat menggemaskan.

TBC

JANGAN LUPA VOTE!!!!🖤🖤🖤

AKROPHOBIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang