AKROPHOBIA - 32

20.1K 1K 16
                                    

HAPPY READING !!!!!!

Puluhan pria berbadan kekar berdiri berjejer di depan pintu masuk perusahaan. Hingga sang penguasa datang, para bawahan tadi mengawal hingga sampai di ruangannya.

"Bagaimana perkembangan proyek hotel kita dengan zelano crop ?" Tanya Yesa pada Deon yang berdiri dihadapannya dengan membawa iPad khusus untuk kepentingan pekerjaan.

Ya, zelano crop adalah perusahaan yang kemarin mengadakan pertemuan meeting bersama dengan perusahaan Yesa. Pemilik dari zelano crop sendiri tak lain dan tak bukan adalah Alvin alvariz zelano, putra sulung keluarga zelano. Jika kalian berfikir bahwa Alvin yang ini adalah Alvin sahabat Yesa maka kalian benar. Alvin adalah sahabat Yesa sejak sekolah dasar. Waktu itu pertemuan keduanya cukup unik.

Yesa dulu dan sekarang tidak jauh berbeda, datar dan pendiam, sedangkan Alvin adalah anak yang ceria, ramah, dan mudah bergaul. Saat itu mungkin bercandaan Alvin terlalu berlebihan hingga membuat salah satu teman sekelas mereka marah dan membully nya, tanpa sengaja Yesa melewati tempat pembullyan. Awalnya dia tidak ingin peduli dan membiarkan saja, tetapi setelah mendengar perkataan yang kurang mengenakkan keluar dari mulut siswa yang membully tadi membuat Yesa iba dan menolong Alvin. Keduanya jadi saling mengenal dan berlanjut hingga sekarang.

"Sejauh ini tidak ada masalah tuan, perkembangannya juga sudah mencapai 75%" ucap Deon sambil membaca data yang berada di iPad di tangannya.

Yesa tidak menjawab dan membuka buka berkas yang ada dihadapannya.

"Oh ya, saya mau segera adakan meeting dengan para petinggi rumah sakit, ada yang mau saya bicarakan dengan mereka" pesannya pada Deon.

"Baik tuan, ada lagi yang bisa saya bantu ?" tanya Deon memastikan.

"Tidak"

"Baik kalau begitu saya akan kembali ke meja saya" ucap Deon.

###############

Tap

Tap

Tap

Setiap langkah kaki, membawa aura mengerikan di setiap mata memandang. Aura nya sungguh kuat, hingga mampu membuat orang yang merasakannya menunduk ketakutan. Hanya satu orang yang tidak takut merasakan aura itu.

"Yesa, kamu kenapa kesini ?" Ya, Freya grethania lah orangnya. Gadis dengan sejuta luka yang tak pernah orang tahu itulah orang yang membawa aura kebahagiaan bagi Yesa.

Sontak seluruh para bodyguard yang berdiri di belakang Yesa menunduk hormat pada Freya.

"Ada rapat sama petinggi rumah sakit" ucap Yesa sambil memainkan ujung rambut Freya yang tergerai.

Kini Yesa tidak akan sungkan memamerkan kemesraan nya dengan Freya, karena Freya adalah miliknya. Dan miliknya tidak ada yang bisa mengambilnya siapapun itu. Jika berani mengusik ataupun menganggu gadisnya maka dia tidak akan tinggal diam.

"Oh yaudah kalau gitu aku mau ke UGD dulu ya" Freya dengar ada korban kecelakaan di UGD yang keadaan nya parah dan dokter magang di UGD tidak bisa menanganinya jadi dia sendiri yang harus melihatnya.

Yesa menarik pinggang Freya agar semakin mendekat padanya hingga keduanya kini tak memiliki jarak.

Cupp

Dengan lembut Yesa mengecup pipi kiri Freya. Tidak mempedulikan banyak pasang mata yang melihat kemesraan dua insan tersebut. Freya berusaha melepaskan rengkuhan Yesa, tapi pria itu semakin mempererat nya.

"Jangan malu baby, bagaimana jika aku justru mencium bibir menggoda mu itu disini ?" tawar Yesa dengan nada sensual.

Mata Freya membelalak mendengar ucapan Yesa. Dengan mudahnya dia mengucapkan kata kata seperti itu di sini, di lorong rumah sakit, dihadapan puluhan orang.

Freya melepaskan rengkuhan Yesa dengan kasar dan setelahnya dia menatap tajam seolah olah bahwa Yesa adalah musuh bebuyutannya dan setelahnya gadis itu berlalu pergi menuju UGD dengan perasaan dongkol.

############

Seluruh petinggi rumah sakit dan para dokter senior tengah mengadakan rapat dengan pemilik rumah sakit yang tak lain adalah Yesa Aldric bratadika.

Saat Yesa memasuki ruangan rapat, orang yang sudah berada di dalam langsung berdiri dan menunduk hormat untuk menyambut kedatangan sang pemimpin. Keadaan ruangan seolah mencekam saat Yesa datang.

"Selamat datang tuan" ucap direktur rumah sakit.

Yesa tidak menjawab dan langsung duduk di kursi kebesarannya.

"Saya disini tidak akan berlama lama. Bagaimana keadaan rumah sakit ?" tanya Yesa pada audience rapat.

Huston, direktur rumah sakit tersebut menjawab bahwa tidak ada kendala apapun selain semakin banyak pasien yang berdatangan belakangan ini.

Huston Alatas, pria paruh baya yang sudah berumur 56 tahun itu sudah bekerja menjadi direktur bratadika hospital selama kurang lebih sepuluh tahun, belum ada yang bisa menggantikan posisinya selama ini. Entah karena dia orang yang bijaksana dan cerdas atau karena tidak ada yang menandingi beliau.

Satu jam sudah mereka melakukan rapat dengan berbagai hal yang dibahas. Hingga pada saatnya penutupan rapat, Yesa mengatakan sesuatu yang membuat semua orang di ruangan itu tercengang.

"Saya minta kepada Profesor huston untuk tidak menempatkan Freya grethania pada jam lembur apapun" ucapnya pada huston Alatas. Walaupun Yesa merasa bahwa ucapannya tertuju pada huston, tetapi semua orang di ruangan itu mendengarnya.

Sebelum beranjak keluar ruangan, Yesa sempat mengatakan satu hal yang lebih membuat semua orang menjatuhkan rahangnya saking terkejutnya.

"Satu lagi, kalian semua jangan pernah ada yang mengganggu Freya baik dengan perilaku atau ucapan kalian. Jika hal itu sampai terjadi saya tidak akan tinggal diam" Kata kata Yesa tidak pernah bisa di sepelekan. Mungkin bagi orang yang tak pernah mengenal seorang Yesa Aldric bratadika kata kata itu hanya sebuah ancaman. Tapi berbeda lagi dengan orang yang sudah mengenal baik Yesa, maka ancaman itu akan menjadi ketakutan tersendiri bagi orang tersebut.

TBC

JANGAN LUPA VOTE !!!! 🖤🖤🖤

AKROPHOBIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang