AKROPHOBIA - 31

20.2K 1K 45
                                    


ON TIME !!!!!

--------------------------------------------------------

HAPPY READING !!!!

Seorang gadis tengah berdiri di lobby rumah sakit untuk menunggu sang kekasih yang akan datang malam ini. Ya, hari ini Yesa kembali dari Roma dan katanya langsung menemui gadisnya.

Dari kejauhan Freya dapat melihat Yesa sedang berjalan sambil membawa paper bag yang entah isinya apa. Langkah Yesa semakin mendekat dan semakin senang pula Freya, karena dia sudah merindukan pria nya yang hanya pergi 3 hari. Ck baru pacaran, kalau udah nikah lebay nya kayak apa tuh.

Saat Yesa sudah berada di depannya langsung saja Freya menubruknya dengan pelukan erat.

"Aku kangen banget" ucap Freya manja, dengan menduselkan wajahnya pada dada bidang Yesa.

Langsung saja Yesa membalas pelukan itu dengan tak kalah erat dan menitipkan paper bag yang ia bawa pada bodyguard kepercayaan nya yang bernama Jensen.

Freya melepaskan pelukannya saat dirasa sudah cukup.

"Kenapa hm ?" tanya Yesa sambil menyingkirkan anak rambut Freya yang menghalangi wajah cantiknya.

"Enggak cuma kangen aja sama kamu" jawab Freya sambil memainkan kancing tuxedo Yesa yang terbuka.

Tiba tiba Yesa mengangkat tubuh ringan Freya ke dalam gendongannya ala koala.

"Eh kenapa kamu gendong aku, malu tau dilihatin orang orang" cicit Freya pelan.

Yesa terkekeh pelan dan menepuk nepuk pantat Freya "Ini sudah malam baby waktunya pulang"

Freya mendongak untuk melihat wajah Yesa dengan jelas "Tapi aku harus lembur dulu hari ini"

Dahi Yesa mengernyit ringan "Kenapa harus kamu baby, banyak kan dokter lainnya"

Yesa benar benar tidak bisa tinggal diam kali ini. Bisa bisanya gadisnya harus lembur kerja, permasalahan kali ini harus dia sendiri yang turun tangan, tidak akan pernah bisa diwakilkan oleh siapapun.

"Tapi kali ini giliran aku, gak bisa gitu" kesal Freya. Kekasihnya ini benar benar seenaknya sendiri.

Yesa tak membalas ucapan Freya lagi, dia langsung berjalan dengan diikuti jensen dibelakangnya menuju mobil.

Freya hanya bisa pasrah dengan dia yang berada dalam gendongan Yesa, berontak pun tak akan ada gunanya, tenaganya hanya seperempat dari tenaga Yesa.

################

Saat ini keduanya berada di dalam mobil dengan keadaan yang sangat hening. Yesa memilih untuk mengendarai mobil miliknya sendiri. Sementara para bodyguard nya mengawal dibelakang.

"Yesa, ini bukan jalan ke apartemen aku" ucap Freya bingung. Pasalnya jalan menuju apartemennya seharusnya belok kanan setelah lampu merah tadi, tapi kini Yesa malah berbelok ke kiri.

"Kita ke mansion aku baby" Yesa menjawab nya dengan santai dan masih mengelus dan mengusap tangan Freya pelan.

Freya menghela nafas panjang "Aku pulang ke apartemen aja ya" Freya memberi senyum terbaiknya agar bisa membujuk Yesa kembali ke arah apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Freya menghela nafas panjang "Aku pulang ke apartemen aja ya" Freya memberi senyum terbaiknya agar bisa membujuk Yesa kembali ke arah apartemennya.

Tidak, Yesa tidak boleh luluh hanya dengan senyuman gadisnya "Sudah terlanjur baby"

Telunjuk Yesa menunjuk ke depan "Itu, kita sudah sampai di mansion"

Sudah, kali ini kekesalan Freya tidak bisa ditahan lagi, dengan cepat gadis itu membuka pintu mobil dan menutupnya kencang.

Yesa hanya tersenyum kecil, setelahnya dia sedikit berlari untuk mengejar gadis nakalnya tadi.

"Selamat datang nona" sapa Bi Retha dengan membungkukkan badan saat Freya memasuki mansion dengan wajah kesal menahan marah.

Freya tidak menjawab sapaan BI Retha dan terus berjalan hingga akan menaiki tangga dapat dirasakannya tubuhnya mulai terangkat ke dalam gendongan seseorang yang tak lain adalah Yesa.

Dengan keras Freya memukul mukul punggung Yesa walaupun bagi Yesa itu hanya terasa sebagai pijatan saja.

"Lepasin aku Yesa" sekuat Freya memberontak dalam gendongan Yesa ala membawa karung beras itu.

Plakk

"Diam naughty girl, atau aku akan terus menampar pantatmu itu hingga berwarna merah" Yesa menyeringai saat dirasanya gadisnya mematuhi ucapannya.

Yesa membawa Freya dengan menaiki lift. Saat sudah berada di depan pintu kamar milik Yesa mendadak Freya bertanya dengan pelan "Mengapa bukan ke kamar waktu aku sakit dulu"

Yesa tidak menjawab dan terus berjalan memasuki kamarnya yang bernuansa hitam abu abu. Lalu dia meletakkan Freya pada kasur kingsize yang terletak di tengah kamar.

"Sekarang dan dulu sudah berbeda baby" jawab Yesa untuk pertanyaan Freya tadi.

"Maksudnya ?" jujur saja Freya masih bingung, memangnya bedanya apa, dulu dan sekarang dia masih menjadi manusia seutuhnya.

Perlahan tubuh Yesa mendekat ke arah Freya hingga berhenti pada sebelah telinga gadis itu "Dulu, kamu belum menjadi kekasihku, sedangkan sekarang,"

Sebelum melanjutkan ucapannya Yesa terlebih dulu meniup kecil telinga Freya hingga gadisnya itu meremang "now you are my baby girl"

Freya berdehem dan dengan segera menjauhkan tubuhnya dari kungkungan kedua tangan Yesa, tetapi tidak berhasil.

Sedangkan Yesa dengan terus menerus mencium pipi gadisnya yang sedikit berisi dengan gemas. Freya membiarkannya saja dari pada tenaganya habis dan menunggu sampai Yesa bosan.

Tapi sampai kapan Yesa bosan, ini sudah 20 menit berlalu tapi pria itu tetap saja tak berhenti melainkan malah semakin menjadi jadi dengan mengecup pelan bibir Freya.

"Ihh udah ya Yesa, mandi sana" usir Freya berusaha menjauhkan tubuhnya dari Yesa.

Dengan terpaksa Yesa melepaskan kungkungan dan berlalu pergi menuju kamar mandi.

#################

Yesa dengan santai bersandar pada dada gadisnya yang tengah berbaring di ranjang kamar Yesa.

"Ehm, aku mau tanya sama kamu," Freya ragu akan menanyakan perihal hal kemarin.

"Hm, apa baby" Yesa mendengarkan pertanyaan gadisnya sambil merubah posisinya jadi menghadap perut rata Freya.

"Kamu kemarin kenapa ke Roma, kamu gak ada bilang ada masalah apa disana"

Yesa langsung mendongak menatap gadisnya dan langsung beranjak duduk "Aku disana ada cuma ngecek cabang perusahaan aja baby, maaf kalau aku lupa kasih tahu kamu"

Syukurla, Freya begitu lega mendengar penjelasan Yesa. Bukan bermaksud menuduh Yesa yang tidak tidak, hanya saja dia takut jika Yesa disana bukan untuk mengecek perusahaan, melainkan bermain wanita misalnya.

"Kenapa baby, kamu tidak percaya padaku hm ?" tanya Yesa dengan nada lembut.

"Bukan seperti itu ha---hanya" Freya tidak sadar jika dia gugup dalam menjawab pertanyaan Yesa.

Pelukan Yesa langsung menutupi tubuh kecil Freya dengan dengan badan kekarnya "Sstt, baby it's okay"

Dengan pelan tangan Yesa mengusap surai indah gadisnya hingga pria itu merasakan nafas teratur di dadanya, ternyata gadisnya sudah tertidur.

"I'm sorry baby"

TBC

JANGAN LUPA VOTE !!! 🖤🖤 🖤

KIRA KIRA KENAPA HAYO YESA MINTA MAAF ???

ADA YANG YANG BISA TEBAK NGGAK???

AKROPHOBIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang