AKROPHOBIA - 26

25.5K 1.3K 15
                                    

Hai

Hai

Hai

Jujur aku kaget banget kemarin cerita ini tiba tiba masuk rank ke 3 di badboy. Kalau di hp aku ke 3 kalau di hp kalian rank ke berapa ???

---------------------------------------------------------

HAPPY READING !!!!!!!

Brak

Prangg

Prangg

Suara barang dilemparkan memenuhi kamar bernuansa putih itu. Freya menarik rambutnya dengan keras dan berkali kali menampar pipinya sendiri.

"Aku udah kotor" Gadis itu terus menerus berkata seperti itu sedari dia membuka mata. Penampilannya kini benar benar berbeda jauh dari Freya yang dikenal semua orang, baju yang acak acakan, rambut kusut dan wajah yang sangat menyedihkan.

"Freya" teriak Yesa berlari menghampiri gadisnya. Sedari tadi Yesa mendengar suara aneh dan berusaha mencari sumber suara, ternyata berasal dari kamar Freya.

Freya langsung bereaksi dan mengangkat wajahnya, "Kamu pergi jangan sentuh aku"

Yesa dengan cepat mendekap gadisnya dan mengelus pelan puncak kepala Freya "Sssttt udah, ini aku Frey."

Freya dengan cepat melirik Yesa dan kembali menduselkan wajahnya di dada Yesa "Aku udah kotor sa" ucapnya lirih dan sedikit tidak jelas karena suaranya teredam di dada bidang Yesa.

Yesa dengan cepat melepas pelukannya dan menangkup wajah kecil gadisnya "Hey, kamu enggak kotor Frey preman itu gak ngapa ngapain kamu,"

Freya kembali terisak "Hiks tapi mereka udah nyentuh pipi aku, hiks aku gamau disentuh sama orang itu"

Rasanya Yesa ingin sekali tertawa melihat bagaimana wajah gadisnya saat ini, hidung merah, mata bengkak karena kebanyakan menangis dan dengarlah suaranya seperti dia sedang mengadu pada ayahnya.

Dengan pelan Yesa mengelus pipi gadisnya yang disentuh oleh preman sialan itu "Udah Frey, gapapa ini gak kotor udah aku bersihin."

Perlahan Freya hanya menganggukkan kepalanya saja, jujur matanya sangat berat entah karena apa padahal kemarin tidurnya juga nyenyak oh atau gara gara dia menangis tadi, ya mungkin bisa jadi.

Yesa yang mengerti Freya mengantuk akhirnya menggendong gadisnya ala koala dan merebahkannya di ranjang. "Sleep well, baby" bisiknya pelan.

***********************

"Iya ma nanti aku kesana, ini masih ada kerjaan yang gak bisa aku tinggal," ucap Yesa di seberang telepon.

"Yaudah pokoknya kalo udah selesai cepet kerumah ya, mama udah kangen banget sama kamu," ucap sang mama dengan nada kesal karena Yesa tidak bisa berkunjung ke mansion utama keluarga bratadika.

"Iya nanti kalo udah selesai semua aku kesitu." Jujur saja, Yesa sangat malas apabila berkunjung ke mansion utama bratadika. Pasti sang ibu negara akan meminta untuk dibawakan seorang menantu. Bukan dirinya tidak mau, hanya saja calonnya yang belum ada. Tapi tenang saja sebentar lagi pasti dia akan membawa gadisnya.

Tok

tok

tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Yesa. "Ya, masuk"

Bi Retha memasuki ruang kerja Yesa menghampirinya dengan langkah tergopoh - gopoh.

Yesa hanya mengernyitkan dahinya, dirinya tau betul bahwa Bi Retha adalah orang yang bersikap tenang, tapi kenapa kali ini sikapnya sama sekali tidak menunjukkan dirinya yang biasanya.

"Kenapa ?" tanya Yesa tanpa mengalihkan pandangannya dari pemandangan luar mansion.

"Anu tuan itu, anu no---nona tidak mau makan tuan, semua makanan yang saya berikan dilempar oleh nona,"

Benar saja dugaannya bahwa ini bersangkutan dengan Freya. "Bibi tunggu diluar kamar Freya saja, nanti saya kesana"

"Baik tuan"

###############

Ceklek

Hal pertama yang dilihat oleh Yesa adalah gadisnya yang terduduk diatas ranjang dengan tubuhnya yang terbalut selimut tebal.

Perlahan pria itu berjalan menghampiri Freya dengan membawa nampan yang berisi sarapan untuk gadisnya.

"Freya" Suara itu seolah menghipnotis Freya. Dengan cepat Freya mendongak melihat Yesa yang duduk di sudut ranjang dengan makanan yang dibawanya telah ia letakkan di atas nakas.

"Iya ?" tanya Freya dengan nada lirih.

Yesa tersenyum manis "Kenapa tadi sarapannya enggak dimakan kok malah dilempar ?"

Freya menggeleng lemah "Aku enggak mau makan, pengen tidur aja,"

Tangan Yesa dengan pelan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Freya "Tapi nanti kalo gak makan kamu jadi sakit, kamu mau kalo sakit lagi kayak kemarin ?"

"Enggak mau,"

"Yaudah kalo gitu makan ya" ucap Yesa dengan nada pelan.

Freya hanya menganggukkan kepalanya lemah. Sebenarnya Freya tidak mau makan bukan karena ingin tidur, tetapi dia merindukan mamanya. Sudah lama rasanya Freya tidak memakan masakan yang biasa dibuatkan oleh Raini. Ingin sekali dia katakan kepada Yesa bahwa dia rindu bertemu mamanya. Tapi Freya juga masih terbayang bayang bagaimana preman itu hampir memperkosanya, jika saja kala itu Yesa tidak datang entah apa yang akan dia lakukan. Freya merasa nyaman dan aman berada di dekat Yesa.

Selesai memakan sarapannya dua orang berbeda generasi itu hanya saling bertatapan dan tidak mengatakan apapun.

"Hm, aku mau nanya boleh gak ?" tanya Freya.

"Boleh, mau nanya apa" ucap Yesa sambil terus mengusap pipi Freya.

"Aku kapan ya keluar dari mansion ini ?" Freya sudah memutuskan untuk keluar dari mansion ini. Lagian dia bukan siapa siapanya Yesa, bukan haknya untuk tinggal disini.

Raut wajah Yesa berubah 180° mendengar pertanyaan yang diucapkan gadisnya.

"Dengar Freya kamu tidak akan pernah keluar dari mansion ini" Yesa bertekad hari ini akan mengeklaim Freya secepatnya.

Wajah Freya terlihat bingung "Hah kenapa memangnya ?"

"Karena kamu milikku Freya grethania. YOU' RE MINE."

TBC

JANGAN LUPA VOTE !!!!!!🖤🖤🖤

WOOO UDAH NGEKLAIM AJA NIHHH

VOTE SEBANYAK BANYAKNYA DONGG BIAR CEPET UP

KALIAN MAUNYA KAPAN UNTUK PART SELANJUTNYA ???

AKROPHOBIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang