AKROPHOBIA - 36

16.4K 967 26
                                    

Hai pembaca kesayanganku.....

Gimana kabar kalian hari ini ?????

Maaf ya aku udah terlambat banget untuk ngeup cerita ini, karena aku harus bener bener fokus dulu sama ujian ujian. Tapi makasi banget buat 300K pembaca cerita ini.

--------------------------------------------------------

Deru nafas Yesa memburu ketika mendengar gadisnya sedang bertemu dengan salah satu musuh dalam bisnisnya. Semua kegiatan gadisnya pasti ia akan mengetahuinya karena Yesa telah mengirim beberapa suruhannya untuk memantau kegiatan Freya dari jauh.

"Bagaimana bisa?" tanyanya dengan mata menajam menatap para anak buahnya.

Salah satu anak buahnya maju dan menjelaskan sesuatu yang membuat emosi Yesa bertambah.

"Saya tidak tahu tuan, jika nona Freya ternyata memiliki seorang pasien yang ternyata adalah musuh anda. Terlihat bahwa nona Freya sangat akrab dengan pasien itu, berarti mereka sudah lama saling mengenal."

Buku buku jarinya terlihat memerah hingga membuat semua para bodyguard meneguk ludah mereka dengan sulit.

Dret

Dret

Dret

Suara dering telpon membuat semua atensi menatap pada ponsel Yesa yang terletak di atas meja.

"Sweetheart"

Nama itu tertera di layar ponsel Yesa.

"Halo" suara gadisnya terdengar manis di seberang sana.

"Hm, iya sayang kenapa ?" tanya Yesa dengan nada lembut.

Freya terdiam sebentar. Ia menghembuskan nafasnya sebentar sebelum membalas pertanyaan Yesa di seberang telfon.

"Mmmm, aku pengen ketemu sama kamu. Boleh gak ?"

Yesa yang berada di seberang telfon mengerutkan keningnya bingung. tumben sekali gadisnya ini meminta untuk bertemu dengannya. Apalagi dengan nada yang sedikit manja. Aish, Yesa kan jadi salting.

Yesa mencoba menetralkan kembali suaranya. "Siapa yang gak ngebolehin, hm? Jelas boleh, dong. Mau ketemu dimana, sayang?"

Freya menggigit bawah bibirnya. Jujur saja ia sangat gugup sekarang. Rasanya aneh saja jika dirinya yang meminta Yesa untuk bertemu. Karna biasanya yang mengajak bertemu selalu pria itu.

"Aku mau ketemu di mansion kamu aja gimana. Bisa kan?" tanya Freya dengan tangannya yang saling mengaitkan satu sama lain.

Tawa Yesa tiba tiba mengudara tanpa aba aba saat mendengar gadis kesayangannya ingin bertemu dengannya tetapi itu di mansionnya sendiri. "Baik sayang, nanti aku suruh Deon jemput kamu okay?"

Freya menganggukkan kepalanya walaupun Yesa mungkin tak melihatnya di seberang telpon sana.

###########

Saat ini dua manusia berbeda generasi itu sedang berada dikamar milik sang pria, karena tadi tiba tiba entah mengapa kepala gadisnya mendadak sakit dan pusing.

Yesa mengusap lembut surai milik Freya dengan lembut dan memijat kepalanya dengan pelan. "Bagaimana sayang apakah sudah lebih mendingan, hm?"

Sementara Freya tak menjawabnya, justru menyerukan wajahnya pada dada bidang Yesa yang menurutnya sangat nyaman. Dengan telaten Yesa mengusap punggung gadisnya agar lebih mudah tertidur, biarlah mereka membicarakan semuanya nanti setelah keadaan Freya lebih baik.

"Aku ngantuk" cicit Freya pelan sambil mengucek kedua matanya yang terasa gatal. Sementara Yesa menahan mati matian agar tidak menggigit pipi Freya. Mengapa gadisnya hari ini sangat menggemaskan, Ya Tuhan??

Yesa membuka kedua tangannya lebar lebar agar gadisnya bisa masuk dengan bebas kedalam pelukannya yang hangat. "Sini sayang, ayo kita tidur ya"

Tiba tiba Freya teringat akan satu hal yang menyebabkan ia berada di mansion ini dan tidak jadi masuk ke dalam pelukan kekasihnya. "Aku pengen ngomong sesuatu dulu sama kamu, nanti aku lupa."

Yesa langsung menurunkan tangannya dan menarik Freya agar lebih dekat dengannya. "It's okay sweetheart kalau kamu ngantuk tidur aja dulu, nanti diingat ingat lagi," ucapnya lembut sambil menyingkirkan anak rambut Freya kebelakang telinga.

Bibir Freya cemberut lucu dan menggeleng gelengkan kepalanya kekanan dan kekiri dengan gerakan cepat.

"Ssstt ssttt jangan digituin kepalanya, nanti pusing lagi sayang." Dengan cepat Yesa membelai kepala Freya pelan dan mendekapnya erat.

Hiks
hiks
hiks

Suara tangisan itu mengagetkan Yesa dan mengangkat wajah gadisnya yang ternyata telah basah dengan air mata, hidung berwarna merah serta ingus yang Freya keluarkan menggunakan kemeja berwarna putih milik Yesa.

"Kenapa baby, hm?" Bukannya merasa jijik dengan ingus milik gadisnya, ia malah membantunya untuk mengeluarkan ingus yang membuat hidung milik Freya tersumbat.

Freya ingin bersuara tetapi rasanya susah karena tenaganya habis untuk menangis. "Berhenti dulu nangisnya baru boleh ngomong." tenang Yesa.

Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit akhirnya Freya berhasil memberhentikan acara menangis tadi. Ia hanya emosional saja rupanya karena merasa bersalah pada Yesa.

"Aku minta maaf Yesa" lirih Freya pelan sekali seperti berbisik.

Kerutan di dahi Yesa pun mulai muncul saat melihat gadisnya meminta maaf. Memang ada yang bersalah atau bagaimana hingga Freya meminta maaf padanya. "Kenapa baby?"

"Tadi ada salah satu pasien, dia bilang kalau dia sahabat kamu dan dia juga bilang kalau kamu sudah memiliki wanita yang kamu cintai dan itu bukan aku Yesa" ucap Freya dengan nada takut takut.

Yesa menghela nafas berat. Ia sangat sangat tahu siapa yang mengucapkan dengan kata kata seperti itu pada gadisnya. Hanyalah orang orang yang memiliki nyali tipis dan hanya mengandalkan taktik licik untuk menghancurkannya. Bukan perkara mudah untuk menghancurkan seorang Yesa Aldric Bratadika.

"Come here baby" Tangan Yesa menyuruh Freya untuk mendekat dan reaksi Freya justru membuat Yesa emosi. Bukan, Yesa tidak emosi pada gadisnya ia hanya emosi pada orang yang telah mempengaruhi gadisnya sampai seperti ini.

"Aaaa" teriak Freya spontan karena Yesa tiba tiba menggendongnya ala koala dan berjalan menuju kamar milik Freya sendiri. Mengapa Freya tidak ia tidurkan di kamar miliknya, karena ada suatu hal yang harus Yesa urus setelah membuat gadis kesayangannya ini tidur.

"Ayo kita tidur sayang" ajak Yesa yang telah selesai memperbaiki posisi gadisnya dan posisinya sendiri.

Freya menatap Yesa takut takut "Kamu nggak marah sama aku ?" tanyanya. Justru Yesa tersenyum mendengar pertanyaan gadisnya yang sangat lucu ini. "Mengapa aku harus marah baby?".

"Karena aku meragukan cinta kamu maybe" jawabnya simpel.

Senyum Yesa melebar kala mendengar jawaban gadisnya yang mungkin saja membuat ia marah, tapi ia merasa bahwa Freya tak akan meragukan cintanya, ya walaupun pertemuan keduanya untuk pertama kali tidak begitu baik.

"I trust you baby" ucap Yesa sebelum ia menidurkan gadis kesayangannya itu.

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KE TIKTOK, INSTAGRAM DAN SEMUA MEDIA SOSIAL YANG KALIAN PUNYA.

follow tiktok @lovematcha15
disitu nanti aku akan post spoiler chapter AKROPHOBIA yang akan datang, juga spoiler untuk cerita baru aku yang masih aku tulis!!!!!

AKROPHOBIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang