HAPPY READING !!!!
Dua orang duduk berhadapan tanpa ada yang mengeluarkan suara, hanya detikan jam dinding yang terdengar di pendengaran masing masing.
"Jadi apa yang mau kamu bicarakan ?" tanya yesa menatap Freya dengan pandangan lekat
Freya berdehem untuk mengurangi kegugupan nya melihat mata berwarna hitam pekat milik Yesa "Kapan saya bisa keluar dari mansion ini ?"
Sudah Yesa duga bahwa pertanyaan ini akan muncul cepat atau lambat. Sungguh dia tetap tidak akan rela jika Freya meninggalkan nya "Saya akan mengijinkan mu untuk pergi dari mansion ini saat lukamu benar benar sudah sembuh"
"Luka saya sudah sembuh sudah dari seminggu yang lalu, jadi besok saya akan pergi dari mansion ini" Entah Freya merasa aneh dengan sikap pria ini, dia sudah tinggal disini kurang lebih dua Minggu lamanya. Dirinya bukan tak tahu sebagai seorang dokter, luka kecil yang dia alami bisa sembuh hanya dalam waktu seminggu tapi pria ini selalu saja mencegahnya untuk pergi dari mansion ini.
"Tidak bisa, mungkin kamu bisa pergi dari mansion ini sekitar satu minggu lagi" Yesa benar benar pandai sekali dalam hal menutupi perasaannya.
"Hah apa maksudmu aku sudah berada disini selama dua minggu. Apa kamu tidak pernah berfikir bagaimana dengan pekerjaanku"
" Aku jelas tidak peduli dan lagian rumah sakit tempatmu bekerja adalah milikku" Yesa harus bisa menahan Freya agar tidak pergi dari mansion ini. Bukan apa apa jika dia merindukan Freya nya bagaimana.
Freya memijit pelipisnya, berhadapan dengan Yesa benar benar lebih sulit dari pada berhadapan dengan mamanya yang menagih untuk dibawakan calon suami Demi Tuhan "oke baiklah soal pekerjaan bisa disampingkan tapi bagaimana dengan mama saya, sahabat saya, temen temen saya mereka semua mengkhawatirkan saya, jadi tolong besok saya akan keluar dari mansion ini"
Yesa sebelumnya sudah berpikir apakah mama Freya tidak akan mencari putrinya. Dia bisa saja melepaskan Freya keluar dari mansion ini dan kembali pada kehidupannya yang sama seperti sebelumnya dan mengirimkan bodyguard untuk melaporkan padanya keadaan Freya, tapi kembali lagi bagaimana jika dia kehilangan Freya dan Freya mendapatkan laki laki lain. Tidak itu tidak akan terjadi. Oke baiklah dia sudah mengambil keputusan yaa semoga ini yang tepat dan terbaik.
Yesa menganggukan kepalanya "Baiklah, kamu bisa pergi besok jangan lupa kemasi barang yang kamu bawa" usai mengatakan itu Yesa langsung pergi begitu saja menuju ruang kerjanya.
########
Freya bersiap siap mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ia pakai waktu datang ke mansion ini.
Saat ini Freya telah berada di depan ruang tamu mansion ini, dia ingin meminta ponselnya yang mungkin dibawa oleh Yesa."Bi, Yesa mana ya aku mau minta handphone aku yang dia bawa" Freya bertanya sekalian saja kan pada bi Retha yang kebetulan disuruh Yesa untuk menemaninya.
"Maaf nona, mungkin sebentar lagi tuan akan datang kemari untuk bertemu dengan anda sebelum beliau berangkat ke kantor"
Setelah menunggu 15 menit lamanya akhirnya yang ditunggu-tunggu datang menampakkan wajahnya.
"Ponsel saya ada di kamu kan ?" tanya Freya berhati-hati jika benar maka dia akan minta untuk dikembalikan jika tidak ya sudah dia akan membeli ponsel yang baru.
Yesa mengrenyit bingung, ponsel Freya dia kemana kan. Aaah akhirnya dia mengingat nya. Setelah Freya jatuh dari tangga dia mengambilnya dan membuka isinya, ternyata banyak sekali foto seorang lelaki dengan seragam SMA, setahunya Freya anak tunggal dan ayah ibunya anak terakhir jadi tidak mungkin bila itu adalah sepupunya.Ya karena kekesalannya dia membanting ponsel Freya sampai tak berbentuk lagi.
"Kemarin aku tak sengaja melemparnya" Yesa berbicara dengan sangat amat santai seperti tidak punya rasa bersalah sama sekali.
Rahang Freya jatuh mendengar penuturan dari mulut Yesa, ponselnya tidak sengaja dijatuhkan bagaimana maksutnya, ya walaupun ponselnya bukan keluaran terbaru tapi di ponsel itu banyak fotonya dan foto Hilmi dan ini malah Yesa menghancurkan nya. Astaga berikan Freya kesabaran yang luar biasa.
Belum sempat Freya berbicara, Yesa menelpon Deon untuk memintanya membawa ponsel cadangan yang biasa disediakan di ruang kerjanya. Yesa selalu mempunyai stok ponsel yang dia tak tahu berapa jumlahnya, semuanya pun ponsel keluaran terbaru yang sedang booming booming nya. Sebab jika sedang kesal dan dia malas untuk bermain maka hal yang paling sering dilakukan nya adalah melempar ponselnya. Ck orang kaya emang hobinya begituan ya.
"Kamu tenang saja ponsel mu akan aku ganti" ucap Yesa menenangkan Freya yang sepertinya siap siaga untuk memberikan 1001 cacian untuknya.
"Bukan seperti itu, tapi banyak data penting di dalamnya, apakah tidak bisa diperbaiki ?" tanya Freya dengan melirihkan ucapan terakhirnya.
Yesa memalingkan wajahnya mendengar suara Freya yang terdengar seperti ingin menangis "Mungkin bisa tapi butuh waktu satu bulan"
Freya mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Yesa yang dapat sedikit menenangkan hatinya "Baiklah kalau begitu kalau sudah selesai hubungi nomor ini" Freya memberikan nomor grizelle pada Yesa agar lebih mudah untuknya mencari informasi.
Yesa menerimanya dan dia menyerahkan ponsel yang telah diambil Deon untuk diberikan pada Freya.
"Ini apa ?" tanya Freya bingung melihat Yesa menyodorkan ponsel keluaran terbaru berwarna biru dongker.
"Tentu saja untukmu dan aku sudah menaruh nomor di ponsel ini jadi untuk nomor yang kamu kasih padaku tidak akan berguna"
Freya tentu saja menolak untuk menerima ponsel itu, harganya bahkan dua kali lipat dari harga ponselnya yang dulu "Tidak usah, aku akan menuggu yang lama saja"
"Tidak bisa kamu harus menerima ini, saya tidak menerima penolakan" Yesa harus berbicara tegas jika tidak begini Freya pasti tidak akan menerima pemberiannya.
"Baiklah akan aku terima, terimakasih sekali lagi untuk semuanya dan sampai jumpa lain waktu" Freya menerima ponsel yang diberikan Yesa dan beranjak pergi menuju gerbang utama mansion.
Saat akan menunggu taksi di depan mansion, Deon datang dengan tubuh tegapnya dan wajahnya sama saja dengan tuannya, datar.
"Nona, saya diperintahkan tuan untuk mengantar anda sampai di rumah dengan keadaan selamat"
Freya masih ngeblank dengan apa yang dikatakan Deon "hah gimana ?"
"Saya akan mengantar nona sampai ke rumah dengan keadaan selamat" Deon mengulang perkataannya saat melihat freya masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya.
"Tidak usah Deon terimakasih, aku bisa menunggu taksi saja" tolak Freya halus
"Selain saya diperintah tuan, di daerah sini jarang ada taksi nona" jelas Deon. Memang benar di daerah mansion itu jarang sekali ada taksi karena mansion itu terletak di pinggir kota.Yesa memang sengaja membeli mansion di pinggir kota karena katanya daerah ini menarik perhatiannya. Aneh bukan? tentu saja.
"Baiklah kalau begitu terimakasih" Lebih baik dia mengijinkan Deon mengantarnya daripada dia tidak dapat taksi dan terus berada di mansion ini.
---------------------------------------------------------
EYYOO KALI INI PART NYA PALING PANJANG DIANTARA PART LAINNYA.
KALAU SELANJUTNYA GA UPLOAD LAMA MAAFIN YA, KARENA UDAH MULAI SEKOLAH JUGA. TAPI TETEP DIUSAHAKAN UPLOAD SESUAI JADWAL.
TBC
JANGAN LUPA VOTE !!!🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
AKROPHOBIA [REVISI]
ChickLitHanya kisah seorang gadis bernama Freya grethania yang berprofesi sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit ternama. Bertemu dengan seorang pria arogan dan kejam yang bernama Yesa aldric bratadika. CEO tampan bahkan ia bisa disebut sebagai seo...