AKROPHOBIA - 18

29.4K 1.5K 3
                                    

HAPPY READING !!!!




Eunghh

Freya perlahan lahan membuka matanya dan mencoba menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang ada di kamar itu.

" Ssshhh kepala gue sakit banget" Freya berusaha bangun sambil memegangi kepalanya.

" Nona, apakah ada yang perlu saya bantu ?" Tanya seorang pelayan bernama Yuna, ia ditugaskan oleh retha untuk menjaga Freya.

Freya menatap Yuna dengan bingung "Kamu siapa ?"

" Ah itu, saya pelayan yang ditugaskan untuk menjaga anda nona" jawab Yuna sopan.

" Jangan panggil saya nona, lagian kelihatannya kita seumuran" ucap Freya tersenyum

Yuna spontan menggeleng "Tidak nona, saya dan semua pelayan di mansion ini diperintahkan oleh tuan untuk memanggil anda dengan sebutan nona"

" Ck dasar Yesa kurang ajar, ngapain coba kayak gitu" gumam Freya kecil sekali, bahkan yang bisa mendengar hanya dirinya sendiri.

" Emm maaf nona, anda bicara apa ?" Tanya Yuna bingung.

Freya menggeleng "Tidak ada apa apa"

" Butuh bantuan apa nona ?" Tanya Yuna menawarkan bantuannya.

" Tolong ambilkan air putih saja ya " ucap Freya dengan nada sungkan.

" Baik nona " ucap Yuna pergi menuju dapur untuk mengambil air putih yang diminta Freya, karena di kamar itu persediaan air habis jadi ia harus mengambilnya di dapur.

Setelah Yuna pergi, Freya berusaha mencari handphone nya, tetapi setelah lama mencarinya dan tidak kunjung ia temukan.

" Ck, kemana sih hp gue, perasaan kemarin gue taruh nakas deh, kenapa sekarang nggak ada" Freya tetap meraba raba seluruh tempat tidur, bahkan laci laci yang berada di dekat tempat tidur ia buka, tapi tetap tak membuahkan hasil.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuat kegiatan Freya dalam mencari handphone nya terhenti
" Siapa ?" Tanyanya

" Saya Yuna, nona" Ucap Yuna menyahut pertanyaan Freya.

" Masuk aja Yuna"

Yuna menuangkan air putih yang dibawanya ke gelas " mencari apa nona ?"

" handphone saya kemana ya Yuna, perasaan kemarin saya taruh di atas nakas ini" tunjuk Freya ke arah nakas.

" Emm maaf nona kalau masalah itu saya tidak tau, kemungkinan besar mungkin dibawa oleh tuan"

Freya mengembuskan napas kasar "baiklah kalau begitu, kamu keluar saja, saya ingin sendiri"

" ta----"

" Saya mohon, kasih saya privasi sebentar saja" Freya menatap Yuna dengan memohon

Yuna menunduk "baik nona, kalau ada apa apa nona bisa menekan tombol itu" ucapnya sambil menunjuk tombol yang berada di dekat ranjang Freya.

Freya mengangguk.

#####

" Baik nanti akan saya sampaikan kepada tuan tentang kondisi nona" Deon menutup telponnya

Yesa menoleh dengan cepat saat mendengar apa yang diucapkan Deon.

" Freya kenapa ?" tanyanya

" Nona sudah sadar tuan, tetapi kepalanya masih merasa sakit"

" Kenapa para pelayan tidak memanggil dokter ?" Tanya yesa

" Maaf tuan, nona tidak ingin membuka kamar , sepertinya nona ingin mengunjungi ibunya" ucap Deon sopan

Yesa tersenyum penuh arti "Siapkan mobil kita akan kembali ke mansion sekarang juga"

Deon mengangguk patuh dan pergi dari tempat itu.

Sekarang yesa berada di tempat yang lebih mengerikan dari ruang bawah tanah, ruangan ini dipenuhi dengan berbagai macam pisau, kapak, cutter, silet, dan banyak pistol dengan bermacam macam tipe.

Setelah diberi tahu oleh Deon bahwa Freya jatuh tidak dengan sendirinya melainkan karena ada salah satu pelayan nya yang sengaja mendorong Freya hingga terjatuh dari tangga. Yesa dengan cepat bertindak dan berusaha mencari tikus kecil yang berani bermain main dengannya.

Ternyata yang berani mendorong miliknya adalah pelayan wanita yang sudah lama menyukainya, tentu saja Yesa tidak mengenalnya, yang dia kenal pelayan yang berada di mansion hanya lah bi retha, sebab beliau sudah bekerja bahkan sebelum Yesa dilahirkan di dunia.

Bahkan umur bi Retha sekarang tidak bisa dikatakan layak dalam bekerja, pasalnya umur beliau sudah akan menginjak umur 50 tahun.

Srettt

Krekk

" Hahahahaahaha, kau pantas mendapatkan itu, salah sendiri kau menyentuh milikku barang sekuku pun" suara tawa Yesa menggelar diruangan itu.

" Ampun tuan, ampun" ucap pelayan wanita yang diketahui bernama Dira, ialah yang telah mendorong Freya.

"DIAM!!"

Krekk

Srettt

" Ah kau terlalu membosankan, itu hanya ku hias sedikit saja dibagian wajahmu kenapa kau sudah ingin mati" ucap Yesa kejam

Dorr

" Sentuhan terakhir yang cukup memuaskan" setelah melakukan hal itu Yesa pergi dari ruangan itu, karena Deon sudah selesai menyiapkan mobilnya.








" Teo, urus tikus kecil itu" ucap Yesa tanpa menunggu jawaban di seberang telpon.



TBC

JANGAN LUPA VOTE!!!!🖤🖤🖤

AKROPHOBIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang