" 1 "

13.9K 1.3K 143
                                    

" 1 "









Haechan, duduk di teras rumahnya menunggu Jaemin yang bilang mau menjemputnya pagi ini untuk mengantarnya ke toko buku.

"Dek, ngapain?" tanya Derry yang baru keluar dari rumah.

"Upacara kak"

Plak!

"Kalau di tanya orang tua tuh jawab yang bener" ucap Derry setelah memukul kepala belakang Haechan.

"Lagian kakak juga aneh, udah tau lagi duduk masih juga tanya" ucap Haechan.

"Ya maksud kakak ngapain duduk di luar?"

Haechan, hanya diam tak menjawab pertanyaan kakaknya yang juga memilih pergi ke garasi untuk mengambil montornya sebelum pergi.

"Sssttt...sssttt... ciwi... ssttt..."

Haechan, menoleh ke arah pagar di mana Jeno sudah nongol di sana membuat Haechan menghela nafas berat.

"Masalah satu hilang satu lagi muncul, ini kak Nana jadi jemput gak sih" gerutu Haechan yang ingin cepat-cepat pergi.

Karena tak ada jawaban dari Haechan, Jeno mulai membuka pintu kecil yang menghubungkan rumahnya dan rumah Haechan yang itu berhasil membuat Haechan membolakan matanya terkejut karena selama 18tahun dia tinggal di sana baru kali ini dia tau ada pintu di antara pagar itu.

Tin...

Tin...

Suara klakson montor mengalihkan padangan Haechan dan Jeno yang baru melangkahkan kakinya memasuki perkarangan rumah Haechan.

Haechan, berdiri dan berlari ke arah gerbang "kak Nana" panggil Haechan yang langsung di sambut senyum oleh Jaemin sambil memakaikan helm pada Haechan.

"Lama ya nunggunya?" tanya Jaemin yang sebenarnya tak perlu di tanyakan karena nyatanya dia telat satu jam dari waktu yang sudah di janjikan.

Tapi yang namanya Haechan udah bucin, ya bagi Haechan satu jam itu hanya satu menit.

Ddrrrtttt.....

"Eehh... bentar ada telfon" ucap Jaemin saat Haechan baru saja ingin naik ke montor.

"Hallo?"

........

"Baiklah aku akan kesana" ucap Jaemin sebelum mematikan sambungan.

Perasaan Haechan sudah tak enak aja saat Jaemin berkata akan kesana tapi Haechan menampik perasaan itu dan tetap tersenyum saat Jaemin menatap ke arahnya.

"Chan~aaa"

"Iya kak?"

"Ke toko bukunya bisa besok saja gak?"

Benarkan, dugaan Haechan kalau Jaemin pasti akan membatalkan janjinya lagi, padahal semalam Jaemin sendiri yang menawarkan diri untuk mengantarnya.

"Kenapa kak?" tanya Haechan.

"Uumm... tadi... itu..."

Haechan, diam menunggu alasan apa lagi yang akan Jaemin katakan padanya kali ini.

"Gak apa-apa kak, kakak pergi aja mungkin urusan kakak lebih penting, ke toko bukunya besok saja" ucap Haechan dengan senyum di wajahnya.

Jaemin, yang mendengar itu seketika menatap Haechan tak percaya.

"Beneran? kamu tak apa?" ucap Jaemin.

"Uummm... aku tak apa, kakak pergi aja" ucap Haechan sambil melepas helmnya dan memberikannya kembali ke Jaemin.

Setelahnya Jaemin langsung pergi meninggalkan Haechan yang masih berdiri menatap ke arahnya.

"Hhuufff... sekarang gimana? mana tugasnya di kumpulin besok, papa sih gak ngasih izin aku nyerir sendiri, kak Derry juga pergi lagi" gerutu Haechan yang kebingungan harus pergi ke toko buku naik apa.

Haechan, mencoba berjalan di area komplek perumahannya berharap bertemu seseorang yang bisa mengantarnya.

Tin...

Tin...

"Cepet naik"

Haechan, hanya diam, iya sih dia berharap ada tumpangan tapi ya gak Jeno juga yang dia harapkan.

"Naik dan ke toko buku bersama atau kamu di hukum pak Doyoung besok karena gak ngerjain tugas" ucap Jeno membuat Haechan merinding membayangkan wajah pak Doyoung yang lagi ngamuk.

"Iya... iya... aku ikut" ucap Haechan yang sebenarnya terpaksa ikut dengan Jeno, bukan karena apa tapi Haechan tak mau Jaemin melihatnya dan salah paham.

Haechan, dengan terpaksa berjalan mendekati Jeno yang juga turun dari montornya.

"Pakek helmnya, aku gak mau di gorok kak Derry kalau kamu sampek lecet" ucap Jeno sambil memasangkan helm pada Haechan.

Yang tandinya mood Haechan berantakan karena Jaemin yang membatalkan janji, tak tau kenapa sekarang mood itu kembali secara tiba-tiba saat Jeno memasangkan helm yang membuat wajah mereka sangat dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang tandinya mood Haechan berantakan karena Jaemin yang membatalkan janji, tak tau kenapa sekarang mood itu kembali secara tiba-tiba saat Jeno memasangkan helm yang membuat wajah mereka sangat dekat.

Plak!

"Gak usah ge'er ya" ucap Jeno memukul helm yang di kenakan Haechan membuat lamunan Haechan terhenti.

"Cepat naik ntar keburu sore" ucap Jeno lagi yang sudah nangkring di atas montor.











~||~

Baper ke siapa nih..???

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang