" 33 "

8.1K 832 118
                                    

                                                  " 33 "













Renjun, membuka matanya dan melihat sekeliling yang terasa sangat asing baginya.

Cklek!

Pintu kamar itu terbuka dan menampikan sosok pria tampan dengan nampan di tangannya.

"Kakak, sudah bangu" ucapnya sambil berjalan mendekati Renjun dan meletakan nampan yang ternyata berisi bubur dan susu dibatas nakas dekat ranjang.

"Kak" panggilnya.

Sedangkan Renjun masih terdiam menatap dalam pria di depannya dengan tatapan dalam sebelum akhirnya b Renjun memeluk pria itu.

"Hiks..."

Renjun, mulai terisak dalam pelukan pria itu yang langsung membalas pelukan Renjun.

"Kak, kakak kenapa?" tanyanya.

Renjun, melepas pelukannya dan menghapus air matanya dengan kasar sebelum kembali menatap pria di depannya.

"Kapan kau kesini?"

Pria itu mengedipkan matanya dengan cepat yang mana membuah dirinya terlihat imut dan berhasil membuat Renjun tersenyum.

"Kau masih seperti dulu, dan aku bertanya kapan kau datang ke Korea lalu kenapa tidak memberi tahu kakak?" ucap Renjun.

"Aku datang tiga hari lalu dan aku tak punya kontak kakak mangkanya aku berinisiatif datang ke kampus kakak tapi malah melihat kakak terjun ke sungai"

Mendengar penjelasan pria itu Renjun menunduk dan kembali menangis.

"Kakak kenapa?"

"Apa kau masih mencintai kakak? Apa kau masih menerima kakak jika kakak sudah pernah di pakai orang?"

Pria itu terdiam mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari bibir Renjun.

"Semua manusia pasti melakukan kesalahan kak, dan aku menerima kakak apapun yang kekurangan kakak" ucapnya yang berhasil membuat Renjun menangis sesegukan karena telah menyia-nyiakan pria yang tulus mencintainya.

"Kau mau membantu kakak?" tanya Renjun sambil terisak.

"Tentu"

Renjun, mendorong pria itu hingga terbaring di atas ranjang dan tanpa memberi sempatan sedikitpun, renuj segera menyerang bibir pria itu.

"Bantu kakak menghapus semua yang pernah si brengsek itu lalukan pada kakak" bisik Renujun dan kembali menyerang area leher pria itu.

Pria itu tak mau kalah dan membalikkan tubuhnya membuat Renjun berasa di bawahnya "sesuai yang kakak inginkan, tapi jangan berharap kakak yang akan mendominan karena aku lebih dominan" ucap pria itu langsung merang Renjun.

"Lakukan Lin, lakukan yang kau mau aahhh~ malam ini akuhh~ milikhh muhh~" ricau Renjun saat orang yang ia panggil Lin itu mengulum penisnya.


                                                • • • • •


Haechan yang baru sampai di rumah segera berjalan menuju kamarnya dengan Jeno berjalan di belakangnya.

"Tunggu" ucap Jeno menahan pintu kamar Haechan yang hampir tertutup.

"Aku ingin istirahat" ucap Haechan.

"Aku akan pergi jika kau menjawab pertanyaanku" balas Jeno.

Haechan, mengakat wajahnya menatap Jeno "apa?" tanya Haechan.

"Kau masih mengharapkannya?"

Lagi-lagi Haechan terdiam, Haechan paham apa yang di maksud Jeno dan dia tak yakin dengan perasaannya sekarang yang mana membuatnya tak bisa menjawab pertanyaan itu.

"Chan jawab aku" ucap Jeno.

"Maaf aku tak bisa" ucap Haechan dan ingin menutup pintu kamarnya yang lagi-lagi di tahan oleh Jeno.

Jeno, mendorong masuk Haechan dan menutup pintu kamar lalu menguncinya.

"No, apa yang kau lakukan?" tanya Haechan.

Jeno, tak menjawab dan terus mendorong Haechan ke belakang dengan tatapan tajam ke arah Haechan.

"Aahh~"

Haechan, terjatuh terbaring di atas ranjangnya dengan Jeno yang langsung mengukuhnya.

"Apa aku harus melakukannya agar kau bisa bisa melupakannya? sadarlah Haechan~aaa dia terus menyakitimu dan kau masih berharap" ucap Jeno.

"Lakukan jika itu benar bisa membuatku melupakannya dan mengambilmu dari Dahyun, aku tak pernah berharap dia kembali tapi kenangan masalalu selalu menghantuiku setiap melihatnya dan aku takut ak-"

Ucap Haechan terhenti karena Jeno mempertemukan bibir mereka dan langsung melumat lembut bibir Haechan.

Perlahan Haechan menutup matanya dan mulai mengimbangi permainan Jeno.

"Eeggghhh~" lenguh Haechan saat tangan Jeno memasuki kosnya dan menyentuh kulit mulusnya.

Setelah puas dengan bibir Haechan, Jeno beralih pada leher Haechan dan meninggalkan beberapa bercak merah ke buruan di sana.

"Maaf aku menandaimu" bisik Jeno namun tak di hiraukan oleh Haechan yang sudah di kuasai nafsu karena permainan Jeno.

Jeno, kembali menyerang leher Haechan dan perlahan menurun hingga bertemu dengan nipple Haechan.

Tanpa basa-basi Jeno menghisap nipple Haechan singga kemerahan.

"Aahh~ Nohhh~ Aahh~" erang Haechan sambil menjambak kuat rambut Jeno untuk menyalurkan rasa nikmat atas pemain Jeno.

Jeno, menghentikan aksinya saat merasakan miliknya sudah mengeras di bawah sana.

"Chan, maaf aku tak bisa melakukannya sebelum kita memiliki status yang jelas" ucap Jeno yang langsung melenggang keluar kamar Haechan.

Jeno, pernah berjanji tak akan melakukan lebih dari sekedar ciuman sebelum dirinya dan pasangan memiliki status jelas yaitu tunangan.

Sedangkan Haechan sudah menangis saat Jeno pergi meninggalkannya, Haechan tak tau harus dengan cara apa agar Jeno kembali seperti dulu tanpa ia sadari Jeno masih seperti dulu hanya saja Jeno memberinya kesempatan untuk  menyadari semua kebodohannya agar tak salah menaruh hati untuk yang kedua kalinya.




~||~

Jen, mau aQ bantu gak... keknya itu sakit dah udh tegang gitu 🤭🤭🤭

MAMPIR KE BOOK BARU YAAAA!!!!! MAKASEHHHHH😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MAMPIR KE BOOK BARU YAAAA!!!!! MAKASEHHHHH😘

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang