" 31 "
Haechan, Jeno dan Dahyun sekarang berada di salah satu bioskop dekat kampus mereka guna ingin menonton bareng seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya.
"Oppa, aku ingin membeli pop corn dulu" izin Dahyun pada Jeno.
Jeno, yang tandinya fokus dengan gamenya seketika beralih pada Dahyun.
"Oppa ikut" ucap Jeno yang langsung berdiri dan menggenggam tangan Dahyun.
"Lalu Haechan Oppa bagaimana?" tanya Dahyun.
Haechan, yang sedari tadi diam pun menoleh ke arah Dahyun "aku tak apa menunggu di sini" ucap Haechan sambil tersenyum ke arah Dahyun.
"Kalau begitu Oppa mau rasa apa?"
Haechan, menggelengkan kepalanya "tak usah, aku sedang tak ingin makam pop corn" ucap Haechan yang langsung diangguki paham oleh Dahyun.
Setelahnya Jeno dan Dahyun pergi meninggalkan Haechan duduk sendirian di kursi tunggu di bioskop itu..
Ddrrrttt....
Haechan, merai ponselnya dan mengarakankan pada telinganya setelah menggeser ikon hijau.
"Hallo?"
.......
Haechan, terdiam bahkan dia merasa detak jantungnya ikut berhenti saat mendengar suara dari seberang sana, suara yang sangat ia kenal.
"Chan" panggil Jeno menepuk bahu Haechan yang masih mematung.
"Haechan kau tak apa" panggil Jeno sekali lagi namun masih tak ada respon dari Haechan.
Jeno, menoleh ke arah Dahyun yang berdiri di sampingnya "apa yang terjadi" tanya Jeno pada Dahyun yang sudah pasti tak tau apa yang terjadi pada Haechan.
"Haechan~aaa!"
Haechan menoleh ke arah Jeno dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Jeno~aaa, aku ingin pulang" ucap Haechan dengan mata yang tiba-tiba berkaca-kaca.
Jeno, yang melihat itu langsung memeluk Haechan dan mencoba menenangkan Haechan.
"Oppa, lebih baik Oppa bawa Haechan Oppa pulang" ucap Dahyun.
Dahyun, tau dengan apa yang di alami Haechan selama tiga bulan ini, karena Jeno selalu menceritakan apapun yang terjadi pada Mina yang mana Dahyun juga pasti tau.
"Maaf" ucap Jeno pada Dahyun.
Dahyun, mengangguk paham dan mengambil alih pop corn dari tangan Jeno yang sengaja Jeno belu untuk Haechan karena Jeno tau Haechan hanya pura-pura menolak.
"Tak apa Oppa, kita bisa nonton lain waktu" ucap Dahyun.
Setelahnya Jeno membawa pergi Haechan dari area bioskop untuk pulang.
• • • • •
Di sisi lain Jaemin, Renjun dan Mark duduk di salah satu cafe setelah perdebatan di belakang kampus beberapa menit lalu mereka memutuskan untuk memecahkan masalah dengan kepala dingin sambil duduk santai di cafe.
"Sekarang jelaskan apa yang terjadi selama aku tak masuk" ucap Jaemin memecahkan keheningan.
Renjun, menatap Mark sekilas sebelum kembali menunduk karena dia juga bingung bagaimana cara menjelaskan semua yang sudah terjadi.
"Aku memanfaatkannya untuk membuatmu berpisah dari Haechan" ucap Mark.
Jaemin, yang mendengar itu seketika mengepalkan tangannya seolah siap melayangkan pukulan pada Mark.
"Tahan emosimu Na, aku lakukan ini karena aku muak denganmu yang selalu menyakiti Haechan, aku menitipkan dan mempercayaimu untuk menjaga Haechan, tapi apa yang kau lakukan? kau selalu membuatnya menangis setelah kedatangan jalang sialan itu" jelas Mark sambil menunjuk ke arah Renjun.
"Dia bukan jalang, dia sa-"
"Sahabat? apa kau punya otak? jika punya coba gunakan sedikit otakmu itu untuk berpikir sahabat mana yang ingin di prioritaskan saat tau sahabatnya sudah memiliki tanggung jawab menjaga kekasihnya yang sudah menemaninya selama dua tahun?" Lanjut Mark yang benar-benar sudah muak dengan Jaemin yang selalu membela Renjun setiap Mark mencoba menasihatinya.
"Jangan kau pikir selama aku pergi aku tak tau apapun, aku tau semuanya Na, dan aku sengaja kembali untuk memberimu pelajaran karena Kak Derry tak bisa lakukan itu karena janjinya pada Haechan untuk tak melukaimu, sungguh kau orang paling bodoh yang pernah aku temui Jaemin~aaa... kau menyia-nyiakan Haechan hanya demi jalang sepertinya"
Jaemin dan Renjun hanya bisa diam seribu bahasa mendengar penjelasan Mark yang benar-benar menusuk.
"Sekarang bisa kau lihat bukan, jalang itu meninggalkanmu saat kau terkena masalah, dan masalah yang kau buat membuat orang yang selama ini tulus padamu menjadi trauma"
Jaemin, mengangkat wajahnya menatap Mark "apa yang kau maksud Haechan?" tanya Jaemin.
Mark, mengangguk "dia trauma setelah kau mencoba memperkosanya, sungguh malang bukan? dia yang selalu kau sakiti sekarang semakin sakit" ucap Mark.
Tanpa sepatah kata Jaemin beranjak dan pergi meninggalkan Mark dan Renjun.
"K-kak" panggil Renjun setelah kepergian Jaemin.
"Kita putus" ucap Mark yang langsung membuat Renjun melotot terkejut.
"K-kenapa? aku bisa jelaskan tentang ciuman itu"
Mark, tersenyum remeh "aku meminta putus bukan karena itu" ucap Mark.
"Lalu?"
Mark, menghela nafas berat sebelum melanjutkan ucapannya, "asal kau tau ya manis, aku menerima cinta mu hanya karena kasian tak ada yang perduli denganmu selama Jaemin di kurung orang tuanya, dan sekarang Jaemin sudah kembali jadi tugasku sudah selesai" ucap Mark membuat wajah Renjun memerah menahan amarah.
Plak!
"Aku gak yangka kakak sekejam itu"
Mark, mencengkeram dagu Renjun membuat Renjun sedikit mendongak kan wajahnya.
"Kalau aku kejam lalu sebutan apa yang pantas untuk orang sepertimu? orang yang dengan sengaja menghancurkan hubungan sahabatnya sendiri, dan asal kau tau aku tak sudi memiliki kekasih yang sudah tidur bersama orang lain" ucap Mark melepas cangkramannya dan pergi meninggalkan Renjun.
"AARRGGG!!!" teriak Renjun melupakan bahwa dirinya madih berada di area cafe.
"Kenapa... kenapa semua jadi begi hiks" isak Renjun "Haechan ini semua karenamu sialan Haechan sialan!" umpat Renjun pada Haechan yang sebenarnya tak tau salahnya apa.
~||~
Sakit palaku sama ini Book 🤧🤧🤧
aQ tadi udah bangun gaesss... udah benerin Book Girl or Boy juga... ehhh malah tidur lagi aQ nya wkwkwk... jadi telat Upnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END
Fanfiction"Sebenarnya pacar kamu aku apa dia sih?" "Jangan kayak anak kecil deh" "Buat apa sih kamu masih pertahanin cowo kek dia?" Entah Haechan yang terlalu bucin atau Jaemin yang tak paham apa itu cinta dan apakah keberadaan Jeno akan terlihat?. : : : :...