" 15 "

8.3K 980 69
                                    

" 15 "












Jaemin, tengah duduk di kantin dari falkutas ke dokteran menunggu kekasih mungilnya selesai kelas.

"Kak, Jaemin?" sapa seorang siswi dari falkutas itu.

Jaemin, yang lupa-lupa ingin dengan siswi itu hanya bisa mengerutkan dahinya bingung.

"Isshh! kakak pasti lupa, aku Somi dan kita satu JHS" ucap siswa itu.

"Aahh, aku ingat"

Mereka pun tertawa bersama tanpa menyadari kedatangan Haechan yang melihat mereka aneh.

"Kak" panggil Haechan menghentikan tawa Jaemin dan Somi.

Jaemin, menoleh dan langsung berdiri menarik tangan Haechan "Somi kenalkan dia ha-"

"Haechan" potong Somi dan di angguki oleh Jaemin.

"Aku kenal dengannya dan maaf kak aku harus pergi temanku sudah menunggu" lanjut Somi sebelum pergi meninggalkan Jaemin dan Haechan.

"Bagaimana kakak bisa kenal dia?" tanya Haechan.

"Dulu kita satu JHS, tadi aku juga sempat tak mengenalinya" ucap Jaemin.

Haechan, tak bertanya lagi dan memilih memesan makan siangnya.

"Chan" panggil Jaemin.

"Hhmm"

"Nanti pulang sama kakak ya"

Haechan, menghentikan acara makannya dan menatap Jaemin "kakak yakin?" tanya Haechan.

Jaemin, mengangguk sambil tersenyum ke arah Haechan "kakak kangen jalan bareng kamu" ucap Jaemin berhasil membuat jantung Haechan berdetak tak normal.

Meski sering di sakiti oleh Jaemin, rasa cinta Haechan pada Jaemin melebihi segalanya sehingga membuatnya benar-benar seperti orang bodoh yang akan melakukan apapun demi cinta.



• • • • •




Seperti yang di di rencanakan, Haechan menunggu Jaemin di depan gerbang kampus.

"Chan"

Yang di panggil menoleh "apa?" ucap Haechan sinis.

"Ngapain?"

"Nanem telor siapa tau tumbuh" ucap Haechan.

Jeno, tersenyum dan melangkah lebih dekat ke arah Haechan.

"Jangan dekat-dekat ntar pacarku cemburu" ucap Haechan.

"Dia mulu yang cemburu, kamunya kapan?"

Cup.

Jeno, kabur ninggalin Haechan yang terkejut karena tiba-tiba Jeno menciumnya.

Tin...

Tin...

Lamunan Haechan bubar  saat suara klakson montor menyadarkannya.

Haechan, berjalan mendekati Jaemin yang masih nangkrin di atas montornya.

"Kenapa ngelamun di situ?" tanya Jaemin sambil memberikan helm pada Haechan.

"Gak apa-apa kak" jawab Haechan yang sudah siap di belakang Jaemin.

Dan akhirnya mereka pun pergi entah kemana karena karena Jaemin tak memberi tahu mau membawa Haechan ke mana.

• • • • •


20:30pm

Haechan, yang baru pulang mulai membuka pagar rumahnya.

"Chan"

Yang di panggil mendongak dan mendapati Jeno dibatas balkon kamarnya Jeno sendiri.

"Baru pulang?"

"Gak! baru bangun tidur aku" jawab Haechan ketus.

"Oohh.... pantesan bau jigong"

Haechan, yang sedang sakit hati itu pun tak menghiraukan candaan Jeno dan memilih masuk kedalam rumah.

Cklek!

"Cerita sama aku"

Haechan, memegangi dadanya terkejut saat baru membuka pintu kamarnya Jeno sudah ada di atas ranjangnya.

"Keluar gak?"

"Gak"

"Jen, aku capek"

"Ya udah tidur"

"Jen, hiks..." tiba-tiba Haechan menangis tanpa sebab karena tak mungkin kan Haechan menangis cuma karena Jeno muncul di kamarnya tiba-tiba.

Seperti dugaan Jeno kalau ada yang gak beres dengan tetangganya ini.

Jeno, bangkit dari rebahannya dan meraih tubuh Haechan untuk di peluknya.

"Sssttt.... jangan buang-buang air matamu untun si breksek itu" ucap Jeno yang malah membuat Haechan semakin menangis.

"Salah ku apa Jen sampai-sampai kak Nana seperti itu" ucap Haechan.

Jeno, menggelengkan kepalanya sambil mengusap air mata Haechan menggunakan kedua ibu jarinya "kamu gak salah Chan, tapi goblok,peak,sintin- heheh kamu cantik"

Plak!

Haechan, memukul Jeno sambil tersenyum karena ucapan Jeno memang benar kalau dirinya itu begok, begok terlalu mencintai Jaemin yang selalu menyakitinya dan berakhir Jeno yang selalu menghiburnya.














~||~



Na, lu apain lagi anak ku Na....!!!?

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang