" 38 " {END}

14.5K 950 137
                                    

" 38 " {END}












20:58pm

Haechan, masih setia duduk pada bangkunya sambil memainkan game pada ponselnya dengan berharap Jeno datang menemuinya walaupun itu menjadi perutemu terakhir mereka, Haechan ikhlas asal semuanya masalah menjadi jelas.

"Haechan!"

Perhatian teralihkan saat namanya di panggil dan dia segera menoleh ke arah pintu.

"Je-"

Ucapannya terhenti saat melihat Jaemin yang berdiri di ambang pintu bukan Jeno orang yang dari siang ia harapkan datang menemuinya.

"Kakak sudah sampai" ucap Haechan Haechan.

"Maaf telat, tadi ada yang harus aku lakukan" ucap Jaemin sambil berjalan mendekati Haechan.

Haechan, mengangguk sambil tersenyum ke arah Jaemin "tak apa kak, yang penting sekarang kakak sudah di sini" ucap Haechan.

"Eehh... Iya aku menyuruh kakak ke sini karena ingin memberi sesuatu pada ka-"

Ucapan Haechan terhenti saat Jaemin meraih tangannya dan menarik Haechan ke depan "kakak juga punya sesuatu untukmu" ucap Jaemin.

                                          • • • • •

Sedangkan di sisi lain, Jeno mengendarai montornya seperti orang yang sudah hilang kewarasannya.

"Chan, aku mohon tunggu aku" gumam Jeno.

Cciitt...

Tanpa basa-basi Jeno langsung memarkirkan montornya dan berlari sekencang mungkin menuju kelasnya tanpa perduli dengan gelapnya lorong kampus karena hari menang sudah malam.

Brak!

"Haec-"

Langkah Jeno terhenti saat melihat Haechan dan Jaemin berciuman di depan matanya.

"Apa ini tang ingin kau bicarakan?" ucap Jeno.

Haechan, yang menyadari adanya Jeno segera mendorong Jaemin agar menjauh darinya.

"No, ini tak seperti yang kamu lihat"

"Seperti yang aku lihat juga tak apa, aku sadar diri kalau sampai kapanpun si breksek itu tak akan pernah tergantikan di hatimu" ucap Jeno mulai membalikan badannya

Sedangkan Haechan hanya bisa me gelengkan kepalanya sambil menangis karena dia juga bingung cara menjelaskan semuanya.

"Ahhh~ iya satu lagi" ucap Jeno menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Haechan "Semoga kau bahagia da terimakasih atas lukanya" lanjut Jeno langsung pergi dari sana.

"No, tunggu! JENO!!" teriak Haechan dan ingin mengejar Jeno tapi di tahan oleh Jaemin.

Plak!

"Aku membencimu kak, SANGAT MEMBENCIMU!"

Haechan, lari keluar kelas untuk mengejar Jeno deketan menampar Jaemin cukup keras.

Bukannya marah, Jaemin justru tersenyum licik sambil menatap kepergian Haechan "sesuai rencana" gumam Jaemin.

Flashback oN.

Setelah bertemu dengan Renjun dan Guanlin, Jaemin berencana menemui Haechan, namun langkahnya terhenti saat melihat Mark juga ada di sana dan lebih memilih mengikuti mereka secara diam-diam.

Ya, bisa si bilang Jaemin mendengar atau menguping obrolan Dahyun, Haechan dan Mark di cafe tanpa mereka sadari adanya Jaemin.

Bahkan saat Haechan pergi Jaemin masih mengikuti kemana Haechan pergi sampai akhirnya berasa di kampus.

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang