" 10 "
Haechan, yang merasa bosan karena harus duduk sendirian dengan ponsel mati mencari cara untuk bisa turun dari ranjang.
Cklek!
"Chan, mau ngapain kamu?" tanya Jeno yang baru sampai di ruangan Haechan di rawat.
"Bosen~" rengek Haechan dengan raut sedih.
"Dihh... biasa juga gak mau keluar kamar"
"Beda ya!"
Jeno, mengeluarkan cas ponsel dan beberapa baju Haechan dari dalam tasnya.
"Kamu gak beli cemilan?" tanya Haechan polos.
"Kita di rumasakit bukan hotel, ehhh atau jangan-jangan kamu ngode nih biar aku ajak ke hotel" goda Jeno.
"Untung tanganku lagi di infus kalau enggak udah mati kau" sarkas Haechan dan malah membuat Jeno tertawa.
Mereka terus mengobrol dan bercanda sampai tak menyadari adanya Jaemin yang berdiri di ambang pintu.
Ada sedikit rasa nyeri di dadanya saat melihat tawa lepas Haechan saat Jeno melontarkan godaan-godaan kecil pada Haechan.
Ada rada rindu saat Haechan bersamanya, tapi sekarang dia malu untuk memulainya.
"Ngapain di sini?" tanya Derry sambil menepuk bahu Jaemin, dan ucapan Derry membuat Jeno dan Haechan menoleh dan tatap Haechan pun bertemu dengan tatapan Jaemin.
"Kak, Nana?"
"H-hai"
Derry, mengajak Jaemin masuk dan mempersilahkan Jaemin duduk di tepi ranjang Haechan.
"Kakak, kenapa? Ini kenapa kak?" tanya Haechan dengan raut khawatir sambil memegangi wajah Jaemin yang penuh memar.
Jaemin, tersenyum lembut untuk pertama kalinya setelah satu tahun "tidak, ini tidak apa-apa" jawab Jaemin.
"Kakak bohong, aku lihat memar di mana-mana kakak bilang tidak apa-apa" ucap Haechan mulai terisak karena tak tega melihat kekasih tampannya terluka.
Jeno, yang melihat perubahan Haechan saat bersama Jaemin merasakan perih di uluh hatinya.
"Mau ngopi?" tanya Derry sambil meraih bahu Jeno.
Jeno, yang paham akan ajakan Derry pun mengiyakan dan mereka akhirnya mereka pergi meninggalkan Jaemin dan Haechan.
Setelsh kepergian Jeno dan Derry, tiba-tiba suasana menjadi canggung.
"Kak" panggil Haechan.
Jaemin, mengangkat wajahnya dan menatap Haechan yang juga menatapnya.
"Aku ingin kita put-"
Cup.
Jaemin, menghentikan ucapan Haechan dengan cara mencium bibir Haechan.
"Jangan pernah katakan itu, karena aku sangat mencintaimu, aku tak mau ke hilanganmu" ucap Jaemin sebelum kembali mencium Haechan.
Haechan, hanya terdiam saat Jaemin mulai melumat bibir merahnya.
Dddrrr....
Ddrrr....
Jaemin, mengakhiri ciumannya dan meraih ponsel di sakunya.
"Kak" panggil Haechan saat Jaemin ingin mengangkat panggilan.
"Hhhhmmm?"
Jaemin, menatap Haechan dengan wajah sedihnya "ada apa?" tanya Jaemin sambil mengusap pipi Haechan.
"Bisakah kita seperti dulu lagi?"
Pertanyaan itu membuat Jaemin terdiam dengan segala pikiran yang muncul di kepalanya.
"Kak"
"Chan~aaa... kakak janji akan seperti dulu lagi, maaf jika selama ini membuatmu sakit" ucap Jaemin yang membuat Haechan reflek memeluknya.
"Makasih kak" ucap Haechan.
Jaemin, kembali duduk di tepi ranjang Haechan sambil mengupas buah untuk Haechan.
"Maaf karna menungguku kamu jadi sakit begini, AAA~" ucap Jaemin sambil menyuapi Haechan.
Ddrrtt....
Ddrrtt....
Lagi-lagi ponsel Jaemin begetar dan membuat Jaemin mengalihkan perhatiannya pada ponselnya.
"Hallo?"
"KAKAK!!"
"Renjun, ada apa?"
Mendengar nama Renjun, Haechan yang tadinya tersenyum bahagia akhirnya bisa berduaan dengan Jaemin setelah sekian lama tak di anggap.
"Kakak, tolong Njun"
"Ada apa? kenapa kamu panik begitu?"
"Hiks... kakak Hiks..."
Jaemin, semakin bingung setelah mendengar Renjun menangis di seberang sana.
Sedangkan Haechan yang melibat Jaemin panik mencoba merai tangan Jaemin.
"Ada apa?" tanya Haechan tanpa suara dan Jaemin menggelengkan kepalanya.
"Kakak, bisa ke sini?"
"Tapi Njun, kakak sedang di rum-"
"Hiks... ya udah kak... memang Njun bukan siapa-siapa kakak di banding Haechan"
Renjun, mematikan sambungan secara sepihak setelahnya, membuar Jaemin ke bingungan.
"Chan~aaa"
"Hhmmm"
"Uummm... bolehkah aku pergi sebentar? sepertinya Renjun sedang membutuhkan aku, aku janji nanti aku akan kembali" ucap Jaemin dan Haechan mengangguk sebelum akhirnya Jaemin benar-benar pergi meninggalkannya.
"Aku juga membutuhkanmu kak" batin Haechan sambil menunduk dan air matanya mulai menetes setelah kepergian Jaemin yang padahal baru beberapa jam lalu berjanji tak akan meninggalkannya.
~||~
Udah sama Jenong aja Chan..... ahh Gemes juga aQ lama" 🤧🤧
Annyeong!!!!
aQ buat Book baru dan itu oneshot, tapi aQ gak Up setiap hari, aQ Up setiap hari Sabtu malam mungkin sekitar jam 7 an di mulai malam ini.
Dan maaf hari ini aQ gak Up Book lainnya selain Book ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END
Fanfiction"Sebenarnya pacar kamu aku apa dia sih?" "Jangan kayak anak kecil deh" "Buat apa sih kamu masih pertahanin cowo kek dia?" Entah Haechan yang terlalu bucin atau Jaemin yang tak paham apa itu cinta dan apakah keberadaan Jeno akan terlihat?. : : : :...