" 35 "

7.7K 787 58
                                    

" 35 "











AARRRGGGG!!!!!

Teriak Jeno sambil membuang semua benda yang ada di dekatnya.

"Kenapa...Kenapa Haechan~aaaa!!! hiks... kenapa kamu tak bisa melihat ke arah ku sedikit pun Chan~aaa kenapa!?"

Tubuh Jeno terperosot ke lantai dengan air mata yang sudah membasahi wajah tampannya.

Hatinya benar-benar hancur sekarang dan ingin menyerah untuk mencintai Haechan.

Jeno, bangkit dari duduknya dan langsung menyambar jaket dan kunci montornya lalu melangkah keluar kamarnya dengan menghapus sisa air matanya dengan kasar.

"Jen, mau kemana?"

"Jeno mau keluar sebentar eomma" jawab Jeno langsung berlari keluar rumah.

Jeno, melihat Haechan dan Derry sedang duduk di teras umrah mereka dan merusaha tak perduli.

"Jen, kemana?" teriak Derry.

"Kencan Kak" balas Jeno.

Derry, mengerutkan dahinya bingung "sejak kapan itu boca punya pacar?" gumam Derry yang kembali duduk.

Sedangkan Haechan hanya diam fokus pada ponselnya meski dia merasakan nyeri di dadanya saat mendengar Jeno berkata akan kencan.

• • • • •

Keesokan harinya Haechan berangkat ke kampus dengan di jemput oleh Jaemin.

Entah bagaimana bisa mereka kembali dekat secepat itu terutama Haechan yang dengan mudah bisa kembali percaya pada Jaemin.

"Kakak udah nunggu lam-"

Ucapan Haechan terhenti saat gerbang rumah Jeno terbuka dan Jeno keluar dari perkarangan rumahnya.

Jeno, tampak tak perduli dengan keberadaan Haechan dan Jaemin yang melihat ke arahnya.

"Chan"

"A-ahh iya kak ayo berangkat" ucap Haechan langsung menaiki jok belakan montor Jaemin, dan merekapun berangkat ke kampus bersama.

Sesampainya di kampus seperti biasa, Jaemin akan mengantar Haechan lebih dulu dan ia akan pergi menuju falkutasnya sendiri.

"Haechan!"

Langkah haechan terhenti saat seseorang memanggilnya sebelum ia membalikkan badannya.

"R-Renjun?" terkejut Haechan saat melihat Renjun menemuinya dan lebih terkejut lagi saat melihat Guanlin di sebelah Renjun.

Renju, tersenyum dan melangkah mendekati Haechan dengan Guanlin yang tetap berada di sebelahnya.

"Jangan takut, aku menemuimu hanya ingin meminta maaf" ucap Renjun "dan ini aku kembalikan padamu" lanjut Renjun sambil memberika bag berwarna coklat pada Haechan.

Dengan rasa bingung dan ragu Haechan menerima bag yang di berikan Renjun.

"Itu dari kak Jaemin, maaf aku sempat menyembunyikannya karena aku cemburu padamu, dan maaf selama ini aku sudah merebut kekasihmu" ucap Renjun.

Haechan, hanya terdiam mendengar penjelasan dari Renjun yang mulai menceritakan semuanya pada Haechan.

"Aku memaafkanmu" ucap Haechan yang langsung memeluk Renjun.

"Maaf karena aku, kamu harus berkorban seperti ini" ucap Haechan di sela-sela isaknya.

Selang beberapa menit, mereka saling menatap dan menghapus bekas air mata mereka masing-masing.

"Bisakah, kita berteman?" tanya Renjun yang langsung di angguki oleh Haechan yang memang dasarnya orang terlampau baik.

"Tentu" ucap Haechan dan mereka tertawa bersama sambil kembali berpelukan.

"Tunggu" ucap Haechan sambil melepas pelukannya, "siapa dia?" tanya Haechan sambil menunjuk ke arah Guanlin.

"Dia kekasihku" ucap Renjun malu-malu.

Guanlin, mengulurkan tangannya pada Haechan "Guanlin" ucapnya memperkenalkan diri.

Haechan, tersenyum ramah dan meraih uluran tangan Guanlin "Haechan" ucap Haechan.

"Eehheemm... Eehheemm... Eeehheemmm!!" dehem Renjun saat melihat tangan Haechan dan Guanlin tak kunjung terlepas.

"Lucu"

"Siapa?"

"Haechan ehhh bukan maksudku kamu" ucap Guanlin panik karena salah sebut orang dan itu berhasil membuat Renjun ngambek yang mana Renjun langsung melipat tangannya di depan dada dan membalikkan badanya lalu pergi.

"Mampus gak dapet jatah malam ini" gumam Guanlin "ehh Chan aku pergi dulu ya bye" ucap Guanlin lalu pergi mengejar rubah kecilnya yang sudah lebih dulu pergi.

Helaan nafas berat keluar dari bibir Haechan, "Semoga kalian bahagia" ucap Haechan sambil memeluk bag coklat yang di berikan Renjun yang ternyata berisi boneka bear berukuran sedang.

Haechan, mulai kembali melangkah menuju kelasnya sebelum akhirnya langkahnya lagi-lagi terhenti saat melihat Dahyun berdiri di depan kelasnya.

"Dahyun" panggil Haechan sambil berjalan mendekat ke arah Dahyun dan berlagak seolah tak terjadi apapun.

"Haechan Oppa"

"Uumm, cari Jeno ya? kenapa gak masuk" ucap Haechan.

Sedangkan Dahyun menggelengkan kepalanya, "bukan" ucap Dahyun membuat Haechan mengerutkan dahinya bingung.

"Lalu?"

"Aku menunggu Oppa, ada yang harus aku jelaskan pada Oppa" ucap Dahyun sambil menatap Haechan.

Dan sepertinya Haechan paham apa yang akan Dahyun katakan padanya, pasti soal pernyataan cinta Jeno kemarin.

"Tak perlu, aku ihklak kok, Jeno berhak bahagia dengan pilihannya dan sepertinya kamu orang yang tepat untuk Jeno" ucap Haechan.

Dan lagi-lagi Dahyun menggelengkan kepalanya "Bukan seperti itu oppa" ucap Dahyun.

Haechan, melangkah lebih dekat dengan Dahyun dan menepuk bahunya "Jangan membohongi diri sendiri kalau tak mau menyesal seperti ku" ucap Haechan.

"Tap-"

"HAECHAN!"

Ucapan Dahyun terhenti saat tiba-tiba seseorang memanggil Haechan.

"Oppa?"

"Dahyun, kenapa di sini?"

"Kalian saling kenal?" tanya Haechan pada Dahyun dan Mark yang mengangguk secara bersamaan.






                                                     ~||~

Nungguin aQ Up gak..???

Hehehe maaf Semalem gak sempat ngetik jadi ini ngetik dadakan 🥺🙏🙏

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang