" 13 "
Jaemin, terbangun saat hari sudah gelap dan melihat Renjun yang masih tertidur di pelukannya.
"Jam berapa ini?" tanya Jaemin entak pada siapa.
Jaemin, terdiam sesaat mengumpulkan nyawanya yang sebelum bergerak perlahan meletakkan kepala Renjun ke atas bantal.
Ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya dan kembali keluar.
"Aahh... masih jam 23:30pm" gumam Jaemin "tunggu! 23:30? Haechan" gumam Jaemin lagi teringat akan Haechan.
Jaemin, merogoh semua saku yang ada pada celananya tapi ia tak menemukan ponselnya.
"Aaiisshh!" gerutu Jaemin sambil menepuk jidatnya sendiri teringat jika ponselnya tertinggal di rumasakit.
Dengan malas Jaemin bangkit dan berjalan keluar kamar menuju garasi mengambil montor dan melaju ke rumasakit dan tanpa Jaemin sadari Renjun sudah terbangun dan melihatnya pergi dari atas balkon kamar.
• • • • •
Jisung, berjalan sambil mengedarkan pandangannya di kegelapan mencari keberadaan Jeno.
"Yakkk! apa yang kau lalukan"
"Maaf... maaf... aku tak sengaja"
"Enak saja kau bilang maaf, sini kau"
Bugh!
Satu pukulan cukup keras berhasil membuat sudut bibir robek dan mengeluarkan cairan merah pekat.
"AKU BILANG GAK SENGAJA YA GAK SEBGAJA!"
Bugh!
Jisung, memicingkan matanya sebelum terbuka lebar karena terkejut dengan apa yang ia lihat.
"ASTAGA JENO!" teriak Jisung berlari ke seberang jalan melerai emosi Jeno yang sedang menghajar seorang preman yang tak sengaja Jeno tabrak karena tak fokus saat berjalan.
"Lepasin aku Ji, aku harus memberi pelajaran pada orang ini" ucap Jeno memberontak saat Jisung mencoba menariknya agar tak memukuli preman itu lagi.
"Jen, sadar itu bukan Jaemin"
Seketika, Jeno berhenti dan melihat ke arah Jisung "bukan Jaemin?" tanya Jeno dan Jisung menggelengkan kepalanya.
Jeno, melihat ke arah preman yang sudah tergeletak tak berdaya di tanah dan kembali melihat Jisung.
"aaaahahahaha.... iya dia bukan Jaemin hahahaha.... bukan Jaemin hahaha" tawa Jeno sambil berjalan sempoyongan meninggalkan Jisung.
Brugh!
Jisung, menghela nafas berat sebelum melangkah mendekati Jeno.
"Tadi Haechan sekarang Jeno, lama-lama jadi kuli panggul manusia pingsan aku" gerutu Jisung sambil berusaha mengangkat tubuh Jeno.
Sedangkan di apartemen Jisung, Haechan mulai merasa ngantuk karena pengaruh obat yang ia minum.
"Chan~aaa, kalau mau istirahat di kamar" ucap Chenle.
Haechan, menggeleng sambil tersenyum "tak apa "Chenle~aaa... aku mau menunggu Jeno" ucap Haechan.
Dan tak lama pintu apartemen terbuka dan memperlihatkan Jeno di gendongan Jisung.
"Apa yang terjadi?" tanya Haechan.
"Dia mabok" jawab Jisung sambil menurunkan badan Jeno di atas sofa.
Chenle, yang sudah mendapat pesan dari Jisung sebelumnya segera mengambil baskom dan handuk kecil untuk mengelap tubuh Jeno.
"Chan~aaa" panggil Chenle sambil menyodorkan baskom itu.
Dengan senang hati Haechan menerima baskom itu dan mulai mengelap wajah Jeno yang sedikit memar karena berkelahi dengan preman jalanan tadi.
"Ini yang sakit siapa sih sebernya" tanya Jisung pada Chenle yang mana malah mendapatkan cubitan di perutnya.
"Kok akunya di cubit Beb"
"Kurang?" tanya Chenle yang langsung mendapat gelengan dari Jisung.
• • • • •
Jaemin, sampai di rumasakit dan langsung berlari ke ruangan Haechan.
Brak!
Jaemin, terdiam melihat ruangan itu kosong dan tanpa pikir panjang dia masuk kedalam ruangan itu dan mulai mencari ponselnya.
Ya, Jaemin datang bukan untuk Haechan tapi karena ponselnya, tadinya ingin menjenguk Haechan tetapi karena ia tak menemukan ponselnya Jaemin lebih memilih mencari ponselnya terlebih dulu.
"Jatuh di mana sih" gerutu Jaemin sambil terus mencari ponselnya di ruangan itu.
"Maaf ada yang bisa saya bantu?"
Jaemin, menghentikan aktifitasnya dan berdiri menatap suster yang ada di depannya.
"Uumm... apa pasien di ruangan ini sudah pulang?" tanya Jaemin basa-basi.
"Setau saya belum, mungkin dia sedang jalan-jalan di luar"
Mendengar itu Jaemin mengerutkan dahinya bingung karena hari sudah larut jadi tak mungkin Haechan masih ada di luar.
"Ahh... Terimakasih" ucap Jaemin.
Dan suster itu membereskan beberapa barang yang ada di ruangan sebelum akhirnya pergi dari ruangan itu.
Jaemin, yang masih bingung dengan ucapan suster tiba-tiba di kejutkan dengan bercak darah dan selang infus di atas ranjang Haechan.
"Kenapa suster itu tak menyadari ini, dasar rumasakit payah" gumam Jaemin yang langsung berlari keluar ruangan.
~||~
aQ bingung sama kelakuan Jaemin 🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END
Fanfiction"Sebenarnya pacar kamu aku apa dia sih?" "Jangan kayak anak kecil deh" "Buat apa sih kamu masih pertahanin cowo kek dia?" Entah Haechan yang terlalu bucin atau Jaemin yang tak paham apa itu cinta dan apakah keberadaan Jeno akan terlihat?. : : : :...