" 7 "
Setelah kejadian absurd di kamar Haechan, kini Jeno dan Derry sedang duduk di teras rumah Derry sambil memainkan gitar milik Jeno yang memang di tinggal di rumah Derry.
"Jen"
"Hhmmm"
"Ambil minum lagi dong"
"Ambil sendiri"
"Nglawan ya sama orang tua"
Jeno, memutar bola matanya malas dan berdiri untuk mengambil minum karena dia tak mau dengerin omelan Derry.
Lalu kemana Haechan?, Haechan sedang memperlurus hubungannya dengan Jaemin.
Haechan, pergi ke cafe yang sering ia datangi dengan Jaemin satu tahun lalu di awal mereka menjalin hubungan.
Bukan, Haechan gak datang sendirian tapi di antar Jeno dan Jeno kembali pulang karena tak mau mengganggu pertemuan Haechan dan Jaemin.
Flashback oN.
"Kak ini gak seperti yang kakak pikirkan" panik Haechan melihat tatap Derry.
"Seperti yang kakak pikirkan juga gak apa-apa dek, tapi kakak gak terima kalau kamu jadi TOP" ucap Derry yang malah ngelantur tak tau kemana.
"Hah?!"
"Iya, kalau kamu pihak bawahnya Jeno, kakak rela" lanjut Derry.
Haechan, yang baru sadar arah pembicaraan Derry, seketika wajahnya memerah dan berdiri "PUNYA KAKAK BEGOK SIA!!" teriak Haechan lalu pergi menuju kamar meninggalkan Jeno dan Derry di ruang tengah.
"Apa?" tanya Jeno pada Derry yang menatapnya sambil senyum-senyum.
Tak selang berapa lama, Haechan kembali keluar dengan pakaian yang sudah rapi.
"Mau kemana dek?"
"Open B.O dan lagi ada orderan" ucap Haechan dengan nada ketus karena masih ngambek sama kakaknya.
"Weiihhh adek ku keren" ucap Derry sambil tepuk tangan.
"Punya abang satu begok si Haechan ini" gumam Jeno mulai beranjak dan mengejar Haechan keluar rumah.
Jeno, sedikit berlari agar bisa menyamakan langkahnya dengan Haechan yang sudah lebih dulu berjalan.
"Chan~aaa" panggil Jeno sambil bersih tangan Haechan.
Haechan, berhenti dan membalikkan badannya menghadap Jeno "hhmmm"
"Aku antar ya"
"Tak usah"
"Gak ada penolakan ini udah jam 21:30pm" ucap Jeno yang kembali masuk kedalam rumah untuk meminjam kunci montor Derry.
Setelah mendapatkan kunci montor dari Derry, Jeno kembali menadatangi Haechan dan mereka pun berangkat ke cafe yang sudah di tentukan Haechan dan Jaemin untuk bertemu.
"Aku pulang, kalau udah selesai telefon aku Okay" ucap Jeno saat mereka sampai di tempat tujuan.
"Uummm" jawab Haechan sambil mengangguk pada Jeno dan memberikan helm yang iya kenakan pada Jeno.
"Sana masuk, ingat kalau ada apa-apa telfon aku" ucap Jeno sambil mengacak poni Haechan.
Haechan, masuk kedalam cafe dan Jeno menyalakan montornya dam pergi untuk pulang.
Flashback Off.
"Kak, jam berapa sekarang?" tanya Jeno sambil terus memainkan gitar sedangkan Derry fokus pada ponselnya.
"00:30pm" jawab Derry singkat.
Jeno, yang mendengar itu menghentikan petikan senar dari gitar itu dan meraih ponselnya.
"Kenapa Haechan belom menelfon?" batin Jeno yang mulai khawatir karena hari sudah larut malam.
Jeno, meletakkan gitarnya dan menyimpan kembali ponselnya, "Kak, pinjem montormu lagi ya" ucap Jeno yang langsung menyambar kunci montor yang ada di atas meja dan langsung pergi begitu saja.
Sesampainya di cafe di mana dia menurunkan Haechan tadi, kekhawatiran Jeno semakin menjadi setelah melihat cafe itu tutup.
Jeno, meraih ponselnya dan menghubungi Haechan dan sialnya panggil itu operator lah yang menjawab.
Jeno, kembali menyalakan montornya dan memutar arah menuju rumah Jaemin dengan berharap Haechan di sana.
~||~
Saoloh geret aQ ngetiknya 😣
KAMU SEDANG MEMBACA
"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END
Fanfiction"Sebenarnya pacar kamu aku apa dia sih?" "Jangan kayak anak kecil deh" "Buat apa sih kamu masih pertahanin cowo kek dia?" Entah Haechan yang terlalu bucin atau Jaemin yang tak paham apa itu cinta dan apakah keberadaan Jeno akan terlihat?. : : : :...