" 26 "

7.9K 872 158
                                    

                                                    " 26 "









Haechan, terbangun saat matahari sudah bersinar cerah di langit yang artinya hari sudah berganti dan dia harus memulai hari barunya.

Tok!

Tok!

"Dek, kamu udah bangun?" teriak Derry luar kamar Haechan.

"Aku udah bangun Kak"

Mendengar teriakan Haechan dari dalam membuat Derry tersenyum "Cepat mandi sana kakak sudah bikin sarapan" ucap Derry masih dengan cara berteriak dari luar kamar.

"Uummm" balas Haechan yang langsung beranjak menuju kamar mandi.

Saat di kamar mandi Haechan terdiam melihat jaket Jeno yang ada di ranjang baju kotornya, dan sesaat kemudian senyumnya mengembang mengingat kejadian kemarin.

Selang berapa menit, Haechan telah selesai dengan acara mandinya dan turun ke lantai bawah menghampiri kakaknya dengan pakaian yang sudah rapi.

"Pagi kak" ucap Haechan.

Derry, hanya tersenyum ke arah Haechan dan langsung menyiapkan sarapan untuk Haechan.

"Maafin kakak ya" ucap Derry tiba-tiba membuat Haechan bingung menatap ke arahnya.

"Uummm?"

"Maaf, kakak belum bisa jagain kamu dengan baik dan malah Jeno yang sel-"

"Kakak ngomong apa sih? aku gak suka ya suasana melow-melow begini, aku suka kakak yang biasa aja" ucap Haechan memotong ucapan Derry yang merasa bersalah karena kejadian kemarin berhasil membuatnya sadar kalau dia tak becus menjaga adiknya yang terus-terusan tersakiti.

Dan karena itu Derry berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih menjaga Haechan mulai saat ini.

Plak!

"Hhmmm... dasar adik kampret, aku sudah belajar mati-matian untuk serius malah di rusak gitu aja" ucap Derry setelah ngegeplak kepala adiknya.

Yah! baru aja bilang mau ngejagain dan berubah, tapi udah balik lagi ke Derry yang kampret.

Haechan, hanya tertawa melihat kakaknya yang kesal karena sekenarionya gagal.

"Kamu gak ke kampus hari ini?" tanya Derry.

"Kelas siang kak, ehhh iya kak" Haechan menggantung ucapannya dan menatap Derry yang juga menatapnya.

"Jeno kemarin cerita apa ke kakak?" lanjut Haechan.

Derry, menggelengkan kepalanya "gak cerita apa-apa tuh, dia hanya mengantarmu pulang lalu pergi" ucap Derry.

Haechan, mengangguk paham dan entah kenapa dia merasa kecewa karena biasanya Jeno akan heboh kalau dirinya kehujanan tapi sekarang Jeno malah tak terlihat setelah mengantarkannya semalam, namun Haechan juga bernafas lega karena Jeno tak menceritakan soal Jaemin yang mungkin sekarang akan tinggal jasat kalau kakaknya  tau yang sebenarnya.

"Kakak ingin kamu sadar dengan sendirinya dek" batin Derry sambil melirik ke arah Haechan yang sepertinya dia tau apa yang ada di pikiran Haechan, Derry sengaja bohong kalau Jeno tak berbicara apa-apa karena dia tau adeknya pasti khawatir soal Jaemin karena ancamannya waktu itu.

Brak!

"KAK DERRY!!!"

Suasana yang tadinya melow tiba-tiba menjadi rusuh karena kedatangan Jeno yang sangat tidak santai.

"Kau ke napa?"

"Aku...aku..."

"Sayang!"

Tiga pasang mata yang ada di rumah Derry melihat ke arah pintu di mana ada bencong berdiri di ambang pintu.

"Kkyyaaa!!! aku di kejar itu bencong" teriak Jeno sekali lagi dan langsung bersembunyi di belakang Derry.

"Yak... Yak... Lee Jeno, kenapa kau undang Mahkluk seperti ini ke rumahku" ucap Derry sambil was-was karena bencong itu mulai berjalan masuk.

Haechan, yang sedari tadi hanya diam mulai bertindak beranjak mendekati bencong itu.

"Kenapa mas" tanya bencong itu melihat Haechan yang berjalan mendekatinya.

"PERGI DARI RUMAH KU!!" teriak Haechan dengan volume penuh tepat di depan bencong itu yang mana membuat bencong itu langsung lari keluar rumah dan Haechan segera menutup pintunya.

"Ber-" Haechan, terdiam bingung saat membalikan badannya dan tak menemukan kakaknya dan Jeno.

• • • • •


Sedangkan di sisi lain, Jaemin dan Renjun yang telah menghabiskan malam dengan bercinta, kini mereka baru terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul 11:30 siang.

"Gghhh!" Renjun menggerakkan tubuhnya yang terasa remuk di tambah lengan Jaemin yang masih setia melingkar di pinggang rampingnya.

"Jangan bergerak kalau sakit" ucap Jaemin dengan mata yang masih terpejam.

"Ini semua gara-gara kakak ya" kesal Renjun.

"Jangan salahkan aku, salahkan dirimu sendiri yang terlalu nikmat sehingga membuatku tak ingin berhenti" ucap Jaemin sambil meraih tubuh bugil Renjun agar lebih dekat lagi.

Renjun, yang mendengar itu memutar tubuhnya menghadap Jaemin.

"Apakah Haechan memberi kenikmatan yang sama?" tanya Renjun.

Mendengar nama Haechan, Jaemin membuka matanya dan menatap Renjun "aku belum pernah melakukannya dengan Haechan" ucap Jaemin membuat Renjun sedikit terkejut.

"B-bagaimana bisa?"

"Kenapa tidak? bukankah itu bagus karena aku melakukan sex pertamaku denganmu?"

Renjun, terdiam sesaat sebelum senyumnya mengembang "jadi semalam sama-sama sex pertama kita" ucap Renjun dan Jaemin mengangguk.

"Iya, semalam sex pertama kita dan sekarang aku menginginkan yang kedua" ucap Jaemin langsung menyerang leher Renjun melupakan kalau status mereka masih dalam kata Sahabat.







                                                     ~||~


Hari ini aQ gak Up Book lain selain Book "Priority" jadi jangan nungguin ya 🤣🤣 (pd banget ya aQ) .

Tapi kalau kalian butuh bacaan aQ bisa double Up tp gak tau Up yg ke dua jam berapa.

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang